DHIDN 2

195 23 0
                                    

"Hay" sapa Adzana kepada Dina

"Haii, eh kenalin ini Aldo" jawabnya dan memperkenalkan Aldo.

"Eh iyaa" jawab Adzana sembari tersenyum.

Bel istirahat pun berbunyi, anak-anak berhamburan meninggalkan ruang kelas, untuk sejenak melepas penat. Begitupun dengan Adzana, dia ingin berlalu ke kantin, namun Adzana mengurungkan niatnya karna melihat Dina tersenyum senyum melihatnya.

"Hey" ucap Adzana sembari mengibaskan tangan di depan mata Dina.

"Kamu kenapa? Heh kamu kesambet ?" Dina masih tidak merubah posisinya.

"Dinaa" Adzana pun teriak tepat di telinga Dina. Seketika Adzana tertunduk malu karena semua orang memperhatikannya.

"Apaan sih teriak-teriak, gue denger" gerutu Dina.

Adzana pun hanya terdiam dengan wajah kesal, Dina pun tersenyum dan berkata
"Kemaren lo pulang sama Aldo kan? Ngaku lo sama gue" tanya Dina sambil menggodanya.

Wajah Adzana pun seketika berubah, bingung dan malu.
"Udah gak usah tegang, kemarin gue juga ekstrakulikuler silat, jadi gue tau" cerita Dina dengan santai.

"Iyaa" jawab Adzana malu

"Tuh kaan, kok bisa, gimana ceritanya?" Jawab Dina antusias dengan rasa penasarannya "ayo dong cerita"

Tiba-tiba Aldo masuk ke dalam kelas, wajah Adzana pun tampak panik.

"Nanti aja" ucap Adzana pada Dina. Dina pun tersenyum.

Ketika rumus rumus sudah mulai seperti boyband yang dengan lincahnya menari nari di atas kepala, hanya ada satu cara untuk membuat orang orang di dalam ruangan itu terbebas.

Bel pulang sekolah pun berbunyi menandakan mereka telah merdeka dari sebuah tekanan yang menghasilkan gaya gravitasi sangat kuat. Semua siswa pun berhamburan pulang ke rumah mereka masing-masing.

***

Dua Minggu berjalan dengan lancar di sekolah. Hari hari Adzana pun semakin berwarna. Adzana melihat Aldo berada dipojok kelas dengan terheran heran.

"Kamu kenapa, tangan kamu sakit?" Tanya Adzana

"Enggak, gue hanya gemes aja sama lo"

"Kenapa?" Jawab Adzana heran.

"Lo itu tembem banget, awas ya hati hati kalau sama gue, gue paling gemes sama orang kayak lo" jawabnya

Sontak tangan Adzana menutupi pipinya.
"Apaan sih, enggak ya" jawab Adzana.

"Lo itu kayak adik gue tembem" kata Aldo sambil tersenyum.

"Enggak ya, enak aja" teriak Adzana, dan mereka pun kejar kejaran di dalam kelas.

Ya Tuhan apa yang aku rasakan saat ini? Apa ini yang dinamakan cinta? Secepat inikah? Jika benar, semoga kesenangan ini tidak hanya sementara saja - Batin Adzana

Malam ini langit begitu cerah, sinar rembulan menyinari malam ini. Adzana sedang melamun di dekat jendela kamarnya.

"Adzanaaa, kamu ini mikir apa? Nggak mungkinlah Aldo suka sama kamu, mungkin kamu hanya ke-PD-an aja" monolog Adzana sambil menepuk-nepuk pelan kepalanya.

Tiba-tiba pintu kamar Adzana terbuka. Reva dengan santainya masuk dan duduk di tempat tidur Adzana.

Reva heran melihat adiknya yang sedang melamun. Tiba tiba HP Adzana berbunyi. Adzana langsung mengambilnya.

"Aldo" ucap Reva santai.

"Hah" Adzana tersadar dari lamunannya dan terperanjat dari jendela.

"Kak siniin nggak" ucap Adzana
Ketika Adzana ingin melangkah, kaki Adzana tersandung kaki meja. Bruuk Adzana pun terjatuh.

"Adzana kamu kenapa?" Tanya Reva sambil cengengesan

"Kak, bantuin kenapa, sakit nih, malah di ketawain" gerutu Adzan

"Iya iyaa" ucap Reva masih dengan cengengesan.

Adzana pun meraih HP nya dan membuka pesan dari Aldo.

"Ih apaan sih, kirain penting, udah buat jantung mau copot aja" gumam Adzana

"Jangan jangan kamu lagi jatuh cinta ya?" Celetuk Reva

"Apaan sih kak, mending sekarang kakak keluar, terus masuk kamar, terus tidur deh, aku capeek" kata Adzana sambil mendorong Reva keluar kamar.

"Cieee, ada yang jatuh cinta nih" goda Reva

"Kak revaa"
Reva pun bergegas menuju kamarnya.

Diriku Hari Ini Dan Nanti (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang