part 2

2 0 0
                                    

Author

Siswa siswi SMA GB sedang berbaris rapi di lapangan untuk melakukan upacara.

Tapi tidak dengan seorang gadis yg saat ini sedang duduk santai dengan sebuah rokok merk Gudang Garam Surya  diantara jari tengah dan telunjuknya seraya menatap kearah siswa siswi yg sedang upacara dari atas rooftop sekolah.  Perlahan ia menghisap rokoknya laku meniup asapnya ke udara membaur bersama udara lainnya  lalu tersenyum tipis. Tidak menyadari seorang siswa yg sedang berlari di belakang ke arahnya.

"HARSYA AYO LARI SYA. PAK GUNTUR LAGI RAZIA, SEKARANG PAK GUNTUR BERJALAN KE ARAH SINI SAYO CEPAT SYA" ucap siswa itu tergopoh gopoh sambil menarik lengan gadis bernama Harsya. Namun yg di tarik hanya santai lalu kembali mengisap rokoknya.

" Biarin. Gue lagi males lari" ucap Harsya cuek.

" Ya ampun sya nanti kita gimana? Gue gak mau ya d skors lagi kek Minggu lalu"

" DION. PERGI" ucap Harsya tertahan.

" Tap...." Bru saja siswa bernama Dion tersebut akan bicara lagi, namun di dahului oleh sebuah teriakan besar dari belakang.

"DIOOON HARSYAA. KESINI KALIAN. BERANINYA KALIAN TIDAK MENGIKUTI UPACARA, KALIAN HARUS DI HUKUM". ucap pak Guntur sambil menarik telinga Dion dan Harsya.
" Adu duh duh duh pak. Jgn tarik kuping saya dong pak. Nti klau sobek gimana pak? Bapak mau tanggung jawab ??" Kata Harsya.

" Iya pak, kasiani kuping saya kami pak. Ini skit loooh pak" kata Dion memelas.

" Tidak ada. Klian berdua sudah keterlaluan. Bolos trus. Dan apa ini Harsya? Rokok? Kamu merokok? Ya astaga Harsya. Kamu itu perempuan. Seorang gadis tapi kenapa kamu merokok, lalu apa ini, bibir hitam rambut warna merah, anting hidung, sepatu warna warni, Kalung rantai 1 2 3 4 lapis?  Dasi mu mana? Gelang karet bnyk sekali. Harsya Harsya kmu ini murid sekolah atau berandalan sih! Cepat kalian berdua ikut saya ke lapangan!!!" Omel pak Guntur, sedangkan yg di omelin hanya mengernyit tidak suka lalu memutar bola matanya malas, dan Dion hanya meringis kecil.

 
                               ****

Sesampainya di lapangan pak Guntur langsung menyuruh Harsya dan Dion berdiri di bawah bendera dengan sikap hormat, di saksikan oleh ribuan mata yg saat itu sedang melaksanakan upacara pagi.

" Berdiri kalian disini. Jgn kemana- mana. Tetap hormat bendera sampai jam istirahat kedua" titah pak Guntur.

"Apa pak? Jangan gitu dong pak. Kasian dong pak saya belum sarapan dari pagi pak" ucap Dion. Namun tak dihiraukan oleh pak Guntur yg justru berbalik ke arah kantor guru.

Sedangkan Harsya, gadis itu diam seraya memutar bola matanya malas. Tanpa disadarinya ada sebuah tatapan tajam yg terus mengamatinya sejak ia di seret oleh pak guntur ke arah lapangan.

                         ***
🙏🙏🙏❤️

Harsya

Harsya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion

Dion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dear HarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang