Anonim :
Jauhin pandu!Baru saja akan melangkah untuk memasuki gerbang, gadis dengan rambut dikucir itu harus dibuat keheranan oleh pesan tersebut.
"Pasti dia lagi," lirihnya dapat menebak, tanpa basa-basi jemarinya menekan tombol 'blokir' malas berurusan dengan sang pengirim pesan.
Masih berpokus pada ponselnya suara motor yang menderu dengan klakson yang terus ditekan seolah terburu-buru, membuat Sendu berdecak sebal, apalagi sang pelaku hanya mengibaskan tangan menyuruhnya menyingkir.
Sendu berkacak pinggang, dia menatap sengit lelaki berhelm full pace tak dikenalnya.
"Kalo buru-buru berangkatnya dari kemarin!" Tak ada jawaban laki-laki itu malah mengibaskan tangannya lagi.
"Hehh jalanan masih gede ya! Lo bisa kan ke pinggir!"
Tinnnn
"Erghhh buka deh itu helm, jangan rese!" Serang sendu yang saat itu berdiri tepat di depan motornya.
Saat dibuka, wajah menyebalkan Pandu terlihat jelas, lelaki itu memasang wajah nyolot yang minta ditabok.
"Minggir, Lo daritadi berdiri di tengah jalan, mau gue tabrak apa?" tanya Pandu dia melotot.
"Pan, Lo pagi-pagi mau bikin masalah sama gue?" Sendu mengambil napas dalam.
"Enggak, siapa bilang, Lo tinggal geser aja apa susahnya sih."
"Lo tuh ya!" Sendu mengepalkan tangan, dengan wajah sebal dia menendang ban depan motor Pandu.
Meski begitu, dirinya benar-benar berderap ke samping, memilih berjalan di koridor daripada beradu argumentasi dengan Pandu cowok ajaib yang merusak hari-nya.
Melangkah melewati beberapa kelas dengan langkahnya yang berat, mulutnya tak henti merutuk.
"Pagi-pagi udah bikin sebel aja deh tuh bocah!" Sendu menghentikan langkah di depan koridor kelasnya.
"Lagian, dia pake motor siapa sih?" Sendu mengerutkan keningnya sebentar sampai tiba-tiba sebuah tangan mengacak rambutnya tak sopan.
"Motor Baru gue, bagus gak?" tanya Pandu, sejenak dia mencium aroma rambut Sendu.
"Sendu, rambut Lo bau kuda."
Mendengar penuturan Pandu, mata Sendu menggelap oleh amarah, gadis itu menjambak rambut pandu.
"Heh cowok gilaaaa! Bisa diem gak sihhhhh daritadi Lo bikin gue emosi mulu heran!!" teriak sendu tepat di telinga pandu.
"Arghh Sen, rontok itu!" Pandu terus mengaduh, tak ingin rambutnya pitak.
Sendu yang sudah merasa puas akhirnya melepaskan tangannya, gadis itu kemudian berkata, "Awas ya kalo Lo ganggu gue lagi."
Sendu mengangkat jempolnya sampai menekan leher, matanya menyala seraya berkata, "Mati Lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY SENDU
Teen Fictionini hanya cerita tentang cinta yang tentu bertaut dengan luka. Sendu yang mencintai Pandu dan lelaki itu mencintai perempuan lain. Apakah mungkin mereka bersatu? Atau Bersatu hanya sebuah halu bagi Sendu? Start nulis : 5 Agustus 2021