Ini bukan akhir, tapi awal dari segalanya

271 28 6
                                    

Midoriya yang malang itu masih terlelap setelah dirinya dilarikan ke rumah sakit. Kejadian pahit yang terjadi tadi pagi sangat membekas di hatinya.

Mari kita kembali ke beberapa jam yang lalu...

Flashback.
Midoriya masih berusaha membuat ibunya keluar dari reruntuhan itu. Komplek apartemen yang biasanya damai, hari itu porak poranda. Dimana mana bangunan runtuh, teriakan kesakitan dan teriakan teriakan lainnya menjadi satu.

"Hero! Tolong ibuku! Dia terjebak disini, aku tidak bisa menariknya! Dia pingsan, tolongg" histeris midoriya yang sudah berputus asa.
dia bisa saja menggunakan quirk telekinesis yang diturunkan ibunya kepadanya, namun saat itu pikirannya kacau sehingga quirknya tidak berjalan dengan baik.

"Apa?? Tunggu sebentar, para hero masih menangani penjahat! Tunggu saja polisi disitu. Kau tidak lihat jika penjahat sangat banyak??! Kita juga kewalahan disini, setidaknya kau jangan membuat semakin kewalahan, bocah!!" Ucap salah satu pro hero.

"Tapi ibuku kesakitan!! Tolong sebentar" teriak midoriya sambil menangis.

"Tunggu bocah sialan! Penjahat ini sangat penting sehingga ia menjadi buron!" Sahut hero lainnya sambil memaki makinya.

"KAU PIKIR NYAWA IBUKU TIDAK PENTING? KALAH PENTING DIBANDING PENJAHAT SIALAN ITU?" Dia pun berteriak dan menangis sejadi jadinya. Gimanapun dia hanya anak kelas 3 smp yang masih tergolong sangat muda, mendapat perlakuan seperti itu tidak membuat midoriya respect ke para hero, malahan membuat kebencian itu kian dalam.

Tak berapa lama, All might, pahlawan nomer satu itu datang ke tkp. Namun, cara dia datang salah. Pikirnya dengan membuat tembok hancur dengan tinju plus ultra nya, dia bisa menakut nakuti penjahat. Apa yang terjadi? Tembok yang dia tinju justru mengenai 70% warga yang masih mengevakuasi diri, tak terkecuali midoriya dan ibunya. Bongkahan bangunan tadi mengenai kepala ibunya dan menyebabkan pendarahan yang sangat banyak, midoriya sudah berputus asa. Dia hanya menunggu bantuan orang baik yang datang. Sembari ia melilit kepala ibunya yang berdarah itu dengan bajunya.

15 menit berlalu, para pro hero masih berkutat dengan penjahat itu. Karena para penjahat itu sangat lincah, tidak mudah untuk membuat dia menyerah begitu saja. Karena menganggap ini susah, para pro hero akhirnya menghubungi pahlawan nomer dua, endeavor dengan quirk api itu. Para penjahat yang bersembunyi di balik reruntuhan hanya bernafas sebentar, mereka beristirahat.

"Aku disini" rupanya endeavor sudah sampai, ia pun mengecek keadaan. All might yang masih bertarung dengan para nomu, sepertinya ia kewalahan bertarung dengan nomu yang terus berdatangan dan tidak ada habisnya itu. Karena all might bertarung cukup jauh dari reruntuhan bangunan, dan tidak ada tanda tanda ada warga disana, endeavor pun berniat membakar habis reruntuhan itu, supaya para penjahat juga tidak ada persembunyian lagi.

"Semuanya menyingkir! Aku akan membakar disini" komandonya pada warga dan juga pro hero. Mereka tidak tahu kalau midoriya dan ibunya masih terjebak disana. Midoriya pusing tak tahu harus gimana, ia diam saja disana. Lalu api yang sangat panas itu membakar semua yang ada disana, untungnya ibu midoriya hanya terkena sedikit, karena badannya masih tertutupi reruntuhan itu. Namun tidak dengan midoriya, dia sudah jatuh pingsan dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. 'sangat panas' batin bocah kecil yang malang itu.

