02

1 1 0
                                    

"Bu Wulan pak Winandra manggil ibu, ibu di perintahkan ke ruangannya."

"Iya nanti saya kesana makasih ya Lina." Aku buru-buru mengetik laporan yang tinggal 3 kalimat itu.

"Akhirnya selesai." Aku pun bergegas ke ruangan bos ku pak Winandra setelah menyimpan file laporan yang aku ketik.

Aku mengetuk pintu ruangannya sampai terdengar suara yang mempersilahkan masuk dengan pelan aku masuk ke dalam ruangan. Disana terlihat dia sedang memeriksa dokumen-dokumen penting.

Winandra ini adalah kakaknya Resa, aku bisa menjadi kekasihnya Resa karena di kantor inilah pertemuan pertama kami. "Silahkan duduk Wulan."

"Baik pak." Aku duduk di kursi hadapannya. Dia langsung saja mengalihkan atensi dari dokumen kepadaku dan menyingkirkan berkas tersebut.

"Gimana kabar kamu Wulan?" Tanyanya dengan senyuman tipis. Aku mengangguk lalu membalas.

"Baik pak," Dia kemudian menunduk, aku melihat tatapan sendu di matanya.

"Kalau Resa gimana?"

"Dia kemarin banyak tertawa pak, tapi saya kemarin nggak ketemu dokter dan saya juga buru-buru pulang jadi saya nggak sempat tanya-tanya kondisi Resa." Jelasku. Winandra menghela nafas kasar sambil mengusap kedua tangannya.

"Saya terima kasih sekali sama kamu Wulan, kamu mau menemani Resa di kondisi senang maunpun buruknya dia. "

"Enggak pak jangan berterimakasih, saya itu pacarnya Resa itu sudah kewajiban saya sebagai pacarnya selalu ada di sisi Resa."

"Sekalipun dia meninggalkan kamu?"

Pertanyaan itu membuat aku membeku. Winandra benar, harusnya aku juga memikirkannya. Resa itu kanker otak stadium 4. Aku tak pernah berpikir bahwa suatu saat nanti Resa mulai menyerah dengan kondisinya.

"S-saya nggak tau." Jawabku lirih.

Winandra tersenyum kecil seakan meyakinkanku bahwa mungkin akan ada keajaiban dari Tuhan untuk kesembuhan Resa. "Bila tiba waktunya dia pergi, tolong ya kamu ikhlaskan jangan bebankan kepergiannya dengan tangisan. Saya mau meeting dulu kamu bisa kembali bekerja ya." Ucap Winandra lalu bangkit dari kursi sambil menepuk bahu ku.

Setelah kepergian Winandra dari ruang, disitu tangisan ku pecah. Aku menangis sejadi-jadinya, aku belum siap untuk kehilangannya kehilangan orang yang selalu menemani 2 tahun terakhir ku.

Dia lelaki yang membuat aku merasa jadi lebih dicintai dan dihargai. Aku mengetahui bahwa Resa mengudap kanker otak saat anniversary 6 bulan hubungan kami, saat itu masih stadium 3 tapi ternyata perkembangannya cepat dan setahun terakhir ini menjadi stadium 4 dia harus dirawat karena imun tubuhnya mulai kurang.

"Maafin aku Res, aku mah egois sekali ini aja tolong bertahan."




















Winandra Gunawan

Winandra Gunawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gata[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang