17. Why?

1K 212 143
                                    

Halo atsi...

Terima kasih sudah menunggu dengan sabar.

Rajin-rajin vote dan komen ya biar akunya rajin up juga, hehe.

Selemat membaca atsi.

Maaf kalau banyak typo.

Thank You!

.

.

Lee Woojin adalah pelaku yang menabrak Sohyun pada malam itu.

Ketika ditanyai oleh pihak kepolisian. Woojin mengaku melakukannya dalam keadaan sadar. Malah tidak menyesal sama sekali, ia juga bilang bahwa itu merupakan tujuannya untuk balas dendam.

Karena kasus kejahatannya, Woojin dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, dari pihak keluarga belum puas. Terutama Vie.

Saat ini Vie dan Woojin berdiri di dalam sebuah ruangan, hanya ada satu lampu yang bersinar berbentuk seperti lingkaran yang mengelilingi keduanya. Itu adalah ruangan interogasi, sayangnya tak ada meja atau pun kursi. Woojin sendiri tidak menunjukkan rasa menyesal sedikit pun.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Vie, mencoba bersabar. Ia sangat terluka mengetahui Woojin adalah pelakunya.

Dengan senyum angkuh, Woojin balas menatap Vie. Kedua tangannya diborgol. "Balas dendam. Aku melakukan itu untuk balas dendam padamu, karena kau hidupku jadi menderita. Aku kehilangan kasih sayang orang tuaku. Mereka mengusirku dari rumah, dan itu semua karena dirimu. Tuan Hwang."

Vie memejamkan mata. Teringat akan ucapan Sohyun tempo hari, andaikan saja Vie mau mendengar perkataan Sohyun. Mungkin kejadian buruk ini tidak pernah terjadi. Tidak akan ada dendam di hati Woojin.

"Kau pantas mendapatkannya, kau itu pria sombong."

Bahkan untuk cemoohan Woojin saja, Vie sudah tak berdaya untuk membalasnya. Kepala pria itu tertunduk dalam, air matanya menetes mengingat kondisi Sohyun saat ini. Sangat kritis.

Sekarang Vie merasa dihukum atas kejahatan yang ia lakukan, entah itu di masa lalu atau masa sekarang. Semua kesakitan yang Sohyun rasakan saat ini, Vie mengakui dirinya bersalah. Jadi Vie tak dapat melayangkan barang satu atau dua pukulan pun ke wajah Woojin yang sedari awal sudah babak belur.

"Apa kau tahu kau telah mengambil anakku yang bahkan belum lahir ke dunia?" Pertanyaan itu Vie lontarkan dengan suaranya yang parau.

Woojin tahu, tentu saja. Namun, Woojin tidak bersuara. Pria itu hanya diam mendengarkan kata-kata Vie.

"Aku dan istriku sangat mengharapkan kehadirannya, tapi kau malah mengambil Hero. Harusnya aku yang kau celakai, bukan mereka!" Vie sedikit menaikkan suaranya, dua orang polisi yang menunggu di luar menatap siaga ke dalam ruangan interogasi.

Beberapa saat kemudian Vie melangkah keluar, karena tak sanggup melihat mata Woojin. Vie sangat terpukul mengingat kabar yang diberitahukan Jaehyuk.

Saat Vie tiba di Korea, semuanya sudah terlambat. Dokter bilang tidak bisa menyelamatkan bayinya.

Vie hanya mampu menangis untuk meluapkan sakit di hatinya, belum lagi ia harus melihat keadaan Sohyun dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Bahkan, bernapas pun harus menggunakan bantuan oksigen. Bagaimana bisa Vie hidup tenang.

1001 Days [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang