Pagi itu aku sedang sarapan bersama keluargaku. Ketika selesai sarapan, Papa menyuruhku lekas mandi dan siap - siap. dikarenakan beliau mau mendaftarkan ku di club taekwondo. Aku menentangnya, aku tidak minat dengan taekwondo. Namun Papa memaksaku. Beliau bilang aku harus bisa jaga diri ku sendiri. Aku masih ingat dengan jelas aku merajuk namun tetap menuruti apa yang Papa mau. Pagi itu aku mulai latihan taekwondo untuk pertama kali nya. Saat itu aku masih kelas 3 SD, umurku 9 tahun. Meskipun dimulai dengan keterpaksaan, tapi aku selalu berangkat latihan taekwondo 1 minggu 2 kali. Bahkan aku juga berhasil memenangkan beberapa kejuaraan taekwondo.
Saat ini aku sudah kelas 1 SMP. Sekarang aku sedang baca novel di ruang keluarga ditemani Mama yang sedang menyetrika baju. Sementara adiku sedang main. Ibu mulai membuaka pembicaraan untuk mencairkan suasana saat ini.
"nggun, papa mu itu sayang banget lho sama kamu." mulai mama. Aku memang tidak dekat dengan papa.
"iya mah" jawabku seadanya. yang ada di ingatanku tentang Papa adalah tidak pernah ada di saat kami membutuhkan. Papa ku adalah tentara, beliau selalu di tugaskan di medan perang. Beliau hanya di rumah 1 bulan. Bahkan mungkin kurang.
"Papamu itu enggak pinter ngungkapin perasaan nya, kayak kamu. kaku." mulai mama lagi.
Aku diam sejenak, lalu kuberanikan diri bertanya ke mama
"mah, kenapa papa mau jadi tentara, beliau sibuk membela negara, sibuk menolong orang lain, tapi beliau tidak pernah ada saat kita butuh." tanya ku pada mama. Dulu waktu mama melahirkan adeku, papa sedang bertugas di medan perang.
"Papa mu sangat mencintai kita, makan nya dia menjaga negara ini supaya tetap aman. Nanti mama ngomong sama papa biar sering - sering telpon kamu ya." lanjut mama coba menjelaskan.
"Gak usah ma. aku tau papa sibuk. aku gapapa ma." balasku tidak mau membuat mama khawatir.
Setelah kejadian itu papa lebih sering menelpon ku, namun aku terlanjur tidak peduli. Mungkin aku sudah terlanjur kecewa. Bahkan ketika papa telp beliau tidak pernah memberi janji akan pulang kapan, karena memang tidak pasti.
2 tahun kemudian
Hari ini aku mulai masuk sekolah lagi setelah libur semester 1. sekarang aku sudah kelas 3 SMP sementara adeku kelas 3 SD. Semester 2 bener - bener waktu yang padat untuk kelas 3. Sekolahku selalu pulang sore dikarenakan adanya kelas tambahan untuk persiapan ujian nasional. Hari ini aku pulang naik angkutan umum seperti biasa. Sampai rumah aku melihat tante dan om ku yang sedang menenangkan mama ku yang sedang menangis. tante ku menarik ku ke dalam kamar dan menjelas kan jika papa ku tertembak di medan perang. sekarang sedang dalam perjalanan pulang supaya bisa di rawat dirumah sakit di Yogyakarta. Mendengar berita itu, sontak tubuhku lemas. Air mata ku keluar tanpa sadar. Tante memeluku dan mencoba menenangkan ku. Aku berkali kali bicara pada diriku sendiri, Papa pasti gapapa.
Papa tiba di Yogyakarta pukul 03.00 WIB. Beliau langsung di bawa ke rumah sakit dan keadaan nya koma. Mama sangat kalut, aku baru pertama kali melihat mama se sedih dan sehancur itu. Aku selalu menemani mama dirumah sakit. sementara adeku di rumah dengan tante ku. Aku tidak bisa mendeskripsikan perasaan ku saat ini. Entah aku sedih melihat papa ku koma atau aku sedih melihat mama ku hancur seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Athlete
Teen FictionDuka bertubi tubi yang dialami Anggun, membuatnya mengalami trauma yang mendalam. Sampai akhirnya Anggun memutuskan untuk mencari suasana baru untuk mengobati luka dan trauma dalam dirinya. Sampai akhirnya Anggun dipertemukan dengan cowok tengil yan...