Why?

7 1 3
                                    

"AYAAA KU, HUEE GUE KANGEN BANGET SAMA LO!"teriak seseorang yang tiba-tiba memelukku, dia adalah Melva
sahabat karibku yang datang dengan tiga pasukannya, EJi, Axchel dan Chandra. Mereka juga sahabatku kami bersahabat sejak SMP, berbeda dengan Melva yang sudah bersahabat denganku dari TK.

"astaga Melva lebay amat sih lo baru satu hari kagak ketemu udah kek seabad aja lo"celetuk EJi memandang geli Melva yang sekarang masih memelukku.

"sirik aja lo anak ayam!"ketus Melva seraya melepaskan pelukannya.

"udahlah Ji jangan ditanggapi putri kodoknya ntar lo sawan haha"ledek Axchel,

"sembarang lo cantik gini gue lo tuh karpet buluk"balas Melva tak terima.

"udah iyain aja, umur nggak ada yang tahu"celetuk Chandra yang disambut tawa oleh sahabatnya, membuat Melva manyun.

"Ih Aya mah ngapain ketawa juga"Melva semakin manyun

"Ih gemes deh bibirnya, pengen gue tampol"ucap Aya menyentil bibir Melva.

"HUEE AYA JAHAT!"Melva memasang wajah sedih yang membuat tawa mereka semakin menjadi.

Skip.

Bel sudah berbunyi membuat murid-murid memekik senang akhirnya yang mereka tunggu datang juga, yaitu istirahat.

"Kuy kantin"ajak Melva pada sahabatnya,

"eh bentar tunggu bang Dery dulu, dia mau bareng katanya tadi"ucap Aya, mereka berhenti didepan kelas tak lama Hendery datang dengan dua temannya, Arjuna dan Lucas.

"Eh neng Aya udah nunggu lama ya, pasti kangen ya ama a' Lucas yang ganteng ini"goda Lucas seraya menaik-turunkan alis dan tersenyum genit.

"kek Om pedo Lo gue lihat bang"celetuk Eji bergidik.

"bener Ji gue ka Lucas makin hari makin konslet yak wkwkwk!"sambung Aya sambil bertos ria dengan Eji

"Sembarang kau ketek anoa, pangeran gini di bilang Om pedo"kesal Lucas menatap sengit Eji dan Aya yang tertawa,

"Iya bang lo pangeran,"celetuk Melva mengantung

"nahkan neng
Melva aja ngakuin kalo gue pangeran"ucap Lucas dengan wajah songongnya,

"Pangeran curut tapi"sambung Melva, membuat wajah Lucas berubah masam seketika karena ditertawakan oleh teman-teman dan adik kelasnya.

"Hiks...sakit hati abang dek, aku tidak bisa diginiin kalian zahad"ucapnya sok sedih.

"udah guys tinggalin aja tuh kingkong satu"ajak Hendery sembari merangkul Cahaya berjalan bersamanya kearah kantin, meninggalkan Lucas dengan dramanya.

"Anjirr emang, dapat teman gini amat gue jual juga lama-lama ke pasar loak"kesal Lucas sambil berlari menyusul teman-temannya.

tak ada yang menyadari bahwa sedari tadi ada dua pasang mata yang menatap mereka sedari tadi,

"Seharusnya gue yang buat lo tertawa Ya, tapi gue terlalu pengecut buat lo"batin orang 1 tersenyum miris

"Shit! kenapa gue gini sih" umpat orang 2 menatap dingin orang yang mulai menghilang dari pandangannya

***
Author pov on*

Cahaya berbaring sembari menatap langit-langit kamarnya yang berhiaskan benda-benda langit, air matanya mengalir mengingat kejadian tadi.

Flashback on*

"Assalamualaikum"ucapnya saat memasuki rumah, bukan jawaban yang dia dapatkan melainkan tamparan dan tatapan kebencian mamanya

PLAK'

"sekarang apalagi"gumam Cahaya menahan perih di pipinya, dia yakin sekarang pipinya sudah mengeluarkan darah terbukti dari cairan yang menetes mengenai seragamnya, bukan main Mama menamparnya bukan dengan tangan melainkan dengan besi ikat pinggang.

"LIHAT ANAK SAYA NANGIS GARA-GARA KAMU HAH! MAU KAMU APA HAH BELUM PUAS KAMU BUNUH PUTRA SAYA SEKARANG KAMU JUGA BUAT ANAK SAYA NANGIS!"teriak Nadin, membuat Aya menatap Revi yang menyeringai dari belakang mamanya dengan air mata yang dibuat-buat, Aya sangat tahu itu.

"Aku nggak ngelakuin apa-apa Ma"lirih Cahaya

"NGGAK NGELAKUIN APA-APA KATA KAMU, KAMU LIHAT DIA NANGIS GARA-GARA KAMU NGEHASUT DERY BUAT JAUHIN DIA DAN JUGA KAMU DEKATIN COWO YANG DIA SUKA, DAN SATU LAGI JANGAN PANGGIL SAYA MAMA KARNA SAYA BUKAN MAMA KAMU"teriak Nadin

"Aku nggak pernah ngehasut bang Hendery dan juga aku nggak pernah deketin cowo yang dia suka bahkan aku nggak tahu siapa yang dia maksud"jawab Cahaya menatap mamanya yang menatap benci dirinya.

"Kalo nggak lo hasut nggak mungkin dia dingin sama gue, sedangkan sama lo dia ramah banget dan cowo yang gue suka itu Arjuna jadi lo nggak usah ganjen deketin dia jalang"ketus Revi menatap nyalang Cahaya.

"gue bukan jalang ya Anj*ng jaga bicara lo"emosi Cahaya seketika meledak

"Berani kamu mengatai anak saya!"bentak Nadin hendak memukul Cahaya sekali lagi

Cahaya hanya pasrah dia sudah menutup matanya menerima pukulan dari sang Mama, namun dia tak merasakan apa-apa.

🌼🌼🌼🌼🌼

Mohon kritik dan sarannya ya
Soalnya aku masih amatiran,

Makasih yang udah mau baca

Tbc.

(not)aloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang