🌶️🍭SCR-39🍭🌶️

160 32 11
                                    

"Kenapa lo?" Belva melirik Carol yang tengah cemberut di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa lo?" Belva melirik Carol yang tengah cemberut di sampingnya. Baru saja Cristal dan Bella pamit pulang, meninggalkan Belva dan Carol di restoran.

Tadinya Carol berencana kembali ke ruang karyawan. Dia bisa berselancar di dunia maya atau menonton drama Korea yang belum ia selesaikan. Berlama-lama duduk berdua dengan Belva tentu seperti menyiram minyak ke bara api. Kabar burung akan kedekatan mereka akan semakin santer.

Namun, Carol pun merasa perlu bicara secara langsung dengan Belva. Karena ia yakin penolakan Belva barusan membuat Marsya berang. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa Marsya akan melampiaskan pada anak FO.

"Bisa nggak sih kalau ngomong itu dipikir dulu? Pakai filter atau diolah biar lebih enak di telinga gitu. Jangan kayak tadi. Bikin sakit hati tahu nggak."

Belva mengernyit. Seingatnya, hari ini dia tidak membuat masalah dengan Carol. Pun tidak ada kata-kata yang menyinggung gadis itu. Mereka hanya berbincang seperti biasa. Belva juga hanya merespon percakapan ketiga perempuan tadi ala kadarnya.

"Gue salah apalagi?" Belva menyerah. Dia tidak tahu letak kekeliruannya.

"Nah kan, kebiasaan banget. Udah bikin salah, tapi nggak ngerasa salah. Kamu serius nggak sadar?" keluh Carol.

Belva menyandarkan punggung, lalu melipat kedua lengan di depan dada. Dia butuh waktu untuk menahan sabar. Ternyata semua perempuan memang susah dimengerti. Ditanya salah apa, bukannya menjawab malah balik bertanya.

"Masih belum tahu?" Carol tidak habis pikir, bagaimana orang setidak peka Belva ini masih diberi napas. "Kamu tuh tadi udah nyinggung Bu Marsya."

Belva mengangkat satu alis. "Kenapa jadi gue yang salah? Jelas-jelas gue nggak ada janji apapun sama dia. Lo tidak berpikir gue harus menuruti permintaan konyolnya kan?"

"Tapi kan bisa dengan cara halus, Va. Ajak ngobrol berdua dulu atau gimana gitu. Biar kesannya Bu Marsya nggak dipermalukan di depan kami. Kalau kayak gini kan bisa-bisa aku yang kena getahnya."

Belva menggeleng-geleng heran sambil tertawa kecil. "Apa hubungannya sama lo?"

"Please deh, Va, jadi orang tuh peka sedikit dong. Masak nggak tahu gimana perasaan Bu Marsya ke kamu?"

Belva melempar pandang ke arah kolam. Dia tidak sebodoh itu sampai tidak tahu maksud dari Marsya. Bahkan dari awal pertemuan mereka, Belva sudah mencium gelagat bahwa gadis itu ingin mengajaknya balikan.

"Gosip kamu dekat sama Bu Marsya itu udah sampai mana-mana. Istilah kata, Bu Marsya udah ada di awang-awang. Eh, kemarin tahu-tahu ada aja kabar ngawur tentang kita. Kamu harusnya tahu gimana perasaan Bu Marsya. Cewek mana sih yang nggak cemburu kalau cowok yang ditaksir kena gosip sama cewek lain? Kamu nggak tahu sih gimana perlakuan Bu Marsya ke anak FO. Sekarang kami jadi sering kena semprot. Apalagi yang kena shift di kasir. Ditambah kejadian tadi. Bu Marsya lihat kamu duduk bareng aku di sini. Udah gitu nolak ajakan dia pula. Bakal semurka apa Bu Marsya ke aku."

Sweet Carolina ReaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang