kata 1

93 33 15
                                    

Mawar putih ; cinta yang murni dan kesetiaan yang abadi.

ㅤㅤㅤ"Leen, ayo kenalin murid baru di kelas lo" ujar Cassié salah satu teman masa kecilku. Aku hanya menggelengkan kepala, lagipula apa yang bisa di ceritakan dari murid baru itu? bahkan aku tidak yakin dia memiliki mimik wajah. Kenapa? kenapa harus bertanya kenapa? dia benar benar tidak memasang mimik apapun, bahkan cara bicaranya sangat datar tanpa intonasi.
ㅤㅤㅤ"Apasih yang bikin lo tertarik sama dia? gada special specialnya sumpah" balasku dengan nada malas. Membahas lelaki tidak menarik seperti itu? jelas membuatku tidak selera menyantap bakso ku.
ㅤㅤㅤ"Fiks leen, lo buta. Cowo setampan itu lo bilang ga special? dia tuh laki laki idaman semua wanita ya ga sa?" ujar Cassié di sambut anggukan dari Casanova.
ㅤㅤㅤ"Iya leen, gue setuju sama Cassié. lagian lo kenapa julid banget mukanya kita bahas tu murid baru? jangan jangan lo demen ya sama dia, makannya lo gamau ngenalin ke kita" Casanova memasang muka menggoda sembari menaik turunkan alisnya. sudah kubilang bukan? lelaki itu tidak menarik. Aku yang malas menggubris mereka berdua pergi meninggalkan kantin begitu saja dan berjalan menuju tempat favorite ku di sekolah ini. Iya, taman belakang sekolah.

ㅤㅤㅤAku memasang airpods milikku dan memutar lagu Requiem mass in D minor - Lacrimosa . Kamu tau lagu itu? lagu yang membawa perasaan sedih yang mendalam, jika aku tidak salah, ini lagu yang menggambarkan kematian. Mau tau mengapa aku suka mendengarkan lagu ini? sebenarnya tidak bisa di bilang suka juga, melainkan lantunan ini mengambarkan sosok abangku yang sudah di panggil oleh tuhan.

ㅤㅤㅤPada malam yang sunyi itu terdengar dentingan piano dari ruangan musik. suara lirih yang menyayat hati itu membuatku terbangun.

ㅤㅤㅤ"Abang?" gumamku. Aku berjalan menyusuri rumah besar itu yang sudah penuh dengan gaungan nada dari piano, namun tiba tiba suara itu menghilang, keadaan menjadi sangat sunyi di tambah udara malam yang membuat bulu kudukku merinding.

ㅤㅤㅤ"AAAAAAAAAA" suara teriakan itu membuatku reflek berlari menuju ruangan musik, aku membuka pintu besar ruangan itu dan
ㅤㅤㅤ"MAMAAAAAAAAA, PAPAAAAAAAA"

ㅤㅤㅤ"Aaaaaaaaa" aku terbangun.
ㅤㅤㅤ"Hey, what's wrong with you?" suara berat itu membuatku reflek menoleh ke arahnya. murid baru itu?
ㅤㅤㅤ"Uh, h-ha? oh, yeah i'm ok" aku segera meninggalkan lelaki itu. it's so awkward. aku berjalan menuju kamar mandi lalu membasuh wajahku. Aku menatap wajahku di cermin lalu menghela nafas. Aku kembali mengingat jasad abangku yang terkapar lemah dan berlumuran darah.
ㅤㅤㅤ"Tenang addyleen, tuhan sayang abang" aku pun keluar dari toilet. Aku berjalan menuju kelas, namun mengapa kelasku sangat ramai? apa karena sang murid baru? aku berusaha melihat apa yang terjadi di balik kerumunan itu, namun aku merasa ada seseorang yang mendekat dengan reflek aku menoleh ke samping kanan
ㅤㅤㅤ"Requiem mass in D minor - Lacrimosa" ujar laki laki itu singkat. Aku sedikit tercengang mendengar ucapan lelaki itu, bagaimana dia tau judul lagu klasik itu? di zaman modern seperti ini pastinya sudah jarang bukan yang tau lagu klasik?
ㅤㅤㅤ"Kamu... suka lagu klasik?" tanyaku sembari melirik ke arah laki laki itu, dia hanya diam dan pergi begitu saja, aneh. Aku kembali berusaha melihat kedalam ruang kelas, seketika aku terdiam bak patung di museum. Itu aku? jasad aku? jadi, aku sudah mati? aku mencoba berjalan menembus teman temanku dan benar saja, aku bisa melewati kerumunan itu dengan mudah. Aku melihat jasadku yang terkapar dengan pisau yang masih tertusuk di atas perut, a-aku bunuh diri?

White Roses (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang