*mendengar lagu diatas sangat direkomendasikan*
Sudah dua jam sejak aku lari meninggalkan Saitama Super Arena. Aku memutuskan untuk tidak pulang kerumah karena Naruto dan Sasuke pasti akan menyusulku setelah pertandingan usai. Melihat tingkah anehku tadi sudah pasti akan menimbulkan tanda tanya bagi mereka.
Situasi tadi benar-benar membuatku tidak siap.
Atas nama perasaanku, aku tidak tahu betapa kacaunya ini. Aku ingin menangis, aku ingin marah, dan aku ingin menghilang sementara. Perasaan tercabik-cabik ini membuatku sungguh tidak berdaya. Oke, mungkin sedikit berlebihan. Tapi perihal seperti ini, aku bukanlah Sakura si cerdas yang terlihat elegan seperti biasa.
Aku melihat ke sekeliling dengan mata yang sedikit basah. Tidak, aku belum menangis. Aku hanya tidak bisa rasanya. Dan cukup linglung karena daerah ini terasa asing. Oh tentu saja karena aku pergi ke arah yang berlawanan dari rumah. Beberapa pejalan kaki menatapku dengan pandangan aneh. Aku tidak ambil pusing karena sudah pasti saat ini aku terlihat lusuh.
Aku menghela napas. Rasanya aku butuh seseorang. Siapapun tidak masalah. Aku hanya tidak ingin duduk sendirian dan terlihat menyedihkan.
"Ambil ini." seseorang menyodorkan satu cone es krim ketika aku menunduk lesu.
"Eh?" aku tersentak. Sedikit terkejut ketika seseorang langsung datang saat di dalam hati aku meminta. Memang benar bahwa drama kadang datang dari kejadian nyata.
Aku mengangkat wajahku menatap seseorang yang berdiri di hadapanku saat ini. "Gaara?" aku membeo dengan suara yang terdengar sedikit serak. "Apa yang kau lakukan disini?" ugh, pertanyaan ini membuatku terlihat bodoh. Ini jalanan umum, dasar kau jidat lebar.
"Aa, aku tinggal di daerah ini." jawaban santainya membuatku mengernyitkan dahi bingung. Apa Gaara tidak ingin menyinggung hatiku? Dia bersikap seakan aku terlihat baik-baik saja. "Kau sendiri kenapa di sini? Tidak bersama Sasuke dan Naruto?" tanyanya heran.
Aku menggeleng lemah. Tanganku menggapai es krim yang ku pikir di beli oleh Gaara secara sengaja untukku, karena tidak mungkin dia memakan dua cone es krim yang ada di seluruh tangannya itu. Jadi aku simpulkan bahwa dia telah melihatku sejak tadi. Tidak apa, Gaara pun tidak masalah daripada tidak ada sama sekali.
"Aku ada urusan mendadak tadi." dustaku. Aku dan Gaara tidak dekat, jadi aku yakin Gaara tidak tahu jika aku berbohong.
"Urusan mendadak yang kau maksud itu, menghindari Sasuke ya?" aku secara spontan tersedak mendengar pertanyaannya.
"T-ti, tidak!" aku tergagap ketika menjawab. Kentara sekali sikap dan perkataanku.
Berbanding terbalik dengan yang kubayangkan, Gaara justru meresponku dengan tawa renyah. "Lucunya." dia menatapku dengan manis.
"A-apa!?" tanyaku sedikit galak. Kali ini aku gugup karena wajahnya yang terlihat berseri membuatku bersemu merah.
"Tentang Sasuke, kau sepertinya tidak pandai berbohong ya." dia mengalihkan pandangan ke arah taman yang ada di depan kami. Aku mendengus sebal. Nyatanya aku nyaman bersama Gaara yang tidak menuntut apa-apa saat melihat keadaanku yang seperti ini. Dia bahkan tidak bertanya 'ada apa,' hingga aku tidak perlu repot-repot menjelaskan hal yang tidak ingin kuingat.
"Gaara, apa kau berpikiran seperti itu?" pada akhirnya aku memutuskan untuk membuka topik yang paling ingin ku hindari. Meskipun tidak dekat dan baru beberapa kali mengobrol, aku tidak tahu kenapa aku nyaman dengannya. Seperti kami adalah teman lama.
"Siapapun yang memperhatikan, pasti akan berpikiran seperti itu." jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari ujung sana.
"Ino juga bilang begitu." timpalku lesu. "Kyaaa~memalukan sekali!" aku geleng-geleng kepala dengan histeris. Kupikir aku telah mengubah sikapku agar orang lain berpikiran bahwa aku tidak memiliki perasaan lebih pada Sasuke. Apalagi jika ada orang lain yang melihatku berlari dengan wajah menahan tangis di arena pertandingan tadi. Sudah pasti aku akan menjadi bahan gosip di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frien.
Teen FictionSweet & sour about Friendship. Sebuah fict ringan yang menceritakan tentang persahabatan antara Naruto, Sakura dan Sasuke dengan sedikit bumbu-bumbu percintaan.