DISCLAIMER
I don't own Tokyo Revengers, it's belong to Ken Wakui! Cerita ini tidak mengikuti alur asli.
...Bonten. Teror yang menguasai jepang saat ini. Kau adalah wanita berusia 24 tahun yang bekerja di kepolisian dan bertugas untuk meringkus organisasi kriminal ini.
Dengan informasi terbatas, kau nekat menjalankan rencana pembobolan markas bonten dengan anak buah mu. Meski terencana matang nyatanya kau tetap gagal.
Mulut pistol mengarah padamu. Sano Manjiro, ketua bonten itu sedang bersiap untuk mengakhiri nyawamu. Rasanya seperti kau tidak berdaya dan ingin menangis. Tapi harga diri lebih penting dari apapun.
Kau sudah bertekat untuk tidak memohon pengampunan atau mencium kaki Manjiro meski nyawa mu terancam. Memangnya laki-laki itu akan berbaik hati dan tidak jadi membunuhmu meski kau buatkan dia 1000 candi? Kan tidak.
Rambut panjang mu berantakan sampai menutupi sebagain wajah mu. Laki-laki dengan bekas luka di kedua sudut bibirnya yang bak ajudan kerajaan Manjiro itu mendekat dan menyibak rambutmu.
Memperlihatkan wajah babak belur mu dengan leluasa.
Sanzu tersenyum miring. "Ada ucapan terakhir? Untuk sahabatmu, mungkin?"
Kau mendengus. Aira adalah sahabat mu semenjak sekolah dasar sampai kerja. Namun beberapa hari lalu para bajingan bonten ini membunuh nya. Bercanda ya?
"Kenapa diam? Ah! Benar juga. Dia kan sudah mati, kau bisa langsung menyapa nya setelah ini."
Kau mual. Membayangkan reka kejadian dimana kepala Aira terpenggal di hadapan mu dengan Sanzu sebagai pelakunya membuat amarah mu terasa ingin meledak. Jika saja tangan dan kaki mu tidak terikat, kau pasti sudah menonjok Sanzu.
"Sanzu, kau ingin mengambil jatah?" Tanya Manjiro sambil menurunkan pistol nya. "Kau terlihat bersenang-senang dengan nya."
Sanzu mengusap kedua tangan nya antusias. "Boleh nih?"
Manjiro mengangguk lalu menatapmu. "Pastikan kau mendapat kan informasi berguna sebelum membunuh nya."
Kau merasakan bulu kuduk mu berdiri dan jantung mu terasa akan merosot. Kau takut. Manusia mana yang tidak takut dalam posisi ini? Tapi kau bukan pecundang yang akan menyerah meski di titik terakhirmu.
"Dengar," kau menatap Manjiro dengan nyalang. "Aku tidak akan dan tidak sudi membocorkan apapun. Kau bisa berusaha tapi kau tidak akan berhasil."
Manjiro menatapmu dengan mata gelap nya yang tidak memancarkan aura kehidupan sama sekali. Dia terlihat kosong. "Oh, kau berusaha terlihat gigih?"
Kau tertawa. "Terlihat? Bukan nya aku memang begitu? Aku tidak akan menyerah dengan hidup ku."
"Kenapa?"
Kau mengernyit. Kenapa? Kenapa kau tidak akan menyerah untuk hidupmu?
"Karena tidak ingin."
Rumit. Pandangan Manjiro terhadap mu tiba-tiba berubah menjadi rumit. Dia terlihat seperti orang linglung. "Begitu ya."
Hah?
"Sanzu," Sanzu menatap Manjiro dengan satu alis terangkat.
"Ya, Mikey?"
"Bawa dia ke markas."
Holaa! Aku bakal up chapter 1 besok yaa, tenang aku gabakal menumbuk hutang jadi aku pastikan untuk ff DIH dan ini bakal selesai <3!!
Mikey yang aku pake cast disini dia yang di future 1 ya, krn kek lebih berdamage ga sih huwee
Art cr ねむこ😴🍼 on Twitter
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman [Bonten x reader]
Fanfiction[Discontinued Since 2022] ⚠️Warning⚠️ Mengandung bahasa kasar, kekerasan dan unsur kejahatan. Kalau mental tempe mending jangan baca, terapi gak ditanggung pemerintah apalagi author hehe