Chapter 10.

8.9K 910 19
                                    

"Lawan rasa takut mu!! Jadikan ia teman, karena bisa saja rasa takut itu yang akan membawa mu menuju awal kesuksesan di masa depan."
~HaNa_Nad

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

Dokter Ken tiba beberapa saat yang lalu, kini dia berada di kamar baby blue bersama Aufa dan mommy Risha.

Sedari awal sampai berakhirnya terapi mommy Risha setia berada di samping Aufa.

"Bagaimana Ken?" tanya mommy Risha pada dokter Ken yang sedang merapikan alat-alat nya.

"Sudah ada kemajuan cukup baik. Dia mulai bisa mengontrol rasa takutnya dan mulai terbiasa dengan hal-hal yang aku paparkan. Terus ajak dia untuk berpikir positif, tenang, dan lakukan relaksasi!" jelas dokter Ken.

Mommy Risha mengangguk mendengar penjelasan itu.

Mereka terus berbicara membahas topik yang sama. Mengabaikan Aufa yang kini sibuk dengan dunianya.

"Hahaha.." gelak tawa Aufa terdengar begitu bahagia membuat dua orang dewasa itu memfokuskan atensi nya pada bocah nakal itu.

"Kau takut?" tanya mommy Risha pada Ken yang tak bergerak sedikit pun setelah melihat Aufa.

"Ti-tidak," jawab Ken, berusaha mengontrol suaranya.

"Benarkah?" canda mommy Risha.

Selain menjadi dokter spesialis terapi untuk Aufa, Ken juga merupakan sahabat daddy Rezvan dan Cemal saat masa Senior High School.

Satu tahun terakhir ini Aufa rutin menjalani terapi untuk kesembuhan phobia nya terhadap darah.

Jika tahun-tahun sebelumnya Aufa selalu menolak dan berujung takut sendiri saat melihat arwah berlumur darah, maka tahun kemarin daddy Rezvan, abang serta mommy Risha memaksanya, mau tak mau Aufa menurutinya.

"Ya," balas Ken.

"Haha.. kau baru melihatnya tertawa, Ken. Lalu bagaimana dengan kami? Kami bahkan menjadi korban ke usilan nya bersama temannya itu," terang mommy Risha sambil melihat Aufa yang tampak sedang berbisik dengan temannya.

"Tapi serukan?" tanya Ken.

"Iya, seru. Kau mau mencobanya?" tanya mommy Risha pada sahabat suaminya itu.

"Ah.. tidak per-."

Pluk..

Belum selesai Ken bicara. Dia merasakan seseorang seperti memukul lengannya dan menarik ujung jas nya.

Ken tersenyum, senyum yang seperti dipaksakan sambil menatap mommy Risha, genggaman tangan pada tasnya pun menguat.

"Aku pulang dulu Sha, Aufa Om pulang," ucap Ken dengan tergesa-gesa dia melangkah ke luar dari kamar Aufa.

"Hihi.."

Cekikikan lucu terdengar dari bocah nakal itu, dengan penuh semangat dia melakukan high five bersama temannya.

Indigo Or Psychopath Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang