Awal mula

7 2 3
                                    

"Ma, Pa Revi main dulu ya sama yang lain"izin Revi pada orang tuanya.

"Yaudah, tapi jangan jauh-jauh ya mainnya! Jino sama Jeno, jaga adik kalian oke!"titah sang Mama, dibalas anggukan oleh anak-anaknya.

"ayo kita main bola"ajak Revi semangat.

"Bang Jeno bagi sama Revi Bolanya!"

"Reva, tangkap bola nya!"

"Yah meleset, Aya ambil bola nya sana"titah Revi pada sang adik, Aya hanya menurut ucapan kakaknya.

"Nah itu bola nya"gumam Cahaya saat melihat bola di tengah jalan, dia berlari kearah bola tanpa melihat keadaan sekitar.

Tanpa dia sadari mobil mewah melaju ugal-ugalan kearahnya,

"AYA AWAS!!!"

"AAAAAAAAAAA!"

CKIIT!!

BRAK!

BRUK!!

"AYA/BANG JINO!"

Kejadian itu begitu cepat, membuat orang-orang yang berada disana mematung seketika.

"Bang Jino"lirih Cahaya sebelum kesadarannya menghilang,

"Bang Jino"gumam Jeno sedih, sementara Reva sudah terisak dan Revi hanya diam mematung,'ini bukan salahnya, bukan salahnya dia tak mau disalahkan, ini salah Cahaya."pikirnya.

"Je nno ja hh ngan hh nangh is hh, janjih yah ha hh rush jagah mamah Pa pa hh ja h ga adekh jugh a terutamah Aya hh jangan per h nah titi ngh alinh diah"ucap Jino susah payah,

"Iya bang Jeno janji bakal jagain semua, Jeno nggak akan ninggalin Aya apapun kondisinya"ucap Jeno membuat Jino tersenyum sebelum akhirnya menutup matanya.

"BANG JINO BANGUN!! Hiks..Hiks"teriak Jeno menatap pedih Jino yang sekarang di pangkuannya.

"Jeno kenapa kali- ASTAGA JINO KENAPA JENO! KENAPA DIA BISA BEGINI, AYA JUGA KENAPA?!"histeris sang Mama saat melihat putra sulungnya dalam keadaan mengenaskan.

"Ma nanya nya nanti dulu sekarang kita bawa Jino sama Aya ke RS"titah sang papa.

***

"Dokter gimana keadaan anak saya?!"tanya Nadin a.k.a Mama Jino

"Putri ibu dan bapak sudah sadar, dia hanya mengalami keretakan pada tangan kanannya,"jawab sang Dokter.

"lalu putra saya dok?, dia nggak papa kan?"tanya Andi a.k.a Papa Jino, menatap sang Dokter penuh harap

"untuk putra bapak, kondisi yang sangat parah, tulang tengkorak retak, tulang dada, rusuk serta lengannya hancur akibat benturan yang sangat keras, dan juga kami menemukan sel kanker yang sudah menyebar menggerogoti sel-sel saraf otak dan juga kelainan pada jantung anak bapak, dan kami mohon maaf kami telah gagal menyelamatkannya,"jelas sang Dokter membuat Nadin kehilangan kesadarannya.

"DOKTER BERCANDA KAN DOKTER, BILANG SAMA SAYA KALO DOKTER BERCANDA!"Jeno menarik kerah sang Dokter.

"saya tidak bercanda dalam kasus ini, lebih lagi menyangkut nyawa orang"jelas sang Dokter membuat Jeno meluruh kelantai.

***
"Jino mana Pa?"tanya Nadin pada Andi yang terlihat kacau, dia hanya terdia dan menggeleng lemah.

"Revi abang kamu baik-baik aja kan, dia udah sadar kan, JAWAB Revi!"teriak Nadin mengguncang bahu Revi,

"Hiks.. abang udah hiks.. nggak ada Ma hiks.."jawab Revi terisak.

"nggak mungkin, NGGAK! NGGAK MUNGKIN! JINO!!"Nadin kembali histeris,

"Ma, bang Jino gimana Ma?"tanya Cahaya yang datang dengan wajah piasnya.

"PUAS KAMU HAH! PUAS KAMU MEMBUAT SAYA KEHILANGAN ANAK SAYA, PUAS KAMU,KAMU ITU PEMBUNUH!"Nadin berteriak sambil mengguncang lengan Aya tanpa memperdulikan gadis 10 tahun itu meringis kesakitan akibat guncangan pada tangannya.

"pergi kamu dari sini saya tidak ingin melihatmu lagi, pergi!"Nadin mendorong Aya yang sudah terisak hingga terjatuh.

"Pa, ka Jeno, ka Revi ka Reva!"lirih Aya menatap Papa dan kakanya yang menatap kosong kearah depan.

dengan berat hati dia melangkah menjauhi tempat keluarganya berdiri.

"Maafin Aya kak, karena Aya kakak jadi pergi"batin Aya sedih.

🌼🌼🌼🌼🌼

Mohon kritik dan sarannya ya
Soalnya aku masih amatiran,

Makasih yang udah mau baca

Tbc.

(not)aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang