Derap langkah seorang wanita menggema di sebuah koridor bandara. Wanita itu nampak tergesah gesah menarik koper di tangan kanannya sambil sesekali melihat ke belakang. Memastikan tidak ada yang mengikutinya. Sesampainya di bagian lain bandara —sebuah jalan buntu yang nampak sepi —ia buru-buru menaiki sebuah sedan hitam yang terparkir di sudut jalan. Setelahnya ia melajukan sedan itu menjauhi bandara.
Tak selang beberapa lama, segerombolan orang keluar dari arah wanita tadi keluar. Orang-orang itu nampak frustrasi saat dari kejauhan melihat sedan hitam melaju kencang menjauhi area bandara.
Salah satu dari orang-orang itu nampak berbicara dengan headpiece di telinganya.
"maaf tuan kami kehilangan jejak"
"kau tau bukan aku tak menerima kegagalan" jawab seseorang dari ujung telepon
"baik tuan kami akan berusaha mencarinya kembali"
••••••
One year later
Siang ini sama seperti hari-hari sebelumnya —Lee Jina —gadis berusia awal dua puluhan itu hanya duduk di depan televisi. Tangannya lincah bergerak pada konsol game sedangkan matanya tertuju pada televisi. Sesekali bibir gadis itu mengumpat saat teman satu kelompoknya melakukan kesalahan yang membuat tim nya tersudut. Puncaknya saat pemain dengan username kimchi tak sengaja membunuh rekan satu timnya yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Jina sendiri. Gadis Lee itu melemparkan konsol gamenya hingga terdengar bunyi nyaring.
"hei tuan kimchi! Kalau tidak bisa bermain jangan main. Menyusahkan saja!" bentaknya pada headphone yang dipakainya
"maaf aku baru mencoba memainkan game ini nona jadi belum terlalu pandai memainkannya" jelas tuan kimchi dari sebrang sana
"kalau sudah tau masih belajar, kenapa langsung ikut war?! Liat karna kecerobohanmu tim jadi kalah, aku juga jadi turun pangkat karna kesalahanmu!" cecar Lee Jina
"sudahlah nona Lee, dia kan sudah meminta maaf tak perlu diperbesar masalahnya" lerai seorang anggota tim
Lee Jina berusaha mengatur nafasnya yang naik turun. Gadis itu jadi sadar dirinya sudah keterlaluan. Hanya karena kalah game ia memaki username kimchi itu.
"kau kumaafkan tuan kimchi. Aku keluar" putusnya
Detak jantungnya masih menggebu-gebu di dalam sana. Pertanda bahwa dirinya masih di selubungi amarah. Meski telah memaafkan tuan kimchi tadi hatinya tetap tidak terima atas kekalahan yang baru saja terjadi. Gadis lee itu sangat membenci kekalahan. Apalagi soal game. Wanita itu sangat ambisius terhadap permainan online itu. Anggota tim nya saja di pilih secara khusus, hanya yang terlatih dan memiliki skill yang dapat masuk ke tim. Agak berlebihan memang. Tapi bukan tanpa alasan ia berlaku seperti ini. Bermain game adalah pekerjaannya. Jika ia kalah dan turun pangkat akan berdampak pada penghasilannya juga.
Lee Jina beranjak dari duduknya menuju lemari pendingin di dapur lalu menarik keluar sebotol air mineral. Meneguknya seakan tidak ada lagi hari esok untuk minum sebotol air.
Tepat setelah ia meneguk air hingga tandas, Terdengar suara pintu dibuka. Di susul munculnya si pemilik asli rumah yang ditempati gadis Lee itu. Kwon Hyunbin
"astaga kau belum mandi juga Lee Jina?! " bentak Hyunbin
"kau berlebihan kak, aku baru sehari tidak mandi bukan satu bulan"sangkal Lee Jina
"kau itu perempuan Lee Jina, seharusnya perempuan itu bersih dan rapi. Tapi lihat penampilanmu, kau lebih cocok duduk di pinggir jalan sambil menengadahkan tangan"
Pria bermarga kwon itu kembali melontarkan kalimat sarkas nya agar gadis di depannya ini sadar."aku benci kak hyunbin!! " teriak Jina dengan wajah yang memerah marah.
"ya terima kasih aku juga mencintaimu"
Perdebatan itu berakhir setelah Lee Jina meninggalkan area dapur. Kaki jenjang nya menghentak-hentak lantai yang ia pijak menimbulkan suara keras nan nyaring.
Suara hyunbin kembali menghentikan langkah kaki Jina di anak tangga terakhir di lantai dua.
"jika kau merusak lantai rumahku, kupastikan semua gamemu menghilang malam ini" teriaknya dari arah dapur
"AKU MEMBENCIMU KWON HYUNBIN JELEK!!!" katanya sebelum menutup pintu kamarnya.
••••••
Lee Jina memutuskan untuk merendam dirinya dalam bathup setelah pertengkarannya dengan Kwon Hyunbin. Air hangat bercampur bathbomb dan sabun favoritnya menyapa kulit tubuh Jina. Ia merendamkan seluruh tubuhnya kecuali kepala. Emosi yang sempat menguasai gadis Lee itu perlahan hilang di gantikan rasanya nyaman dan tenang.
Tak lama matanya terpejam mengingat hal-hal yang ia lalui akhir-akhir ini. Semuanya terjadi berturut-turut membuat dadanya sesak. Gadis itu menghela nafas, mengingat ia sangat emosional akhir-akhir ini. Jika ada masalah sedikit langsung meledak-ledak. Belum lagi kakak sepupunya yang suka sekali membuatnya kesal.
Lee Jina menghela nafas. Ia lelah namun berhenti juga bukan pilihan yang bagus. Untuk sampai dititik ini saja ia sudah mengorbankan nyawanya beberapa kali.
'tidak, kenapa aku jadi berpikir untuk menyerah. Jika menyerah sekarang tidak akan dapat apa-apa' Lee Jina menggelengkan kepalanya, menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang menginterupsi otaknya.
Gadis itu menyelesaikan acara mandinya lebih awal. Tubuhnya mendadak tidak kuat berlama-lama di kamar mandi. Setelah berpakaian Lee Jina membaringkan tubuhnya di ranjang. Sepertinya ia hanya butuh tidur sekarang agar tak lagi berpikir yang aneh-aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
tWins || Lee Jeno
Fiksi PenggemarLee y/n ingin bebas, dan satu-satunya cara agar ia bisa bebas adalah menemukan kembarannya. Start : Augst 2021 End : -