END (BL) Gangster itu mencoba membuatku salah?

Benar-benar Peringatan Yang Harum 24

“Menang!

    Kita menang !” “Kita menang!”

    “God of War! Invincible!”

    Teriakan melengking datang dari pasir kuning di kejauhan dan mengaitkan sudut mulut Song.

    Pertempuran ini dimenangkan seperti yang diharapkan.

    Tidak hanya moral para prajurit di ketentaraan, tetapi Ji Yun juga terkenal sebagai dewa perang.

    Malam itu, kamp militer akan mengadakan perjamuan perayaan untuk memberi penghargaan kepada para prajurit yang telah cukup beruntung untuk berperang selama beberapa bulan.

    “Ikutlah denganku malam ini.”

    “Kamu tidak perlu memakai lapisan kulit ini.”

    Ji Yun membuang wajah berkulit gelap itu dengan sedikit jijik. Sungguh menakjubkan. Setelah wajah Chao Song yang memukau diletakkan di atas, ternyata keluar menjadi sedikit.Tidak ada rasa pembangkangan dan biasa-biasa saja.

    Melepas baju besi prajurit kecil yang kasar, Chao Song akhirnya mengenakan kain kasa merah yang telah lama hilang.

    Dia masuk ke paha disiplin seragam, menghadapi cuping telinga seragam disiplin menghembuskan Danfeng Yan Lian tantangan: "Aku pergi keluar, mereka akan mengira aku Mars yang bermartabat dalam kebingungan, membingungkan pikiranmu."

    Jari-jari yang subur melingkari dada Ji Yun.

    “Apakah kamu peri?” Ji Yun memprovokasi dagu Chao Song, dan dia tidak dapat menemukan cacat sedikitpun ketika dia melihat dengan seksama.

    Ekor mata ditekuk ke atas dan sebuah kait terbentuk, kulitnya putih porselen dan porselen, dan ujung-ujungnya terlepas, dan menjadi merah dengan sentuhan itu.

    Ini memang seperti peri yang menyihir.

    “Jenderal, jamuan perayaan akan segera dimulai.”

    Ji Yun meremas pinggang Chao Song, dan Ji Yun membuat orang berdiri, dengan alis pedang dan mata berbintang, matanya dalam. “Mungkin aku harus membiarkanmu memakai kerudung.”

    Chao Song tidak mengatakan apa-apa tentang ide ini.

    Api unggun besar di tengah menghanguskan udara malam yang dingin di padang pasir. Para prajurit duduk mengelilingi api unggun dan bersantai dengan penuh semangat.

    Suasananya sangat hangat.

    Ketika Ji Yun keluar dengan tangan memeluk orang-orang, pemandangan itu tiba-tiba menjadi sunyi. Orang-orang sedikit bingung, dan kemudian secara tidak sadar berpikir: Jenderal menyembunyikan kecantikan di tenda, dan kesalahan harus dibiarkan masuk.

    “Kamu harus makan dan minum, dan jangan melihat jika tidak.” Ji Yun membawa orang itu kepadanya, tidak ingin orang lain melihat Dinasti Chao Song, tangannya menegang seolah-olah dia menyatakan kedaulatan.

“Beristirahatlah besok, dan pergilah lusa.” Ji Yun berkata, “Setelah kembali ke mansion, aku harus terus menguncimu, agar tidak selalu menimbulkan masalah bagiku.”

    Chao Song menolak untuk mendengarkan. dia, tapi dia enggan untuk menyela. Kaki orang membuat Chao Song tidak bisa kemana-mana. Sama seperti kali ini, Ji Yun tidak akan merasa bahwa ini adalah kali terakhirnya di medan perang, dan akan ada lebih banyak situasi seperti ini di masa depan.

    Jika Chao Song masih menyelinap keluar, dia mungkin tidak akan bisa melindungi orang suatu hari nanti.

    Memikirkannya, Ji Yun mencubit pinggang kurus Chao Song dengan keras. “Apakah kamu mendengar dengan jelas?”

    “Ya,” Chao Song mengangguk dan setuju, dan melingkarkan lengannya di leher Ji Yun. “Jika kamu ingin mengunciku, katakan saja, ada begitu banyak alasan.” Dia tidak mau. tolak toh. , Apakah hidup yang mudah baik-baik saja?

    Pria itu mengangkat alisnya, mencium aroma ringan yang melayang dari Chao Song, matanya menyipit dalam. Keduanya sangat dekat, hampir menyentuh ujung hidung, selama Ji Yun menundukkan kepalanya sedikit lebih dekat, dia bisa mencium bibir merah tipisnya.

    “Jenderal, saya menawarkan Anda segelas atas nama semua prajurit!” Letnan itu didorong keluar, memecahkan suasana ambigu antara Ji Yun dan Chao-Song.

    “Dewa perang!” Semua orang mengangkat gelas mereka bersama-sama, dan suasana tiba-tiba menjadi khusyuk. Begitu Ji Yun mengangkat tangannya, Chao Song mencegat gelas anggur itu. "Ada apa?"

    Chao Song berdiri dan menatap para prajurit di bawah. Baju merah itu menempel di api unggun. "Jenderal belum sembuh dari panahnya. Aku akan meminum cawan ini untuknya.”

    Lalu meminum semuanya sekaligus.

    Tatapan Ji Yun menyapu jakun kecil dan halus yang bergulir ke arah Song, seolah-olah tersangkut, dia tidak bisa menggerakkan matanya.

    Tenggorokan sesak.