Pagi ini suasana kamar 5 serangkai (Ghea, Aurum, Sastra, Aiko dan Egii) sangat heboh dikarenakan datangnya mahluk asing dari kolong meja. Kecoa. Ya kecoa adalah mahluk asing yang mampu ngebuat keadaan yang tadinya tenang menjadi ramai seketika.
"HUWA KECOA. SANA WOI PERGI LU. GUE BERSIH GINI MASA MAU LU TEMPELIN," teriak Aurum. Ya yang paling histeris diantara kelima nya ya siapa lagi kalau bukan Aurum. Padahal kecoa itu diam-diam bae.
"Udah jangan teriak. Ntar yang ada pada ngira lu kenapa-kenapa lagi. Dah biar gue aja yang beresin," kata Egii. Diantara kelimanya hanya Egii yang berani dengan mahluk asing. "Itu aja takut," sambung Egii.
"Bukan takut, tapi geli hiih," kesel Aurum. Pasalnya ia dikatakan takut padahal bener. Alasan doang jijik biar gk dipandang sebelah mata. Hahaha. Emang ajaib.
"Dah diam, sekarang siap-siap bentar lagi ada pembagian misi terus ngumpul bareng pak Jendral." Sela Ghea. Dia cukup dibuat pusing pagi-pagi sekali oleh tingkah temannya ini.
Setelah masalah mahluk asing selesai, mereka langsung siap-siap untuk berangkat ke aula.
"Ayo cepat, Raja sama yang lain udah nunggu disana," ucap Ghea.
"Iya sabar napa ge, buru-buru amat. Kangen ye lu sama si Raja?" Goda Aurum. Ghea yang mendengar itu langsung memutar bola matanya malas.
"Kalau terlambat ntar kita dihukum ege. Kalau lu mau dihukum yaudah tinggal sendiri nih. Gue mah ogah ngerjain hukuman," cerca Ghea pada Aurum.
"Iya iya ayo. Tinggal bilang kangen apa susahnya si," ucap Aurum pelan.
"Ck, gue denger. Serah lu lah," kesel Ghea dan langsung pergi meninggalkan keempatnya.
"Lu si rum nyebelin. Astagfirullah," ucap Sastra. Aiko dan Egii yang melihat adegan tersebut cuma bisa diam karena tak tau harus apa.
"Udah ayo cepat kita susul Ghea," ajak Sastra. Yang lain hanya mengangguk dan mereka berjalan berdampingan bak Miss Indonesia.
Diperjalanan ke aula, Ghea bertemu dengan Narendra.
"Oi ge, sendiri ae lu," kaget Nana.
"Astagfirullah Nana, bisa gak si pake salam dulu. Jantungan nih gue," kesel Ghea karena dikagetkan Nana.
"Hahahaha maaf ya Ghea. Tumben sendiri? Curut-curut mana?" Tanya Nana. Curut yang dimaksud ya siapa lagi kalau bukan si 4 serangkai.
"Au dah. Malas gue pagi-pagi dibuat badmood," ucap Ghea malas.
"Yeu, badmood kenapa si? Ntar cantiknya ilang loh," goda Nana.
"Bodoamat," ketus Ghea. Ia pun mempercepat langkah nya dan meninggalkan Nana sendirian dijalan. Sedangkan Nana hanya cekikikan melihat tingkah temannya itu.
Tak lama sampailah Ghea serta Nana di aula. Seperti biasa, pagi-pagi sekali aula telah rame dipenuhi para siswa-siswi Gods. Ghea mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Raja serta 2 curut, Amer dan Nijam. Dan pandangan jatuh pada sosok dipojok ruangan. Ya siapa lagi kalau bukan Amer. Disana sudah ada Raja, Nijam dan Reylaka. Ternyata si curut 4 belum sampai.
"Bodolah" pikir Ghea.
Ia pun melanjutkan langkahnya mendekati Raja dkk.
"DOR!!!!," kaget Ghea.
"Astagfirullah Allahuakbar," ucap Raja sambil elus dada.
"Anj-" umpat Amer. Ya emang mulut pedes begini jadi maklum saja. Sedangkan Reylaka hanya geleng kepala melihat tingkah temannya.
"BWAHAHAHA KAGET YA?" Tanya Ghea sambil tertawa melihat komuk mereka.
"Kagak, jantungan doang. Pake nanya lagi lu Jubaedah," cerca Raja kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Pejuang Olympus
General FictionKisah yang menceritakan 15 pejuang yang menjalankan sebuah misi bersama demi naik ke tingkat selanjutnya. Mereka dibimbing oleh 1 pembimbing yang biasa disebut Myth. Bagaimanakah kisah mereka? Apakah mulus dan bisa sampai tingkat akhir? Adakah yang...