08• Pilih kasih?

141 86 49
                                    

Percayalah egois itu perlu.

Setidaknya kita tidak menyakiti diri sendiri dengan egois.

Walau sedikit gengsi tapi mencoba mempererat genggaman.

Walau sedikit gengsi tapi mencoba mempererat genggaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

"Anjing enak banget mukul wajah lo" Reval merasa puas setelah memukul Jeffan yang terlihat akan melakukan hal tidak senonoh kepada Acha.

Dipojok pernikahan bukannya mereka saling berujar kebahagiaan namun mereka saling membalas tonjokan. Jeffan yang merasa tidak terima memberi serangan balik kepada Reval. Kesempatan tidak akan pernah dibuang, Reval yang memang ingin membuat Jeffan babak belur tidak pandang bahwa Jeffan sudah kalap.

Acha bingung cara memisahkan kedua laki-laki yang sedang adu kekuatan di depannya. Kalau dirinya memanggil orang yang ada dia membuat rusuh pernikahan Mamanya. Dia tidak ingin semakin dibenci takut akan hal itu Acha maju perlahan.

Mendekat lalu berusaha memisahkan. Satu langkah awal memisahkan nasib sial datang untuk dirinya. Acha terhuyung ke belakang setelah terkena pukulan dari Jeffan. Bukan sengaja tapi tak sengaja.

Sadar salah sasaran Jeffan langsung mendekati Acha diikuti Reval yang panik karena lupa bahwa ditengah-tengah mereka ada Acha.

"Emang goblok si lu," Reval menghina Jeffan.

Acha mencoba bangun. Menolak tawaran Reval dan Jeffan yang memberi uluran tangan "Harus gitu? Gue kena bogem dulu kalian berhenti?" tanya Acha sinis.

"Gak gitu Kanna, Maafin aku beneran gak sengaja. Dahi kamu berdarah,"

"Bisa gak si Lo" Acha menunjuk tepat ke arah Jeffan "Gak usah peduli lagi sama gue, gak usah cinta lagi sama gue, lagian Lo kan yang ninggalin gue. Gue ga pernah mau balikan sama Lo. Lo Abang gue Jeffan," jelas Acha frustasi melihat wajar Jeffan yang sudah lebam. Dirinya masih punya rasa simpati melihat keadaan Jeffan yang sudah urakan seperti itu tapi mengingat posisi sudah berbanding terbalik.

"Gue anter pulang gak usah nolak, Dipa duluan tadi ijin ke gue," Reval menarik lengan Acha menjauhi Jeffan. Langkah kaki Reval sempat terhenti lalu berbalik "Gue gak segan-segan bunuh Lo kalo nyentuh dia lagi, dia adik Lo bego sadar," Reval memberi penekanan di akhir kalimatnya.

Keadaan mobil hening tidak ada yang memulai pembicaraan Reval menepikan mobilnya membuat Acha menengok "Kenapa nepi?"

"Obatin dahi Lo dulu, gue gamau calon istri gue kenapa napa,"

"Sinting,"

Reval terkekeh melihat itu. Tidak tau apa sebabnya Reval selalu merasa senang di dekat gadis ini.

"Sini deketan" Reval memerintah Acha untuk mendekati dia. Bukan modus tapi ini serius untuk mengobati dahi gadis itu yang sedikit berdarah.

"Gila tu cowok kalo ngasih bogeman ga nanggung. Lagian tolol sih jadi anak udah tau adek sendiri malah disosor mana lu juga calon istri gue otomatis ga terima gue,"

ACHA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang