15. Scaret

1.1K 210 255
                                    

Halo Atsi...

Kalian kangen aku gak?

Atau kangen sama Vie nih, tolong jangan bikin aku cembukur.

Btw, aku kangen sama atasiast. Terima kasih sudah mendukung aku.

Sayang banget sama kalian. Teruntuk kalian yang rajin hadir di setiap bab, aku ngucapin banyak terima kasih.

Kalau bukan kalian, aku mungkin gak bakal nulis cerita ini sampai akhir.

Kata-kata kalian tuh obat buat penghilang stres. Jadi akhir-akhir ini aku komentar kalian. Seneng banget aku tuh, itu udah cukup buat aku.

Sekali lagi terima kasih.

Oke, udah ya.

Jangan lupa komen dan vote.

Selamat membaca atsi 💜

.

.

Sepasang mata Vie mengerjap lambat. Cahaya lampu kamar membuat matanya sedikit perih, ia harus menyesuaikan terlebih dahulu sebelum membuka mata lebih lebar lagi.

Tangan Vie bergerak menyapu sisi tempat tidur. Mencari keberadaan istrinya, tapi tidak ditemukan. Vie ingat setelah menangis mereka memutuskan ke kamar dan tidur sambil berpelukan.

Dada Vie kembali sesak mengingat kejadian semalam.

Tidak langsung mengambil kesimpulan. Vie pikir Sohyun mungkin sedang di kamar mandi membersihkan dirinya. Karena setiap pagi Sohyun itu selalu mandi.

Setelah berdiam diri selama lima menit, Vie akhirnya bangun. Pertama-tama tempat yang Vie tuju adalah kamar mandi. Ia mengetuk beberapa kali. Namun, tak ada jawaban. Vie pun membukanya.

Ruang kamar mandi kosong. Tak ada siapa-siapa di dalam, bahkan lantainya masih sangat kering. Yang artinya Sohyun tidak masuk ke dalam sini.

Vie keluar dan melihat jam. Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi, hari ini Vie bangun terlambat. Dalam hatinya Vie berharap Sohyun sedang di bawah berbincang dengan Bibi Goo.

Selesai menggunakan bathrobe, Vie bergegas keluar kamar. Sambil melangkah Vie menatap ke sekeliling. Suasana rumah masih lengang seperti biasa. Rumah ini akan ramai apabila si kecil sudah lahir ke dunia.

"Sohyun!"

Vie menelan ludah samar. Tidak ada jawaban, pria itu menuruni tangga secepat kilat.

"Nam Sohyun!" teriaknya lagi, kali ini lebih keras.

Jantung Vie berpacu dengan cepat. Padahal ini masih pagi dan ia baru saja bangun dari tidurnya. Vie sangat takut.

"Bibi Goo ...," panggil Vie. Ia melangkah menuju dapur, di sana Bibi Goo nampak sibuk menyiapkan sesuatu.

Melihat kedatangan Vie, Bibi Goo lekas melepas pisaunya. "Pagi Tuan."

Vie menelan ludah samar. Ketakutannya kembali menghampiri, Jujur Vie tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.

"Apa Bibi melihat Sohyun?"

Kening Bibi Goo mengerut samar. Sejak datang ke sini Bibi tidak menemukan keberadaan majikannya.

1001 Days [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang