04

995 149 18
                                    

Ini kesempatan emas.

Berada di luar markas dan posisi Mikey terkepung. Meski tidak terang-terangan, Kau bisa merasakan bahwa Mikey terpojok. Mengutus Sanzu untuk membereskan pun tidak ada gunanya.

Jika kekacauan sungguh terjadi, kau bisa menggunakan nya sebagai jalan untuk kabur.

Kau menatap tangan kekar Mikey yang memeluk pinggang mu. Tidak, [Name] jangan naif. Kau pikir Bonten selemah apa?

Jika mereka bisa menghindari polisi dan agen negara lain nya selama bertahun-tahun, kenapa tidak bisa mengatasi situasi seperti ini?

Meski kau sangat berharap kekacuan sungguh terjadi dan Mikey terpojok, kau tidak boleh lengah. Jangan gegabah.

Mikey pasti sudah merencanakan sesuatu. Tidak mungkin dia masuk sarang musuh tanpa persiapan apapun.

dor

Kau terkesiap.

Entah sejak kapan atau bagaimana tapi Mikey sudah menembak salah satu orang yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Dia mati di tempat.

Sedetik kemudian semua pistol mengerah padamu. Padamu dan Mikey.

1,2,3...10. 10 pistol dan kau dapat dipastikan akan ikut mati di tempat jika mereka menarik pelatuknya. 10 lawan 1? ini lucu.

Dia bodoh?!

Kau merasakan pegangan Mikey yang mengerat pada pinggang mu, menarik mu semakin dekat dengan nya.

Apa-apaan dia ini? mau membawaku mati bersamanya ya?!

"Tuan Manjirou yang terhormat, mari menyerah saja."

Roger mendekat dengan senyuman mengejek nya. "Kau tau ini jebakan dan tetap masuk ke dalam nya. Kau pikir kenapa anak buah mu menghilang di tangan ku? aku memperingati mu, bodoh."

"Andai saja kau tidak memihak ayah ku yang lugu itu, aku tidak akan begini padamu. Tapi kau malah berkedok membatuku sepadahal ingin menusuk ku dari belakang. Sebagai sesama petinggi mafia, bukan kah itu kejam?"

Mikey menurunkan pistol nya dan tersenyum tipis. "Kau tidak berubah." Mikey menatap Roger. "Selalu bodoh."

Kau langsung menutup kedua telinga mu begitu suara tembakan saling bersahutan. Sedangkan Mikey tetap tenang di sebelah mu dan tetap merangkul pinggang mu.

Dia telah merencanakan semuanya.

"Wah,wah kupikir akan lebih seru jika si gendut ini tidak langsung mati."

Kau menatap Sanzu yang sedang menginjak-injak Roger yang bergeliat kesakitan. "Tapi dia malah seperti cacing gendut menjijikkan."

Mikey melepas rangkulan nya dan berjalan mendekati Roger. "Ada kata-kata terakhir?"

Dengan mulut berdarah dan wajah pucat, Roger menatap Mikey penuh kebencian.

"Wah dia sudah tidak sanggup berbicara." Sanzu menginjak kepala Roger dan tertawa.

Mikey mengarakah pistolnya ke arah Roger. "Aku hanya mengisi dua peluru. Satunya khusus untuk mu."

Setelah Sanzu mengangkat kaki nya dari kepala Roger, Mikey langsung menembak bajingan malang itu.

Kau menatap adegan itu dan kembali berpikir, Bisakah kau keluar dari penderitaan ini? Bisakah kau bebas?

Kau takut. Kau takut akan lengah dan malah membocorkan segala informasi yang sudah kau simpan rapat-rapat selama ini. Bagaimana jika kau tersiksa dan akhirnya buka mulut?

Kau hanya diam dan menurut saat Mikey menarik mu untuk pergi dan masuk ke dalam mobil. Dengan Sanzu sebagai sopir, keadaan mobil cukup hening.

Kau menggigit bibirmu cemas. Karena begitu tiba-tiba kau sampai tidak berpikir untuk kabur. Sepadahal kau sudah berharap ada kekacuan yang menguntung kan, tapi Mikey malah menang telak.

Woman [Bonten x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang