Drrrrrttt….drrrrttt….
Aku meraba handphoneku yang berdfering di nakas. Aku lihat di layar handphoneku btertera nama Damian.
“Halo”.
“Kau baru bangun tidur?”.
“ya”
“Aku gak bisa menemanimu hari ini, aku ada urusan”, kata Damian.
Lalu telepon pun dimatikan Damian. Aku hanya terbengong mendengar petkataannya.
Hari ini hari Minggu, gak seperti biasanya weekend aku sendiri di apartemen. Biasanya aku menghabiskan weekend berdua dengan Damian.
Setelah mendapatkan telepon dari Damian, rasa kantukku langsung hilang. Jadi aku langsung bangun, terus mandi. Aku membersihkan apartemenku, mencuci baju, dan saat ku lihat isi kulkasku. Persediaan makanan telah menipis. Jadi ku putuskan setelah untuk ke supermarket untuk membeli keperluan sehari-hari, juga sayuran dan buah-buahan.
Aku keluar apatemen, menaiki lift dan sampai di lobby, satpam tersenyum kepadaku. Langsung ku setop taksi yang lewat. Trus menyebutkan salah satu mall yang menjadi tujuanku. Setelah sampai di tujuan aku turun dan tak lupa membayar ongkos taksi. Aku masuk dan langsung menuju supermarket. Membeli apa yang aku perlukan. Langsung ke kasir untuk membayar.
Pada saat hendak pulang, aku tercengang. Aku melihat Damian menggandeng tangan perempuan cantik. Mereka kelihatan mesra. Saat itu dadaku sesak dan tapa dicegah air mataku turun. Cepat-cepat ku seka air mataku. Aku langsung melangkah keluar dari mall. Ku hampiri taksi yang mangkal di dekat mall dan langsung menyebutkan alamat apatemenku. Sesampai di apartemen aku langsung terisak sambil mengingat kejadian tadi di mall.
Aku harus berpikiran positif. Besok di kantor aku akan menanyakan pada Damian. Siapa wanita yang berjalan dengannya di mall.
---------------------------------------------------
Keesokan hari….
Seperti biasa aku bangun, mandi dan menyiapkan sarapan. Lalu berangkat ke kantor.
Gak seperti biasanya Damian terlambat ke kantor. Aku menyiapkan pekerjaanku.
Setelah makan siang Damian datang ke kantor. Dia langsung masuk ke kantornya tanpa menyapaku. Lalu aku ikuti dia masuk ke ruangannya. Dia melihatku datar.
“kenapa datang terlambat dan tak memberitahuku?”, Tanyaku saat Damian duduk di kursinya.
“apa segala yang kulakukan harus ku beritahukan dulu padamu”, jawabnya datar.Aku melihat ada kemarahan dalam ucapannya, walaupun intonasi bicaranya masi biasa.
“Gak sih, tapi gak ada salahnya kau meneleponku untuk memberitahukan kalau kau terklambat”, jawabku biasa.
“Sekarang kau keluar, aku gak ingin di ganggu. Batalkan rapat hari ini jadwal ulang”, perintahnya.
Akupun keluar dan melanjutkan pekerjaanku. Jam sudah menunjukkan jam 05.10, aku langsung bereskan abarang-barangku. Aku masuk ke ruangan Damian. Aku lihat dia sedang menghadap ke kaca. Melihat keluar. Aku berdehem. Dia berbalik.
“ada apa”, Tanyanya
“ sudah jam 5 lewat waktunya pulang, kau tidak pulang?” Tanyaku.
“tidak, kau pulang duluan saja”
“ aku ingin menanyakan semalam kau ada urusan apa?”
“aku ada janji dengan temanku”
“Temannu perempuan?” Tanyaku
Damian menaikkan alisnya sebelah dan melihatku darat. “Ya”, jawabnya singkat.
Aku terkejut mendengar jawabanya. “Siapa perempuan itu?”.
“Apa perlu aku jelaskan”, tanyanya.
“Aku melihatmu semalam bergandengan mesra dengan perempuan. Aku pacarmu. Apa gak boleh aku tahu siapa perempuan yang digandeng mesra pacarku?”, jawabku masi menekan kemarahanku.
Dari matanya ada kemarahan yang ditahannya.
“ Dia tunanganku, dua bulan lagi kami menikah”, jawabnya datar seperti tidak ada yang salah dari jawabannya.
“Jadi hubungan kita selama ini kau anggap apa? Kau anggap apa aku? Seligkuhanmu?”, Tanyaku sambil berderai air mata.
“Ya”, jawabnya datar.
“ Hah. Pantas saja ku tidak ingin hubungan kita tidak ada yang tahu. Jadi ini maksudnya. Aku permis”, aku langsung keluar dari ruangannya. Aku menuju toilet. Aku melihat penampilanku di cermin. Aku berantakan. Aku membenahi penampilanku dan langsung pulang.