My Sister

1 1 0
                                    

"Berani kamu mengatai anak saya!"bentak Nadin hendak memukul Cahaya sekali lagi

Cahaya hanya pasrah dia sudah menutup matanya menerima pukulan dari sang Mama, namun dia tak merasakan apa-apa.
_________________

"Apa-apaan kamu Reva ngalangin Mama"ucapan Nadin membuat Cahaya membuka matanya dan kaget melihat kakak kesayangannya berada dihadapannya dan menggenggam sabuk pinggang yang hampir mengenai kepalanya.

"Mama yang kenapa ma?"tanya Reva

"Minggir kamu! Mama mau beri pelajaran anak nggak tahu diri ini"bentak Nadin menatap tajam Cahaya

"Cukup Ma, Mama udah keterlaluan"ucap Reva, "Cahaya masuk kamar kamu cepat"lanjutnya

Cahaya langsung pergi ke kamarnya dengan hati yang sakit, dia terluka atas sikap sang Mama yang selalu kasar padanya

Flashback end

"Kenapa sih Mama nggak pernah lembut sama aku, kemana Mama yang dulu"

Tok...tok...tok

"dek kakak masuk ya"terdengar suara seseorang diluar, di yakini itu Reva kakak tersayangnya.

"Masuk kak"jawab Cahaya

"Kamu gapapa kan?"tanya Reva khawatir,

"kapan sih kak, mama sekali aja perhatian sama aku lagi!"Reva tak tega mendengarnya pun menarik lembut sang adik ke pelukannya,

"nggak ada yang sayang sama aku kak, aku udah capek dikasarin sama Mama, dicuekin sama papa, nggak dipeduliin sama bang Jeno, di fitnah terus sama ka Revi, apa aku pergi aja nyusul ka Jino? Ya mungkin aku pergi lebih baik ka, biar orang-orang bahagia"ucapan lirih Cahaya membuat hati Reva terasa sakit, dia bahkan telah meneteskan air matanya,

"enggak dek hiks kamu jangan ngomong gitu, disini masih ada kakak yang peduli dan sayang sama kamu, kakak bisa jadi Ayah dan ibu hiks yang bakalan nyayangin dan lindungin kamu, kamu nggak boleh pergi ninggalin kakak hiks"Reva terisak, sungguh dia tak bisa membayangkan bagaimana adik mempunyai pikiran untuk meninggalkannya.

"tapi kayaknya emang keluarga ini akan lebih bahagia kalau aku pergi dari kehidupan ini kak, kenapa sih ka Jino harus nyelamatin aku dulu, kalo nggak pasti sekarang kalian lagi bahagia banget ya, liburan keluarga ketawa bareng becanda, Mama juga pasti nggak akan marah-marah, bang Jeno juga pasti nggak akan sedingin ini ya karena pembawa sialnya udah nggak ada,"ucap Cahaya tersenyum sendu,

Plak!

"JANGAN GITU KAMU BUKAN PEMBAWA SIAL! HIKS"teriak Reva setelah menampar Cahaya, sungguh dia tak mau mendengarkan kalimat menyakitkan itu dari adiknya,

"kamu tahu hiks! kamu berarti buat kakak hiks! sekalipun mereka nggak nganggap kamu, masih ada kakak disini hiks yang sayang sama kamu, kamu masih punya kakak, punya Hendery, punya Om dan Tante dan sahabat-sahabat kamu. Kamu mau buat kami terluka karena mendengar ucapan kamu hiks...hiks...hiks"Reva terisak, Cahaya memeluk kakak kesayangannya.

"Maaf kak hiks aku nggak bermaksud buat kakak terluka hiks! aku cuma capek dengan semua ini kak hiks!"Cahaya ikut terisak,

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang menatap mereka dengan tatapan sendu.

"Maaf"lirihnya

🌼🌼🌼🌼🌼

Mohon kritik dan sarannya ya
Soalnya aku masih amatiran,

Makasih yang udah mau baca

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(not)aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang