Ch-4. Tak memiliki ujung

3 1 0
                                    

"Ti-tidak mungkin, kau selama ini ikut bermain? Lalu siapa yang memberikan pengumuman?" ucapku,

"Ini adalah permainanku, kenapa aku tidak boleh ikut bermain? Pengumuman itu merupakan robot yang mengawasi yang ada di lapangan ini, aku tau segalanya. Hehehe..." ucapnya,

"Aku akan mengakhiri ini semua, dasar kau monster!" ucapku dengan marah,

"Kau tidak akan pernah menang melawan si pembuat permainan Rei, aku lah yang memiliki kuasa" ucapnya dengan menyengir.

Aku geram dengan ucapannya, aku telah berjanji dengan Kopa. Aku harus mengakhiri ini semua!

"Lebih baik kau menyerah pak tua, kau akan menyesal jika kau tidak menyerah diri" ucapku dengan lantang,

"Menyesal? Seharusnya kaulah yang menyesal Rei, kau bukan siapa-siapa di sini." ucapnya,

Aku semakin bingung dengan perkataannya, apa sebenarnya dia katakan, apa maksudnya? Apakah ini rencananya untuk bisa membunuku? Aku harus lebih waspada.

Kepala sekolah berjalan menuju arahku dan aku yang sudah siap memegang senjata tajam. Saat dia sudah makin mendekat aku langsung menyerangnya, tetapi sayangnya meleset, dia sangat ahli dalam bertarung.

"Apa yang kau pikirkan Rei? Sudahku bilang, ini permainan ku, aku tidak mungkin kalah oleh para boneka dagingku, hehe..." ucapnya dengan nada mengejekku,

Aku harus membuat serangan tidak terduga, tetapi apa?

"Aku tau yang kau pikirkan Rei, kau tidak akan bisa membunuhku" ucapnya,

"Kau curang!" teriak ku,

"Aku lah yang buat permainan Rei, aku akan membiarkan mu membuat apapun untuk membunuhku, take your time hehe..." ucapnya sambil menyengir,

Dia menjauh dan aku pun bergerak cepat untuk menusuknya dari belakang, tapi apalah daya ternyata dia sudah tau juga, dia menahannya dengan gampang memakai jarinya.

"Aku telah memberikan mu kesempatan, tetapi kau dengan licik melakukan hal itu?" ucapnya dengan nada marah,

Aku berlari untuk mencari tempat aman dan lalu membuat sesuatu yang bisa membunuhnya,

"Yaa larilah, kau tidak akan bisa menang Rei" ucapnya,

Aku mengumpulkan bahan-bahan dan merakitnya di suatu tempat kosong, tetapi aku menemui suatu kejanggalan, aku melihat suatu ruangan bercahaya dengan pintu yang terbuka sedikit.

Aku mendekati ruangan tersebut dan terkejutnya aku melihat orang-orang yang duduk dan memakai alat seperti Vr.

"Hei apa yang kau lakukan huh? Aku menyuruhmu untuk membuat senjata, bukan melihat itu" ucapku

Aku mencekik Rei lalu mematahkan lehernya hingga mati, lalu layar Vr Rei telah padam dan permainan berakhir, aku menutup pintu ruangan Vr tersebut dan membakarnya.

1000 orang yang ku culik dan memakai alat itu untuk memasuki dunia permainan ini, walaupun mereka tercabik di sini, tapi mereka tetap mati di raga aslinya.

-------

Kalian pasti bingung, dari awal menceritakan tentang Rei yang sudah menikah, tidak... itu adalah kebohongan yang ku katakan kepada Rei, Rei ingin menikah tetapi aku menculiknya lalu membuat pikirannya berpikiran dia sedang bernostalgia tentang SMAnya dan ini bukan sekolah... ini adalah rumahku, dan ini adalah ceritaku menculik 1000 orang dan mengira mereka sedang bernostalgia saat masa SMAnya...

-Happy End?-

Solo Kill [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang