"bre, jadi kerumah gua nanti?" itu suara rehan, lelaki berkulit tan dengan rambut berwarna biru itu sedang berada di kantin bersama 3 lelaki di hadapannya.
putra, chandra, dan barmana
"gak tau" jawab chandara, lelaki berkulit putih dengan rambut berwarna caramel yg sedang bermain game di ponsel sambil sesekali menyeruput es teh manis.
"gua juga gak tau" sahut putra, lelaki berkulit putih setara dengan chandra dengan surai berwarna merah kehitaman sedang melihat chandra yg bermain game.
"gu-"
"ssssttt, gua tau elu pasti juga mau jawab kaga tau kan?" sela rehan saat barmana baru saja ingin mengucapkan sesuatu.
"dih ge'er, gua mau bilang kalau gua ikut" ucapnya cepat dan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.
"bar, mau kemana lu!" teriak rehan dan tidak di respon sama sekali dari sang pemilik nama.
barmana berjalan ke arah belakang sekolah, lalu duduk di bawah pohon yang sudah terdapat kursi kayu panjang di sana. lelaki itu meraih sesuatu dari kantong celana abu abunya.
satu rokok yg belum terbakar sama sekali, lalu ia mengeluarkan korek dari saku baju seragam setelah itu membakar rokok tersebut dan menghisapnya.
barmana dan rehan tidak ada bedanya bagi orang yg memang sudah lama mengenal mereka, sifat keduanya 11/12 hampir sama.
hanya saja barmana masih agak waras dari rehan.
satu tepukan pelan di bahu lelaki bersurai putih itu langsung menyadarkan barmana, ia menoleh kebelakang dan melihat putra tersenyum ke arahnya. ia tau apa yg di maksud anak lelaki yg kini telah duduk di sebelahnya.
"mau rokok?" tawar barmana, ia menyodorkan satu rokok ke arah putra.
"gak doyan kak" ucap putra, lelaki itu mengalihkan pandangannya ke depan. melihat pemandangan danau sekolah yg terlihat tenang.
"masuk kelas sono" tegur barmana, sedikit menyenggol pelan bahu lelaki di sampingnya.
"males, pelajaran pak udin" jawabnya lagi
barmana membuang nafas kasar, lalu membuang rokoknya ke tanah dan menginjaknya. ia menengadahkan kepala keatas melihat awan putih yg menurutnya berbentuk seperti bebek.
"elu tau gk keinginan seseorang yg pengen bnget mereka inginin?" ujar barmana, ia menatap putra yg juga menatapnya.
"gua sama chandra pengen punya keluarga lengkap" jawab putra, lelaki itu melirik kedepan lagi "tapi gua juga gak pengen punya keluarga lengkap yg malah jadi beban buat gua sama chandra".
barmana mengelus pundak anak lelaki di sebelahnya, "semua anak juga pengen kayak gitu put" ujarnya pelan.
"tapi elu enak kak, orangtua lengkap, ayah yg selalu ngertiin elu, ibu yg selalu ngasih semangat ke elu, dan ucapan kebahagian kalau elu dapet sesuatu" jawab putra, ia melirik barmana lalu tersenyum kecil.
"mungkin kapan kapan gua sama chandra bakal jadi kayak elu kak" lanjutnya, setelah itu ia pergi meninggalkan barmana sendirian di bawah pohon.
semoga, semoga gua bisa kayak elu kak
-°○°-
"mas chandra, tadi ada telpon dari ayah. katanya nanti malam ayah sama ibu pulang" suara lembut bibi rena mengisi pendengaran telinga chandra. lelaki itu hanya mengangguk kemudian berjalan ke arah kamar yg ia gunakan bersama putra.
chandra melempar tasnya ke sembarang arah, ia mendudukan dirinya di kasur berwarna biru muda. matanya melihat sebuah foto hias berisi 2 orang sedang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
prabumi | ft. park jisung and zhong chenle
Fantasiaputra dan chandra adalah sepasang saudara kandung yg harus hidup mandiri setelah memutuskan kabur dari rumah. mereka tak sanggup jika terus di pukul oleh kedua orangtuanya. namun kesialan terjadi kepada dua saudara itu, setelah beberapa minggu merek...