Cerita dari nana

||milo

Bila tak ingin di sini
Jangan berlalu lalang lagi
Biarkanlah hatiku
Mencari cinta sejati

~HIVI~

●♤♡◇♧♤♡◇♧♤♡◇♧●

Suasana pagi ini sama seperti biasa. Mama yang klontang klonteng di dapur, Mas Ikal yang masih molor karena nggak ada jadwal ngampus sampai Mas Jo yang kebingungan dimana letak kucing kesayangannya.

"Ma liat Milo ga?"

"Ga Mas, coba tanya adek adek mu" jawab Mama sembari mengoseng masakannya bak chef ternama.

Mendengar jawaban dari Mama, ia langsung beranjak ke lantai atas, untuk mencari kedua curut ya siapa lagi kalo bukan Janu sama Ale. Mas Jo sempat trauma ngasih Milo ke Janu dan Ale terakhir ngasih mereka, Milo sudah menjadi boneka mampang dengan sekejap mata warna merah yang di hasilkan dari lipstick mama nampak kontras di bulu orange milik Milo. Dari kejadian itu Mas Jo belajar untuk tidak memberi Milo ke Janu dan Ale.

"JANU ALE DI MANA KALIAN"

"KENAPA MAS JO"

Mas Jo kira mereka bakal serempak menjawab ternyata hanya Janu.

"DI MANA KAMU"

"DI WC MAS"

"NGAPAIN" ujarnya dengan ekspresi sedikit bingung, pasalnya buat apa Janu pagi-pagi buta sudah anteng di kamar mandi.

"NGISING, MAS JO MAU IKUT?"

"MALES NU" jawab Mas Jo sembari menggelengkan kepala nya, pantes saja anteng orang lagi ada panggilan alam.

Sekarang ia harus mencari target keduanya, yaitu Ale. Setelah berkeliling lantai dua Mas Jo menemukan Ale di kamarnya yang masih molor dengan mulut terbuka, Ale ini sering banget di bilangin sama Mas Nana kalo tidur itu mulut nya mingkem kan serem kalo di masukin lalat.

"LE BANGUN LE GEMPA" ujar Mas Jo heboh sembari menggoyangkan ranjang milik Ale. Ale yang nyawa nya belum terisi penuh hanya cengo melihat Mas Jo dengan wajah panik. Ale yang tidak tahu apa apa pun berlari sampai-

Bruk!

"Aduhh"

Lemari berisikan buku-buku itu bergoyang untung nya tidak ada satupun yang jatuh, kalau sampai ada Mas Jo juga yang kena semprot sama Mama.

"MAS JO APA APAAN SI" ujar Ale sembari berjalan menenteng guling layaknya atlet gulat yang akan menghabisi Mas Jo detik ini juga.
Mas Jo tampaknya juga tak ingin kalah, dia menenteng bantal berbentuk tulang milik Ale.

"SINI KAMU MAJU SINI!" ujar Mas Jo sembari bergaya layaknya penggulat handal.

"Mas Jo tu mau apa sih" finalnya, karena dia tau melawan Mas Jo sama saja nyari mati namanya.

"Milo di mana, pasti mbok sembunyiin kan le"

"Wah-wah Mas kalo kata Pak Haji Ajiz ga boleh suudzon" ujar Ale sembari menggelengkan kepala serta mengelus dada dengan mimik wajah yang mampu membuat Mas Jo ingin sekali menempeleng kepalanya.

"Jadi Milo di mana"

"Ya mana ku tau toh, dah sana mending Mas Jo turun, terus cari Milo sampe ketemu ganggu aja nih"

Dengan berat hati Ma Jo menuruni beberapa anak tangga sesekali menyumpah serapahi siapapun yang berani menyulik Milonya.

"INI NIH"