Sebulan itu terlalu cepat berlalu. Pasalnya, masih teringat jelas di kepala Lexa, saat dirinya menerima gaji bulanan bulan lalu. Kini, ia hanya menghitung sisa uang yang ia punya di dalam dompet, yang tersimpan di dalam tasnya. Tak lupa pula sesekali merogoh saku celana jeans merek Prada yang ia kenakan. Di seberang jalan, terdapat halte bus dengan terpampang iklan boyband senior generasi ketiga BTS. Jalanan itu dipenuhi oleh wara-wiri pejalan kaki yang hendak pulang ataupun berbelanja disekitar toko. Matanya mulai jelalatan, saat melihat orang-orang yang lewat membawa sekantongan totebag kresek bertuliskan Olive Young.Masih sekilas dirinya mengingat cushion diatas meja rias, yang digunakannya sehari-hari hampir sekarat, dari balik sinar matahari sore yang silau pula, berdecit sebuah bus berwarna hijau berhenti tepat di depan halte. Biasanya bus itu dikenal dengan panggilan Rogi dalam animasi Tayo yang digemari anak-anak. Lexa segera berlari menyeberang jalan menuju tepat dimana bus itu berhenti. Ia mengeluarkan sebuah kartu elektronik bertuliskan "T-Money." Sebuah kartu sakti multifungsi.
T-Money adalah singkatan dari "Transit Card" yang bisa digunakan untuk membayar biaya perjalanan seperti bus, subway, ataupun taksi di area Seoul dan beberapa wilayah laninnya di Korea Selatan. Setelah mendapatkan tempat duduk di dalam bus, tetap saja ia memeriksa tasnya untuk yang kedua kali. Berharap ada beberapa lembar uang yang menyelip disekitar kantong tas miliknya."Aishh..." gumamnya dengan wajah kecewa, karena tidak menemukan selembar uang di sekitar kantong tas itu.
Seorang pria muda berhidung mancung dan berambut pirang, menggunakan celana olahraga dengan atasan kaos berwarna putih serta dilapisi jaket jeans, menatap sekilas kearah Lexa. "Mianhaeyo," ujar Lexa dengan wajah cengengesan. Pria itu tidak menghiraukan perkataan Lexa, dan langsung memalingkan wajahnya kearah luar jendela bus.
"kiyeopta," gumam pria itu sambil tersenyum.
Cuaca sore ini cukup bagus di kota Seoul. Disekitar jalan, terdapat pohon-pohon yang berdiri di depan lapak-lapak pertokoan yang ramai pengunjung. Masing- masing dari dalam pertokoan itu, memutarkan lagu-lagu yang saling bersautan antara toko satu dengan toko lainnya. Lexa sangat menikmati suasana sore yang cerah di kota Seoul. Ditambah hembusan angin sepoi-sepoi yang masuk dari luar jendela bus, dan keberadaan pria tampan yang ada disampinya. Membuat dirinya berkhayal seperti adegan dalam drama korea.
Rasa kantuk yang tidak tertahankan, membuat gadis berusia 24 tahun itu memejamkan matanya, setelah menguap beberapa kali. Sampai-sampai rasa kantuk yang teramat dalam, tidak bisa menopang badannya yang kelelahan. Hingga kepalanya tidak sadar, berada di bahu pria muda yang berada disampinya tersebut.
Tidak lama setelah gadis itu tertidur pulas di bahu pria muda disampinya, ia pun terbangun karena dikejutkan oleh suara klakson bus yang ditumpanginya. Spontan ia terkaget-kaget. Bagimana mungkin dirinya bisa tertidur di bahu seorang pria yang tidak ia kenali sama sekali? Perasaan malu yang sungguh luar biasa, kini sedang menimpa gadis tersebut. Segera ia meminta maaf kepada pria muda itu, sambil menundukan kepalanya, dan berkata "Maaf, saya benar-benar tidak melakukannya dengan sengaja," ucap Lexa sembari tersenyum lebar, hingga kelihatan gigi kelincinya.
Pria muda itu sedikit tertawa melihat ekspresi wajah Lexa yang lucu, ditambah lagi dengan pipinya yang memerah seperti buah tomat yang sudah matang, dan siap dipanen.
"Gwaenchana," ujar pria tersebut. Sampai tiba dimana bus hijau itu berhenti di halte bus berikutnya. Lexa segera bangkit dari tempat duduknya, dan mengikuti beberapa orang yang keluar dari bus.
Setelah berjalan beberapa langkah dari halte, gadis itu mulai kebingungan mencari-cari ponselnya di dalam tas, serta saku celananya. Namun, tidak menemukan ponselnya sama sekali. "Astaga! bagaimana mungkin aku lupa meletakkan ponsel itu? Jelas-jelas tadi aku memegangnya," ucapnya dengan nada panik.
"Maaf nuna, apakah kamu mencari ini?" kata seorang pria yang tiba-tiba berada di belakang Lexa, sembari menyodorkan sebuah ponsel ditangannya.
"ka-ka-mu? Bukankah kamu pemuda yang duduk disampingku tadi?" tanya lexa.
"iya, benar nuna. Apakah nuna tinggal disekitar sini juga?" ucap pria itu seraya menatap wajah Lexa yang memerah.
"ya, benar." Lexa menganggukkan kepalanya.
" Kalau kamu, apakah tinggal di sekitar komplek ini juga?" tanya Lexa penasaran.
"Tentu saja. Kalau tidak, mengapa aku berjalan searah dengan nuna? tanya pemuda itu sedikit tersenyum. Jarak antara komplek apartemen yang ditinggali Lexa, memang tidak jauh jaraknya dengan halte bus. Bahkan sudah bisa dijangkau dengan berjalan kaki saja.
"cha... akhirnya aku mengantarkan nuna dengan selamat bukan?" tanya pemuda berambut pirang itu sambil menyeringaikan gigi putihnya.
Lexa tersenyum kikuk mendengar perkataannya. Jarang sekali ia menemukan seseorang yang baru dikenal, namun terasa akrab.
"Baiklah, aku akan masuk dulu nuna," ucapnya menuju lantai atas apartemen. Sementara Lexa pergi kearah basement, untuk mengecek kotak surat. Benar saja sesuai dugaannya, terdapat beberapa lembar kertas surat tagihan air, gas dan lainnya yang harus segera dibayar. "Omo... tagihan bulan ini sangat banyak. Bagaimana mungkin? Padahal air dan gas digunakan dengan sehemat-hematnya," ucap Lexa dengan wajah cemberut menuju lift.
***
YooFreiZhuh
AsterAzalea
Xiao_Yuvi
RaindeAlthera
CandleMits
Rinniette
lorddevil__
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AFTER GLOW UP [Hope love will be perfect only with love itself]
RomanceNama : Ginamrii Tugas Akhir Kelas Phoenix Judul : LOVE AFTER GLOW UP Hope love will be perfect only with love itself Cerita ini dibuat untuk memenuhi tugas kelas Pheonix Apa jadinya, jika seorang pria tampan dan terkenal di sekolah, menolak seorang...