Setelah insiden itu, para penjahat melarikan diri dan pro hero bernafas lega. Lalu mereka pun berkeliling di sekitar sana untuk mengevakuasi mayat mayat warga dan menguburnya dengan layak. Polisi juga datang membantu mereka. Polisi kaget rupanya masih ada yang selamat setelah terkena api endeavor tadi.

"HEI!! disini disini! Tolong kami!" Teriak salah satu polisi yang menemukan midoriya dan ibunya. Akhirnya midoriya dan ibunya dilarikan ke rumah sakit terdekat dan ibunya menjalani operasi, sedangkan midoriya diobati karena terkena luka bakar dan bawah matanya dijahit karena tak sengaja terkena benang yang tajam dari salah satu pro hero.

Flashback selesai.

Midoriya terbangun dari tidurnya dengan pening yang sangat hebat.

"Sebaiknya kau tidur dulu nak" ucap seorang dokter yang tampan.

"Aku dimana?" Tanya midoriya yang baru terbangun

"Kau dirumah sakit, karena terjadi peperangan di apartemenmu, kamu terpaksa harus disini dulu sementara untuk mengobati lukamu yang cukup parah, beristirahatlah." jelas dokter itu sambil tersenyum ketir. Ia sangat tahu perasaan anak itu, anak sekecil itu tidak pantas mendapat pengalaman yang amat mengerikan seperti itu.

"Begitu... Ibuku dimana?" Midoriya baru ingat kejadian tadi, segera ia mencari ibunya namun dicegah oleh sang dokter, dokter pun menjelaskan bahwa ibunya selesai operasi dan beristirahat. Akhirnya midoriya bisa bernafas lega, untunglah ibunya masih selamat.

"Tapi dokter, aku tidak punya uang yang cukup untuk menebus biaya rumah sakit ini" Ia cemas, bagaimana kalau ia diusir dari sini dan tidak mendapat pengobatan?

"Daijobu, semua ditanggung pemerintah" ucap dokter itu, lalu ia berpamitan mau memeriksa pasien lainnya.

Midoriya menatap langit langit dengan tatapan kosong, ia tidak bisa kemana mana karena tubuhnya penuh perban. Pikirannya melayang pada sekolahnya yang sebentar lagi ujian kelulusan. Dirinya berniat sekolah di UA, disana sekolah para hero dan merupakan sekolah pahlawan terbaik di Jepang. Namun sekarang beda lagi, ia sudah tidak mau bertemu pahlawan. Jadi ia memutuskan masuk jurusan umum saja. Yang penting impiannya masuk U.A tercapai.

Ujian kelulusan dimulai 3 bulan lagi, cukup bagi midoriya untuk memulihkan diri dan mengikuti ujian. Dia pun membuka catatan tentang hero di buku tulis kesayangannya, dengan tersenyum ia berkata

"Selamat tinggal sialan. Aku tidak membutuhkan hero yang hanya mementingkan ketenaran." Tidak, ia tidak berniat membuang buku itu, ia menyimpannya jikalau suatu saat nanti akan berguna untuk membalas dendam nya.

Tiba tiba kabut hitam memenuhi pojokan ruangan itu, midoriya kebingungan namun ia diam saja. Lalu dari kabut itu, muncullah para orang orang yang berwajah antagonis.

"Hey hoo midoriya! Apa kabarmu? Apa kau merindukanku?" Ucap pria itu sambil tersenyum meremehkan.

Midoriya sedikit terkejut dengan kedatangan teman lamanya itu, benar dia adalah villain. Dia sangat membenci para hero apalagi endeavor, katanya ia disiksa oleh endeavor waktu kecil hingga ibunya sendiri merasa ngeri padanya dan menyiramnya dengan air panas.

"Kau kesini, shoto." Midoriya menampakkan senyum manisnya walau tak semanis biasanya.

" Midoriya menampakkan senyum manisnya walau tak semanis biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cr: Pinterest.

the ruins of hate || Villain deku [bnha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang