Drug

411 51 14
                                    

[Tags; handjob, blowjob, sexual tension, potential used, drug used, first time sex.]

Hari ini adalah rapat siswa gifted untuk yang kesekian kalinya. Semua siswa gifted yang telah menyelesaikan misi mereka berkumpul dan merayakan pesta bersama.

"Cheers, kita bakal masuk perguruan tinggi!" ucap Ohm sembari mengangkat botol minumannya tinggi-tinggi. Beberapa petasan kertas dan whipe cream memenuhi ruangan itu.

Pang tersenyum sehabis meneguk minumannya. "Semoga ini jadi pesta kemenangan terakhir kita."

Ohm merenggut dan menatap Pang nyalang, "Maksud lo, lo nggak mau kita ngadain pesta bareng kita lagi?"

Pang terkekeh, "Bukan, karena ini terakhir kalinya kita menang lawan sekolah. Karena pesta yang lalu, kemenangan kita malah jadi awal dari segalanya, bukan?"

Semua siswa gifted disana tersenyum menatap Pang, tak terkecuali pria berkacamata dengan topi bulatnya yang duduk di pojok ruangan, memerhatikan mereka semua.

"Wave? Kenapa lo duduk disana? Sini," sang pemilik nama terkejut, dan lebih terkejut lagi ketika Pang menghampirinya dan menarik tangannya ke tengah meja.

Wave membenarkan kacamatanya, sejenak tersenyum kearah laptop yang menampilkan wajah Namtarn disana. Lalu mengambil botol, ikut menaikkan tangannya.

"Cheers, bersama Wave!"

"YEAAAAHHH!"

Korn mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, sebuah bubuk berwarna putih. Ia menuangkan bubuk itu kedalam minuman miliknya. Ia baru saja akan mengambil minumnya sebelum Punn menepuk bahunya dan mengajaknya berbicara.

Mereka duduk di sofa dan bercengkerama sesaat. "Potensi lo gimana? Hilang sepenuhnya nggak?"

Pertanyaan Punn dijawab oleh dengusan kecil Korn. "Nggak sepenuhnya sih, cuma yang ini mendingan lah. Karena gue masih kebal sama virus dan begadang tiap malam, tapi seenggaknya obat tidur berefek sama gue."

Punn tersenyum sumringah. "Lo tau? Itu bukan berkat alat bikinan gue. Lo tuh sekarang udah bisa ngontrol diri." Korn ikut tergelak dan menatap Punn, "Lo bener, Punn. Gue bakal coba satu obat malam ini, mau ngetes apa gue bisa ngatasin atau enggak. Gue balik duluan, ya. Makasih Punn."

Punn mengangguk dan menepuk pundak Korn. Korn berjalan kearah meja, berniat mengambil minumannya. Saat ia menghampirinya...

"Anjir?"

Mon menoleh kearah Korn. "Korn? Kenapa?"

Korn kemudian menatap Mon dengan raut wajah paniknya. "Lo liat botol soda disini nggak? Itu punya gue." tanyanya terburu-buru, membuat Mon menyilangkan tangannya.

"Wave yang ngambil, mungkin dia kira itu punya dia."

Korn terpaku mendengar ucapan Mon. Ia melirik meja barusan, melihat ada 1 botol yang dekat dengan botolnya tadi. Isinya juga mirip dengan botolnya. Ia yakin jika itu adalah milik Wave.

"Gawat banget anjir, Wave dimana sekarang?" tanya Korn dengan keringat bercucuran di wajahnya. "Sebenarnya lo kenapa sih, Korn?" tanya Mon penuh selidik.

"Wave balik duluan, katanya perut dia lagi nggak enak." jawab Pang sembari melipat jaket hijau milik Wave yang tertinggal. Korn memutar bola matanya.

"Masalahnya, yang dia bawa itu botol gue."

"Elah, ambil lagi aja disini, masih banyak!"

"Bukan gitu, Ohm! Gue udah masukkin obat kedalamnya buat percobaan potensi gue! Bisa gawat kalau Wave minum."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Drug PotentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang