Chapter 4

329 32 8
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

Hari pementasan drama musikal sudah semakin dekat. Xiao Zhan masih terus berlatih setiap dialog dan adegan yang harus ia perankan dalam drama itu. Xiao Zhan sangat berusaha keras menghafalkan tugasnya.

Wang Yibo tak mau membantu Xiao Zhan untuk berlatih. Karena Xiao Zhan mengatakan hal yang tidak seharusnya pada Wang Yibo.

Xiao Zhan mencari sebuah buku di kamarnya. Tanpa sengaja ia menemukan buku kenangan saat SMA dulu. Ia membuka halaman demi halaman hingga menemukan foto dirinya dan juga Wang Yibo di sana.

"Tak ku sangka dari TK hingga kuliah aku selalu satu sekolah dengan si cupu ini", ucap Xiao Zhan sambil menutup buku kenangan sekolahnya kasar.

Latihan drama pementasan pun masih berlangsung. Kali ini latihan drama ditemani oleh Bu Zhao pelatih drama mereka. Pemeran yang lainnya juga ikut latihan karena sudah tidak ada waktu lagi untuk bersantai. Karena malam pementasan akan segera digelar.

Ibu Zhao memberikan arahan dan juga memperagakan bagi semua pemain drama agar bisa berakting lebih natural di atas panggung nanti.

Tak hanya latihan di kampus saja Xiao Zhan juga berlatih di rumahnya sendiri. Wang Yibo masih keukeuh tak mau mengajari Xiao Zhan untuk berlatih drama. Selama berjam-jam dan berhari-hari mereka latihan drama untuk kesiapan malam pentas. Mereka ingin memberikan pertunjukan yang menarik untuk para penonton yang hadir di sana nantinya.

"Fokus Zhan! Fokus! Fokus! Kau harus fokus Xiao Zhan! Kau harus bisa! Kau pasti bisa!", Xiao Zhan menyemangati dirinya sendiri. Xiao Zhan masih saja mondar-mandir mencoba mendalami perannya.

Wang Yibo juga berusaha keras saat latihan karena nanti ayahnya akan menonton pertunjukannya. Jadi, ia akan memberikan pertunjukan yang terbaik untuk ayahnya.

"Tegakkan badanmu, Yibo", ujar Ibu Zhao sambil menegakkan bahu Wang Yibo. Xiao Zhan hanya melihat Wang Yibo yang sedang berlatih dengan ibu Zhao.

Ibu Zhao memberikan arahan dan juga pengajarannya bagaimana cara berakting dan pengucapan dialognya.

.

Keesokan harinya Xiao Zhan menuju ke rumah sakit. Ia berencana untuk mengunjungi Wang Haoxuan di sana. Dengan wajah malu dan menunduk Xiao Zhan memasuki ruang rawat Wang Haoxuan.

Wang Haoxuan masih berbaring lemas di brankarnya dengan tangan kanan yang masih di gip.

"Aku datang kemari untuk meminta maaf padamu", Xiao Zhan membuka suara.

"Aku sudah dengar kau sudah mengatakannya barusan. Kau sudah merasa tak bersalah Zhan?", ujar Wang Haoxuan.

"Tidak, bukan begitu. Aku merasa seperti orang brengsek", ujar Xiao Zhan menyesal.

"Kau tahu, Zhan? Aku sebenarnya dulu berpikir, aku ingin menjadi temanmu dan sekarang aku tak tahu alasannya. Entah apa yang aku pikirkan saat itu", ujar Wang Haoxuan sedikit menyindir Xiao Zhan.

"Aku yang menyuruhmu melompat. Kurasa aku benar-benar orang jahat dan brengsek. Aku ingat saat mengatakan akan melompat juga denganmu", ujar Xiao Zhan.

"Apa itu sakit?", sindir Wang Haoxuan.

"Seperti di neraka", jawab Xiao Zhan.

"Bagus", ujar Wang Haoxuan.

"Jadi sampai ketemu di kampus, Haoxuan", ujar Xiao Zhan.

Setelah meminta maaf pad Wang Haoxuan, Xiao Zhan pulang ke rumahnya dengan perasaan lebih ringan. Semua beban yang selama ini ia rasakan sedikit banyak sudah berkurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Walk to Remember (Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang