Siang ini sebuah ruangan yang kini telah dipenuhi oleh sembilan gadis yang sedang sibuk untuk menyiapkan acara mereka.
"Hi guys, so today, i will make a video with my sisters!!!! This video will..."
"Hai guys follow instagram aku ya," potong Safa, gadis berkerudung itu dari belakang, membuat Tari yang sedang merekam opening videonya terpaksa berhenti.
"Safa pergi gak lo, ganggu aja,"marah Tari karena ia terpaksa mengulang rekamannya kembali. Safa tertawa puas karena bisa menjahili sahabatnya itu.
"Eh gua liat kuning masuk vent,"
"Ha serius kuning? Kuning kan Kira,"
"Iya cepet, Arel emergency emergency,"
"Woi tolong gua di kejar pink, Ulan lo imposter ya?"
"Ah males banget, ga ada yang percaya, kalah kan," kesal Santa melihat layar HP nya yang bertuliskan 'Defeat'.
"Tos dulu, Kir." Ulan dan Kira ber-tos ria karena memenangkan game. Sedangkan Santa dan Arel hanya bisa memasang muka kusutnya.
"Guys, ayo udah dulu mainnya, kita udah mau mulai nih," ucap Dina yang memandu kedelapan temannya untuk segera bersiap-siap. Tapi sayangnya tak ada yang mendengarkannya, semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
"Ulan, Arel, Santa, Kira, udah dulu mainnya yuk, kita udah mau mulai nih, nanti gak keburu waktunya," ucap Dina lagi menginstruksikan teman-temannya.
"Iya iya bentar Din, dikit lagi." Hanya Kira yang menjawab, ketiga lainnya hanya fokus pada permainannya.
Dina memegangi kepalanya yang sudah mulai sakit, kalau sudah kumpul seperti ini, pasti mereka susah sekali diatur. Entah itu ada yang tak serius, ada yang berbeda pendapat, dan bahkan ada yang lelet dan juga lemot.
Dina mulai mengecek teman-temannya apakah sudah lengkap atau belum. "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sem..." Terhenti diangka delapan. Dina mencoba mengingat siapa yang belum hadir.
"Oh iya Aqila belum ada. Astaga padahal dia yang megang kamera." Dina memukul jidatnya. Ia mengeluarkan HP nya hendak menelpon Aqila, sang kameramen mereka.
"Guys maaf banget gue telat." Belum sempat Dina menekan tombol memanggil, Aqila sudah datang dengan wajah panik.
"Ia gapapa, Qil. Langsung siap-siap ya." Aqila dengan cepat menaruh tasnya di lantai dan mengeluarkan kamera dan peralatan lain yang ia butuhkan.
"Eyo guys, so here my friend, Floren, she is eating," ucap Tari ke kamera sambil berjalan menuju Floren yang sedang memasukkan makannya kedalam mulut.
"Heyo guys," sapanya di tengah kegiatan mengunyahnya.
"Tari, udah dulu rekam videonya, bantuin gue ini atur anak-anak." Dina sudah kehabisan cara untuk mengajak teman-temannya untuk serius.
"Oke oke." Tari yang tau dengan kondisi saat ini, menyudahi rekamannya dan mulai membantu Dina.
"Guys ayo ayo, Ulan, Arel, Santa, Kira, Safa, udah ayo diposisi masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
9GARRIORS
Teen Fiction"Kita terus sama-sama ya bersembilan." Sebuah cerita klasik tentang persahabatan 9 anak SMA yang saling melengkapi dan memiliki motto "SHARING IS CARING". *** Dina, Ulan, Tari, Arel, Kira, Safa, Floren, Santa, dan juga Aqila. Kesembilan gadis tanggu...