Selamat membaca reasen (reader sendu)
🐻 🐻
Langit saat ini ditemani benda yang menggantung seperti gula-gula kapas berwarna abu, membuat seorang gadis menggigit bibirnya dengan sesekali menatap jam yang melingkar di lengan kirinya.
"Kenapa bang Dirga lama banget si!" Kesalnya mengingat saudara laki-lakinya yang sekarang sedang pergi menjemput pacarnya yang berbeda sekolah dan meminta adiknya sendiri untuk menunggu di sekolah
"Bilangnya gak lama ini udah se-"
ucapan Sendu menggantung di udara, sebuah helm berwarna hitam tepat ada di depan wajahnya membuat gadis itu langsung menoleh pada lelaki yang menyodorkan helm tersebut.
"Udah ngocehnya mau dianterin gak?" tanya lelaki itu dengan serius sesekali menatap langit lalu berkata, "Cepet pake, hujan bentar lagi."
Sendu masih terpaku, sampai tangan pandu merambat pada helm dan memakaikannya di kepala Sendu sembari merapikan rambutnya yang menjuntai melewati daun telinga, pandu pun perlahan menyelipkan rambut panjang Sendu.
"Pake iket rambut coba." Tentu bukan Sendu yang berucap melainkan Pandu, cowok itu merasa risi setiap kali melihat rambut Sendu gadis di depannya jika diurai.
Setelah selesai pandu menatap wajah Sendu yang masih bergeming, seukir senyum kecil muncul di wajah lelaki itu, jari tengah dan ibu jari cowok itu saling bertaut membentuk huruf "o" dan sentilan kecil menghadiahi kening Sendu.
"Anj-" Pekik sendu tertahan dan langsung mengusap keningnya, gadis itu menatap pandu dengan sebal.
"Makanya jangan melamun!" ujar Pandu berjalan menuju motor bebeknya yang berwarna hijau dan diikuti oleh Sendu.
Di sepanjang jalan gadis yang menaiki motor Pandu itu hanya diam dengan sesekali menggigit bibirnya.
"Tugas kimia udah?" tanya Pandu memecahkan keheningan diantara mereka.
"Udah, Pandu udah?" tanya Sendu sekadar basa-basi, Pandu sempat diam lalu terkekeh kecil kemudian lelaki itu menjawab, "belum."
Sendu mendengus, menoyor kepala Pandu yang tertutup helm dengan pelan.
"Btw ini helm siapa?" tanya Sendu sambil memainkan tali tas gandong pandu, tidak biasanya cowok di depannya ini membawa helm cadangan. lalu, gerimis kecil dari langit mulai turun, Sendu menengadahkan kepalanya menatap kanvas kelabu yang menangis kecil.
"Hem, sengaja bawa," jawab Pandu mendengar itu Sendu menautkan alis tak mengerti mendekatkan kepala pada Pandu.
"Lha kenapa?" tanya Sendu penasaran.
"Sengaja, soalnya mau jalan sama Raya."
Sungguh, Sendu ingin segera sampai ke rumah dan memeluk guling daripada duduk bersama lelaki yang berstatus pacar orang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY SENDU
Teen Fictionini hanya cerita tentang cinta yang tentu bertaut dengan luka. Sendu yang mencintai Pandu dan lelaki itu mencintai perempuan lain. Apakah mungkin mereka bersatu? Atau Bersatu hanya sebuah halu bagi Sendu? Start nulis : 5 Agustus 2021