Terlalu Cepat

3.4K 384 27
                                    

Kita semua tahu apa yang telah dilalui Kim Gaon.

Kita semua juga tahu apa yang telah dilalui Kang Yohan.

Kedua sumbu ini sama-sama mengalami hal yang berat, tapi berbeda.

Yohan dibenci oleh ayahnya. Menerima siksaan dari ayahnya. Kehilangan kakaknya. Lalu kritikan yang selalu ia terima sejak kecil sebagai ''monster''.

Gaon kehilangan orang tuanya. Orang tuanya ditipu. Orang tuanya bunuh diri. Selalu berkelahi di sekolah. Dan hanya memiliki satu pegangan yaitu sahabat kecilnya. Sahabat yang telah ia kecewakan. Sahabat yang tidak ingin melihatnya lagi.

Gaon melakukan segalanya dalam membantu Yohan supaya mereka bisa menang.

Dia mengikuti metode dan selalu mengekor di belakang Yohan. Dia juga tetap fokus pada tujuan mereka tidak peduli itu mengganggunya, tidak peduli jika ia akan menjadi gila seiring waktu.

Meski menggila, Gaon tetap mengikuti Yohan. Tetap berada di pihaknya.

"Aku ingin kau berada di pihak ku."

"Apa kau bahkan tahu perasaan ku selama membantumu?!"

"Meski ada orang mati di depan ku, hal pertama yang aku katakan adalah..."

"Ki-kita harus mencari file-nya."

"Aku telah menjadi monster macam apa?"

Yohan memerlukan Gaon di sisinya.

Yohan memerlukan Gaon di sampingnya selagi menjalankan rencananya.

Yohan memerlukan Gaon untuk mempercayainya.

Diluar sana, tidak ada yang pernah melihat begitu dalam tentang dirinya kecuali Kim Gaon.

Saat Gaon memutuskan untuk berpihak padanya, Yohan secara diam berjanji satu hal.

Dia tidak akan membuat hakim muda itu terluka.

Yohan tidak melakukan apa-apa.

Tidak saat Gaon pergi melewatinya.

Tidak saat Gaon mulai berkemas dan meninggalkan kamar yang selalu ia tempati.

Tidak saat Elijah memarahinya karena tidak menghentikan Gaon pergi.

Tidak juga saat Gaon melangkahkan kakinya keluar dari rumah besar itu.

Gaon meninggalkan rumah itu atas keinginannya. Tidak seharusnya ia memasuki privasi yang lebih muda lebih dalam.

Gaon adalah rekan kerjanya. Dia hanya ada di rumah itu untuk membantu rencananya, lalu mengapa rasanya sangat aneh saat yang lebih muda pergi?

Yohan tidak melakukan apa-apa selain memberikan ruang bagi Gaon. Waktu untuk Gaon. Dan perlindungan tidak langsung. Selama itu bisa membantunya, Yohan tidak akan menginvasi space Gaon.

Gaon mengocok kartu yang ada di depannya.

Membagikannya pada Yohan dan mereka mulai bermain.

"Yang menang boleh memukul pergelangan tangan yang kalah." Ucap Gaon sambil menyeringai setelah melihat kartunya.

"Okay kalau begitu, ayo." Yohan melihat kartu di tangannya dan mereka mulai bermain.

Di ronde pertama Gaon menang

Ronde kedua juga

Ronde ketiga pun juga sama.

All Left BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang