end

3 1 0
                                    

Pagi ini aku dikejutkan oleh ibu kamu yang meneleponku dengan suara paruh , beliau mengatakan kamu pergi, dan bodohnya aku tidak percaya itu. Sampai aku datang ke rumah kamu dan melihat sendiri.

Ibumu bersimpuh dilantai, sesekali memanggil namamu, menggenggam bingkai foto mu dengan Mata sebab dan rambut acak-acakan.

Aku beralih menatap adik tiri perempuanmu dan ayah tirimu, adikmu hanya diam menggenggam diary putih, sementara ayahmu bersandar di pilar tembok, padangan matanya tampak kosong lurus ke depan.

Aku hanya bisa diam membatu ketika berada di pelukan ibumu, adikmu datang memberikan diary putih yang dia genggam.

Di dalam diary itu kamu menulis kata terima kasih sangat banyak untukku, ada beberapa foto kita, kamu juga memberikan hari tanggal Di sana. Satu halaman yang membuat pertahanan ku runtuh, yaitu foto kita di otreto cafe kemarin, dibawanya kamu menulis kan.

" sekuat apa pun kamu menjaga, yang pergi tetaplah pergi, dan sekuat apa pun kamu menolak tetap akan ada saatnya, terima kasih sudah memberikan manisnya cinta selama ini, aku tidak akan menyesal."

Dua hari setelah kejadian itu.

Hai, bagaimana kabar kalian? , aku harap selalu baik baik saja, bagaimana respons kalian membaca kisah yang bagiku sangat indah ini . Oh ya, kuharap kalian menikmatinya. Meskipun aku tidak membuat hati kalian terombang ambing .

Aku tidak pandai membuat cerita, tapi setidaknya itulah yang terjadi, tentang dialog yang sedikit, aku minta maaf, Hanya itu yang bisa aku lakukan, kemampuanku hanya di situ tapi aku tidak menyesal. Sungguh.

Sebentar, aku ingin mengatakan jika saat ini aku berdiri bawah teriknya sinar matahari, ahhh ini sangat panas, mungkin saat aku sampai di rumah lengan tanganku akan sedikit mengelap karena baju lengan pendek yang saat ini aku kenakan. Jangan khawatirkan aku hehehehe.

Sudahlah, lupakan yang tadi aku katakan, lebih baik menyimak kisah ku yang sebenarnya masih panjang ini tapi akan aku persingkat.

Yang hanya tinggal kenangan menyesakkan sekaligus membahagiakan.

Kepada waktu yang terhormat. Terima kasih untuk waktu yang singkat ini, untuk kesempatan terindah ini, cinta sedalam ini, dan terima kasih untuk luka, duka serta pelajaran yang kau berikan.

Dan aku tidak berjanji untuk hidup seperti biasa, aku akui aku bukan manusia sempurna, lagi pula tidak ada yang sempurna di dunia ini, salah satunya kamu yang tiba tiba pergi tanpa sepengetahuan ku.

Menanamkan luka yang mendalam dan aku meyakini tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkan luka ini. Menyembuhkan? Beraktivitas seperti biasa pun aku tidak bisa menjamin.

Apa hanya itu yang bisa kamu berikan, kamu membuat aku terbebani, dan akan menanggung sendiri penderita ini.

Semua tentang kamu, bagaimana caranya agar aku hidup tanpa beban ini. Katakan, aku mohon, katakan pada aku.

Konyol, benar benar konyol, aku benar benar bisa gila.

Semua mengatakan ini awalnya dari segalanya. Persetan! Atas dasar apa mereka mengatakan itu, apa mereka tahu bagaimana aku melewati Sampai aku menemukan titik lemah. Dan di saat itu Tuhan tanpa permisi mengambil Begitu saja seolah kami bukan apa apa Di matamu.

Aku ingin marah, marah pada waktu, marah pada diriku, marah pada mereka dan marah padamu. Aku juga berpikir untuk mengakhiri hidup, tapi aku masih sangat waras.

Sekali lagi terima kasih, kali ini untuk kamu, terima kasih sudah menyempatkan singgah, menata ruang kehampaan Sampai mengisi kekosongan, menjabarkan banyak tentang hidup, kamu mungkin sudah tidak bisa memotivasi ku, jangan khawatir, aku mengingat baik motivasi yang kamu ucapkan.

Aku akan belajar hidup lebih baik, meskipun berat. aku yakin kamu mendukungku, dan lagi aku tidak bisa berjanji.

Aku mencoba tersenyum lebar, di depanmu tentunya, Surai rambutku bergerak tertiup angin, seolah kamu membalas senyum ini. aku menunduk dan berjongkok meletakkan buket bunga Lily putih kesukaan kamu di dekat bunga bunga yang masih terlihat segar dan beraneka ragam, harum bunga Lily dan bunga bunga lainya menerobos masuk ke hidung tanpa seizin ku, perlahan angin berhasil membawa pergi harum itu ke tempat asing yang tidak aku ketahui. Sama halnya kamu, pergi ke tempat yang sama sekali bahkan mustahil untuk aku temui.

Bahagia Lah kamu, Jangan khawatir, tidak akan ada yang mencegah mu, kamu bebas, bebas melakukan segalanya. kamu tidak perlu menderita atau bahkan tidak perlu takut sendiri.

Tidak apa apa, aku percaya kamu bertemu yang lebih baik di sana, jika tidak, aku harap kamu bersedia menanti ku dan kita akan memulai dari awal.

Tertulis
Dewa kanza Pradika Pratama.

Salam hangat
Daewi 🌻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

injuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang