Haikal.

75 9 15
                                    

"Tit tit" Not titit ya..., Alarm Rajendral berbunyi tapi tetap saja—

"Ngrokkk" Nahkan, remaja mungil ini masih saja mendengkur, lagian mana mempan alarm saja bisa terbangun.

Alarm mah tidak 100% mempan, yang mempan tuh hanya—

"RENJUN, SI GEMOY, MUNGIL, RAJIN MENABUNG, BAIK HATI WALAUPUN SUKA NGEGAS, BANGUNN, MANDI, TERUS SARAPAN, ABIS ITU BERANGKAT SEKOLAH! " Yaps, tepat sekali, yaitu hanya teriakan bunda nya yang mempan untuk membangunkan Rajendral ini.

"IYA MAAA" Teriak Rajendral dan langsung berlari ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit, selesai juga Rajendral mandi, dan sekarang Rajendral jalan menuju meja makan yang sudah penuh dengan hidangan makanan yang menggoda.

"Woahh, nasi goreng! " Ucap Rajendral sambil menunjukkan mata yang berbinar.

"Hm, Renjun suka banget nasgor kan? Apalagi buatan mama, habisin, ga habisin mama usir kamu dari rumah" Aduh serem, bagaimana Rajendral bisa ngelawan? Emang siapa sih manusia yang mauq menolak untuk memakan nasgor.

"Swiap, gwa mwungkwin jwugwa akwu nwolwak nwasgwor bwuatwan mwamwa hwehwe" Baru juga Bunda Wendy selesai mengomeli anak itu, eh nasgor di depannya sudah langsung dilahap saja, laper atau doyan kamu nak?

"Hadehh, telen dulu baru ngomong, enak banget ya sampe gasabar ngelahap? " Tanya Bunda Wendy yang dijawab oleh anggukan Rajendral yang sedang melahap nasgor nya dengan tidak sabar.

Setelah beberapa menit, habis juga nasgor buatan Bunda Wendy. Lalu dilanjut dengan meminum air putih.

"Gluk gluk gluk—Ahhh." Rajendral meneguk minumannya sampai tandas tak tersisa setetes air pun.

BERANGKAT SEKULLL!

"MA, RENJUN BERANGKAT DULU YAA" Rajendral teriak dan menyangklong tas nya, tidak lupa juga untuk salim ke Ibunda nya yang sedang menyiram tanaman di taman kecil nya.

"IYAA, HATI-HATI DIJALAN!" Teriak Mama Wendy tidak kalah semangat.

Setelah mendapat kata-kata itu, Rajendral langsung berlari ke halte dekat komplek nya tetapi—

"Srettt" Eitss kok seperti ada yang menarik Rajendral? Tas Rajendral nyangkut atau bagaimana ini? Yang merasa ditarik tas nya pun menolehkan wajahnya kebelakang dan—

CILUKBA! Ya gusti, itu wajah atau cermin Sisca Kohl? Bening sekali. Skip—

"Lu sekolah di SMA NCT alias NCT SMA Negeri Cinta Tanahair kan? " Tanya remaja lelaki yang tadi menarik tas Rajendral, oalah ternyata si Jevino tetangga baru depan rumah dia yang kemarin barusan kenalan dan sekaligus korban pelototan Rajendral.

"Iya, kenapa? " Tanya Rajendral ke Jevino sambil menggunakan nada ketus tidak enak didengar.

"Bareng gue sekalian, gue juga baru sekolah disitu" Jevino menawarkan tawaran itu kepada Rajendral sambil menaik turunkan alisnya.

"Sabi lah, lumayan ongkos gue kaga kepake, buat tambahan uang jajan" Rajendral membalas dengan cengar-cengir keenakan.

"Ok" Jevino langsung menaik ke vespa nya—eitss jangan berharap Jevino naik motor sport yaa, Jevino naik vespa aja damage nya udah ga ngotak, apalagi naik motor sport bisa pingsan aku yang nulis:))

"Lu bisa naik kagak? " Tanya Jevino dengan nada penuh ejekan.

"Bisa lah njing, yakali vespa aja gua kaga nyampe, lu ngejek banget sama tinggi gue ya? " Rajendral sedang misuh misuh gajelas di belakang Jevino, dan Jevino hanya memperhatikan Rajendral dari spion sambil memutar bola matanya malas.

Surabaya. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang