2

12 3 12
                                    

"Indahh.." tidak ada jawaban.

"Indahh!" masih tidak ada jawaban.

"INDAHHH!!!" jika masih tidak ada jawaban, Hana akan mengamuk saat itu juga.

Melihat anaknya yang tidak segera bangun ketika Hana berteriok, Hana tidak segan-segan langsung menarik selimut yang Indah kenakan. Saat itu juga Hana menarik selimut tersebut.

"Bantal ?" ucap Hana heran ketika tidak melihat keberadaan putrinya melainkan bantal yang disusun di atas tempat tidur itu.

Hana segera meninggalkan kamar putrinya dan langsung mencari Indah di semua sudut rumah dan hasil nya ? zonkk, Hana tidak menemukan keberadaan Indah dimana pun.
Ibundanya Indah tersebut panik saat putrinya tidak ada dirumah, Indah juga tidak berpamitan dengannya yang membuat sang ibunda semakin panik karena takut terjadi sesuatu dengan putri nya.

"MASSS!!"

"MASSSS!!!"

Hana berteriak memanggil suaminya sambil berlari menuju ke ruang makan dengan tergesa-gesa, lalu ia langsung menghampiri Zachari Elvaza Adijaya selaku suaminya sekaligus ayahnya Indah dan Nazwa.

"Kenapa kenapa?" tanya Zachari saat melihat Istrinya yang sedang panik.

Hana masih diam, tidak lama kemudian setetes air mata nya mulai turun membasahi pipi nya.

"Loh.. kenapa nangis ?"

"A..anak k.. kita mass" ucap Indah sambil terbata-bata karena tangisnya yang semakin pecah.

"Nazwa ??" tanya Zachari spontan saat mendengar apa yang istrinya katakan barusan.

"I..Indahh mas"

"Oh Indah," ucap Zachari dingin.

"Indahh gaada dirumahhh!!!! kenapa kamu malah biasa aja!!! itu indahh mass anak kitaaaa!!!! bentak Hana dan setelahnya Hana semakin histeris.

"Palingan dia kerumah temennya, gak usah lebay kamu Hana"

"Lagian Indah udah dewasa dia udah bisa mandiri," lanjutnya.

"Kamu ini gimana sih?! AKU ITU KHAWATIR SAMA INDAH!!"

"Mas mau ke kantor udah telat, kamu jangan lupa sarapan,"

"Gimana aku bisa sarapan mas sedangkan aku gatau keberadaan Indah, aku gatau apa dia udah makan atau belum hiks," ucap Hana masih dalam tangisnya.

"CUKUP HANA! INDAH ITU UDAH BISA MANDIRI!" bentak Zachari setelah itu ia meninggalkan istrinya yang sedang menangis sejadi-jadinya.

kamu.. kamu bentak aku mas... hikss, batin Hana.

Sepasang mata yang menyaksikan dua sejoli tadi pun mulai menitikkan air matanya, bukann bukaann, bukan karena Indah yang menghilang sedari pagi entah kemana, tetapi ia tidak tega melihat ibundanya di bentak seperti tadi. Ia tidak bisa melihat sang bunda menangis seperti itu. Ia sangat ingin menghampiri bunda, ia ingin mendekap bundanya tetapi untuk saat ini ia tidak bisa melakukannya karena suatu hal. Setelah lama menyaksikan bunda yang menangis di ruang makan, ia segera masuk ke kamarnya dengan sungkan hati.

・・・

Rintik hujan perlahan mulai turun yang lama-kelamaan semakin deras. Saat ini sudah malam sekitar pukul delapan, Hana yang setia menunggu kepulangan putri nya masih termenung di balkon. Biasanya Indah yang sering ia lihat ditempat itu tapi sekarang ia sendirilah yang merasakan betapa sejuknya udara malam saat berada di sana.

Indah kamu kemana nak..

Udah jam segini kamu belum pulang

Waktu tidak terasa berjalan dengan cepatnya, akan tetapi Hana masih saja menunggu kehadiran putrinya.

"Masih mau nunggu disitu?"

Suara yang tidak asing lagi oleh Hana, suara khas milik suaminya itu yang setiap pergantian jam menyuruh Hana untuk tidak menunggu Indah dan segera tidur, akan tetapi Hana tidak mau mendengarkannya.

"Pergi," dingin Hana

"Udah malam gabaik duduk disana," ucap Zachari

"Nanti kamu masuk angin," lanjutnya.

Hana yang sedari tadi hanya duduk termenung meratapi langit dan rintik-rintik hujan yang membasahi aspal, kini Hana beranjak dari kursinya dan berbalik melangkah ke arah suaminya.

"MASUK ANGIN?"

"AKU GA PEDULI MASS! INDAH DI LUAR SANA! DIA KEHUJANAN MASS!! KAMU INI GIMANA?!?!! BUKANNYA CARI INDAH MALAH NYURUH TIDUR! AYAH MACAM APA KAMUU!!!"

"Cukup Hana!" bentak Zachari.

Hana pun tersentak akibat bentakan suaminya. Ia menunduk setelah mendengar bentakan Zachari, beberapa detik kemudian lagi-lagi ia menangis.

Zachari yang menyadari hal itu jadi merasa bersalah, kenapa bisa ia membentak istrinya? mungkin Zachari kesal akan ke egoisan istrinya, tetapi bukannya ia juga egois? keduanya sama saja.

Lagi-lagi ada sepasang mata yang memperhatikan kedua orang tuanya, dada nya terasa sesak ketika melihat kejadian itu.

"Kenapa selalu Indah?," lirihnya. Setelah itu ia langsung masuk kembali ke dalam kamarnya.

Sepasang suami istri yang tadinya hening bahkan sampai sekarang masih tidak ada yang mau buka suara.

Setelah bertengkar dengan pikiran masing-masing . . .

"Mas/Sayang" ucap Hana dan Zachari bersamaan.

"Kamu duluan aja," ujar Zachari.

Hana mengangguk dan menunjuk ke arah belakang Zachari. "Ituu"

"Apa ?"

"Itu liat belakang,"

Zachari mengernyit heran ketika melihat pengarahan sang istri, tidak mau berpikir panjang Zachari langsung menoleh ke arah belakang dan betapa terkejutnya ketika melihat sosok yang sekarang berada di depannya.


oke segini dulu yaa wkwk

tungguin update an slanjutnya

kira" siapa ya, yang ada di depan si zachari itu🤔

ada yang tau ?




HiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang