Chapter 26.

5.5K 690 24
                                    

__👑__👑__👑__
Happy Reading!

"Nanti Abang tanyakan sama teman Abang," ujar Afif tangannya sibuk mengancing lengan kemejanya.

"Eum.." Aufa yang duduk di atas tempat tidur Afif mengangguk setelah mendengarnya.

"Bang Ares?"

Afif menoleh saat mendengar sang adik memanggilnya, "Kenapa, hm?"

"Adek boleh ikut ke rumah sakit gak?" tanya Aufa lalu menunduk memainkan jari-jari tangannya.

Afif mendekat, mengelus surai cokelat tua si bungsu, "Tapi Abang disana kerja, baby. Abang gak bisa jagain, baby. Nanti baby disana gimana, hm?"

"Adek bisa jaga diri Adek sendiri," gumam Aufa tak berani menatap sang abang yang berdiri di depannya.

"Kita tanya Mommy dulu ya?!" pinta Afif seraya mengangkat tubuh kecil berbalut piyama Doraemon itu ke dalam gendongan koalanya.

Aufa mengangguk dalam gendongan sang abang. Hari ini adalah hari minggu wajar jika Aufa masih menggunakan baju tidurnya.

Setelah cuci muka, gosok gigi, tapi tak mandi Aufa segera berlari menuju kamar abang keduanya untuk membicarakan hal penting, menurutnya.

***

Setibanya mereka di ruang makan sudah ada mommy Risha dan Ersya yang menunggu kedatangan mereka.

Cup..

"Selamat pagi, Mommy," sapa si kecil selepas Afif mendudukannya di kursi samping sang mommy.

"Pagi, sayang," mommy Risha berdiri, meletakkan segelas susu hangat di depan si bungsu yang diterima baik oleh sang empu.

"Abang gak disapa?" tanya Ersya dengan cemberut merasa tak terima saat sang adik tak menyapanya, jangankan menyapa melihat ke arahnya saja tidak.

Aufa meletakkan gelas yang tersisa setengah itu ke tempatnya, lalu beralih menatap Ersya yang membuang muka, "Tadinya Adek mau menyapa, tapi gak jadi. Abang aja gak mau lihat Aufa."

Segera saja Ersya menatap Aufa yang duduk di seberangnya, "Abang itu lagi ngambek. Bukannya dibujuk malah dibikin potek. Tadinya Abang mau ngajak Aufa jalan, tapi gak jadi. Aufa dah terlanjur bikin Abang sakit hati," ujar Ersya mendramatisir.

"Emangnya Abang mau ngajak Adek jalan kemana?" tanya Aufa tanpa memedulikan wajah sang abang yang terlihat suram.

"Kemana hati ku senang," jawab Ersya asal.

"Ikut!!!" pekik Aufa.

"Masa berlaku Anda sudah habis," ucap Ersya seraya mengambil lauk sarapan yang tersaji.

"Ish.. Mommy~," rengek Aufa bermaksud mengadu pada sang mommy.

"Curang. Sukanya ngadu," kata Ersya, membenarkan posisi duduknya sebelum memulai sarapan.

"Sudah-sudah! Ini waktunya sarapan bicaranya nanti saja ya!" pinta mommy Risha yang dipatuhi dua makluk adam berbeda usia itu.

Indigo Or Psychopath Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang