maaf ya lama update, selamat membaca
“Jadi hubungan kita selama ini kau anggap apa? Kau anggap apa aku? Seligkuhanmu?”, Tanyaku sambil berderai air mata.
“Ya”, jawabnya datar.
“ Hah. Pantas saja ku tidak ingin hubungan kita tidak ada yang tahu. Jadi ini maksudnya. Aku permisi”, aku langsung keluar dari ruangannya. Aku menuju toilet. Aku melihat penampilanku di cermin. Aku berantakan. Aku membenahi penampilanku dan langsung pulang.
Keluar dari toilet, aku bergegas pulang dengan perasaan gak karuan.sampai di apartemen aku langsung ke kamar dan menangis, mencurahan seluruh perasaanku. Banyak pertanyaan yang yang ada di pikiranku. Mengapa aku gak pernah curiga pada Damian. Saat dia menawarkan hubungan ini, aku mau saja. Itu karena aku sudah jatuh cinta padanya. Dengan bodohnya aku terlalu takut menanyakan tentang keluarga dan masa lalunya. Pernah aku bertanya tentang keluarganya, Damian menjawab,”itu bukan urusanmu”, dengan wajah mengeras dan menatapku tajam. Betapa sedihnya aku diamenggap selama ini aku hanya selingkuhannya saja.
Sebegitu rendahnyakah diriku di matanya? .
Aku sudah menyiapkan surat pengunduran diri jadi sekertarisnya.
Saat dia sampai diruangannya, aku mengikutinya. Aku meletakkan surat penggunduran diriku di mejanya. Dia melihat surat itu lalu terkejut.
“Surat pengunduran diri?”, tanyanya.
“Ya, dan secepatnya aku akan pindah dari apartemenmu”, jawabku datar. Sudah cukup aku semalam menangis, dan menyesali segala yang terjadi. Aku gak mau terpuruk. Maka langkah awal yang aku ambil adalah mengundurkan diri dan pergi dari dirinya, salah satu caranya pindah dari apartemen pemberiannya. Memulai hidup di tempat yang baru.
“ Saya hanya ingin menyampaikan itu dan saya permisi”.
“ Yasudah saya terima pengunduran dirimu, dan pergilah ke bagian HRD untuk menyelesaikan gajimu”. Jawabnya datar.
Aku terkejut. Aku gak menyangka dia akan menggapi tindakanku dengan sikap begitu. Apa di dalam hatinya aku gak berarti? Aku menahan air mataku.dan keluar dari ruangannya.
Pergi ke HRD untuk menyelesaika gajiku. Aku pulang ke apartemen dan mengepak barang-barangku. Semalam aku sudah menghubungi sahabatku Sarah untuk mencari tempat tinggal sementara. Sarah menawarkan aku tinggal dengannya karena dia tinggal sendirian di kota ini. Sedangkan keluarganya tinggal di kota lain. Sarah mempunya EO yang sudah dia rintis dari 3 tahun yang lalu. Sarah menawarkan aku untuk membantunya bekerja di EOnya. Dan aku setuju, karena jika aku hanya meratapi nasibku saja tidak ada gunanya. Aku harus mengalihkan pikiranku agar aku tidak sedih.
Aku membunyikan bel dan dibuka pintu langsung oleh Sarah. “ Sherli, ayo masuk”, Sarah mempersilahkan aku masuk dan menunjukan kamar yang akan aku tempati. Aku menyusun barang-barangku di lemari. Lalu bergegas mandi aku aku merasa segar. Setelah mendi aku menjumpai Sarah yang sedang menonton TV.
“Bagaimana perasaanmu sekarang?”, Tanya Sarah melihatku perihatin. Dia sudah mengingatkan ku tentang hubungan diam-diam ku dengan Damian. Dialah orang yang paling menentang hubunganku dengan Damian.
“Buruk, sekarang aku bingung.” Jawabku
“Yasudah, sekarang kamu makan lalu istirahat. Aku sudah masak tadi. Ayo, kita makan”, jawabnya tersenyu tulus.
“Terima kasih”, jawabku
“ Gak perrlu berterima kasih, kita sudah bersahabat lama, kamu sudah kuanggap keluarga sendiri.”