3. Good bye, Louis

878 176 33
                                    

(e/c) is eyes colour
Warn: typos in everywhere

"LA DE ROUGH"

Ternyata yang mager tuh bukan cuma ngetik cerita ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata yang mager tuh bukan cuma ngetik cerita ya. Tapi update cerita juga butuh penghilang mager. Contohnya menghayal bareng ayang. Eh lupa, ayangnya gepeng.




Di pinggir kota Paris, gadis bersurai merah muda dengan zirah merah dengan darah merembes dari sela, tengah bersandar sejenak. Tungkainya lelah dan tak mampu untuk menopang berat dari tubuhnya. Obsidian mentarinya hampir tertutup. Bibirnya tidak henti mengerang perihal luka yang terbuka lebar di bagian perut. Kepala sang gadis seperti ini pecah. Beberapa saat yang lalu dirinya tengah kalut lantaran perasaan membuncah sialan. Hidupnya terombang-ambing di dasar api kebencian. Taringnya mencuat keluar. Dada sang gadis terasa dibakar karena menahan haus yang teramat. Karena tidak dapat menahan rasa sakit yang berlebih, ia memejam mata untuk sementara.

Dari arah seberang, (Name) tengah menenteng sebuah kertas belanja berisi roti dan sayuran. Mutiaranya bergulir saat dirasa ada sesuatu yang janggal dari balik tembok. Ia mendekati dan mendapati seorang perempuan yang terkapar. Tatapannya lurus. Tidak berniat untuk menolong sama sekali. Tatapan (Name) turun ke arah lengan perempuan ini. Mengernyit heran. Tidak salah lagi, pikirnya. Gadis yang tengah terkapar ini adalah sang Penyihir Api Neraka. Teruntuk namanya, ia tidak tahu. Lebih tidak ingin tahu dan tidak ingin mencampuri urusan pribadi mereka. Gadis bermanik (e/c) itu berbalik dengan niat tidak ingin menolong sama sekali.

Toh, akan ada seseorang dari golongan vampire atas yang memungut makhluk satu itu.

(Name) kembali ke apartment. Ia melewati sebuah portal yang menghubungkan Paris dengan Zermatt. Sang dokter yang terlihat habis kedatangan pasien, tersenyum manis ke arahnya. Vanitas membuka sarung tangan medis lalu dibuang ke tempat sampah. Menyemprotkan disinfektan untuk mengurangi kuman di tangan. Vanitas berniat membantu sang gadis dengan membawa barang, namun, (Name) mengelak. Gadis itu dapat membawa berpuluh ton bahkan beratus ton barang. Bercanda. (Name) tidak sekuat itu. Jika mengesampingkan ras aslinya sebagai vampire bulan biru. (Name) hanyalah gadis biasa yang takut dengan hewan berbulu. Terutama kucing.

Saat berada di dapur tidak sengaja, mata gadis itu beradu dengan seorang pria bersurai cokelat. (Name) berteriak hingga bahan makanan terjatuh. Gadis itu seperti melihat hantu. Bahkan, ia lupa jika dirinya sendiri bukan manusia. Perkiraan usianya sekitar tiga puluh tahun. Itu pun yang terlihat dari wajah pria ini. Vanitas menghampiri dapur. Ia menghela napas saat melihat kedua partnernya tengah memandang satu sama lain.

Iya, partner. Vanitas memiliki partner lain yang mana ia adalah seorang manusia. Pria dengan mata lautan itu berkerja sama untuk mengumpulkan data informasi tentang penyebaran kutukan. Khususnya yang ada di wilayah Eropa. Sejujurnya, Vanitas belum membicarakan hal ini dengan (Name). Pria itu sedikit tak enak hati.

La de Rough; Vanitas no CarteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang