Pekerjaan pertama

194 26 1
                                    

"Kau kesini, shoto." Ucap midoriya
"Bagaimana bisa aku tidak kesini setelah mendengar kabarmu dari dabi" setelah datang, todoroki langsung mengupas apel, buat siapa? Ya buat dirinya sendiri. Disana tersedia berbagai macam buah, ia pikir deku jualan buah disini.

"Dabi? Apakah ia mengikutiku?" Sebenarnya midoriya tidak bergabung dengan aliansi itu, ia hanya berteman dengan todoroki dan mengenal kakaknya itu.

"Katanya, dia hanya kebetulan lewat"

Setelah lumayan lama bercengkrama membahas ini itu, akhirnya todoroki pamitan. Ia mau rapat rencana rahasia katanya. Midoriya sendiri lagi di kamar yang sepi itu, namun perasaannya cemas, ia tak tau kenapa.

BRRAKK BOOM!!!

Tiba tiba saja ada suara sangat keras dari arah utara. Sungguh midoriya hanya ingin beristirahat dengan tenang, kenapa ada saja yang bikin kacau..

"midoriya gawat! Ada penjahat disini, kita harus cepat kabur!!!" Dokter tergesa gesa mengangkat midoriya dan bergegas keluar dari sana. Tak sempat midoriya bertanya ibunya dimana, tepat ketika ia sudah keluar dari sana, bangunan rumah sakit itu di tinju oleh all might dan hancur berkeping keping dan nomu yang ada didalam rumah sakit itu dibakar oleh endeavor. Dia hanya nomu biasa, jadi langsung mati.

Midoriya terdiam. Ia terpaku, hatinya seperti di pukul palu godam. Kenapa? Kenapa harus rumah sakit itu? Kenapa ibunya tidak diselamatkan? Kenapa para hero hanya mementingkan penjahat? Kenapa? Kenapa?!

Air mata keputusasaan itu perlahan mengalir keluar, semakin lama semakin deras. Memori tentang ia dan ibunya terus berputar seperti kaset rusak dipikirannya. Memori tentang betapa jahatnya para hero terus tertanam semakin dalam dibenaknya.

"Maaf.. maafkan paman.. paman tidak bisa menyelamatkan ibumu" kata kata dokter muda tadi terus terngiang di telinga midoriya seakan akan suara yang lain tidak didengarnya.

"Nak! Apa kau tidak apa apa? Semua yang ada di rumah sakit telah tewas tak tersisa.. maafkan paman..." Teriak dokter.tadi sedikit mengejutkan midoriya yang terlarut dalam pikirannya yang kacau.

Lagi lagi..midoriya gagal untuk melindungi ibunya. Lagi lagi.. gara gara hero.
Lagi lagi...

"Moshi mosh, nomu di rumah sakit telah mati. Baik. Aku akan kesana" midoriya terkejut dengan perkataan itu dan berlari mengejar endeavor. All might telah pergi entah kemana.

"Kuso!! Apa yang kau lakukan pada ibuku!!" Teriak midoriya sambil menatap hampa pada hero number two itu, melihat itu endeavor hanya menatap datar, dan berkata

"Oh maaf nak, aku tidak sengaja. Aku mendapat tugas dari kepolisian untuk membunuh nomu, maafkan aku tidak sempat mengevakuasi ibumu, nomu itu sangat berbahaya. Untunglah kau selamat"
Kau pikir midoriya memaafkan dan tersenyum? Jelas tidak, sorot matanya tidak menandakan ia menyesal sama sekali. Midoriya hanya tertawa datar.

"Tidak ada yang untung dengan kejadian seperti ini, ibuku sudah tidak ada. Apa yang harus kulakukan tanpa ibu?"

"Kau masih dalam pemulihan midoriya, jangan bergerak berlebihan. Ayo ke rumah paman, kau bisa ikut paman"

"Aku masih bisa jalan." Ucapnya suram lalu pergi diikuti dengan dokter yang menunjukan rumahnya.

Memang begitulah hidup, apalagi hidup didunia yang 80% warganya memiliki quirk. Harus ada yang berkorban dan dilupakan begitu saja, atau paling tidak hanya diberi uang ansuransi, kau pikir uang bisa menggantikan nyawa seseorang? Jangan bercanda.

Rumah dokter itu cukup jauh bila berjalan kaki, ia tinggal di gedung buangan yang jika dilihat sekilas itu hanya bangunan kosong. Nyatanya ia tinggal disitu dengan beberapa rekannya. Disana sepi dan dingin, tidak ada yang tinggal didaerah itu.

the ruins of hate || Villain deku [bnha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang