Hana mengangguk dan menunjuk ke arah belakang Zachari. "Ituu"
"Apa ?"
"Itu liat belakang,"
Zachari mengernyit heran ketika melihat pengarahan sang istri, tidak mau berpikir panjang Zachari langsung menoleh ke arah belakang dan betapa terkejutnya ketika melihat sosok yang sekarang berada di depannya.
"Etciehhhh mesra-mesraan tadi hadeh, depan jomblo lagi duhh panass banget padahal hujan ya"
Kedua orang tuanya tertawa akibat perkataannya barusan.
"Nazwa kamu kenapa ga bilang mau pulang ? kan bisa ayah sama bunda jemput," ucap Zachari.
"Biar suprise!!!" girang Nazwa.
"Supress supress," ledek Hana.
"SUPRISE BUNN BUKAN SUPRESSSS"
"CAPE DEHHH," ucap Nazwa sembari berlagak menepuk tangannya ke jidat.
Mereka pun kembali tertawa akan ulah anak bungsunya ini.
"Yaudah yuk bunda antar kamu ke kamar," ucap Hana seakan lupa dengan seseorang yang dari pagi ia tunggu-tunggu kehadirannya.
・・・
"Aelah di kunci lagi" ucap Indah sambil menendang pagar besi rumah mewah nya itu.
"Gimana mau masuk gue arghhh!" teriak Indah.
"Terpaksa deh manjat lagi"
Karena tidak ada cara lain, Indah pun memanjati pagar besi itu. Tidak perlu di tanya bisa atau tidak, Indah sudah terbiasa melakukannya setiap ia pulang larut malam.
huh akhirnya..
Indah perlahan-lahan mulai membuka pintu rumah nya dan benar saja pintu rumah tersebut tidak di kunci. Gadis itu jalan mengendap-endap agar tidak ketahuan siapapun yang di rumah itu. Indah terus mengendap sambil menunduk, dan sampailah ditempat gadis itu berhenti, jika di tanya mengapa berhenti ? jelas saja karena ia sudah tertangkap basah. Indah melihat sepasang kaki yang berada tepat di depannya, ia melihat dari ujung kaki sampai atas kepala.
"Mati deh gue," gumam Indah.
Belum sempat Indah kabur dari situ, tangan Indah sudah di cegat oleh seseorang yang berada tepat di depannya sekarang.
"Sini kamu!" bentak orang itu.
Indah hanya menuruti perintahnya, jika tidak ia akan lebih sengsara lagi setelah kejadian ini. Gadis itu ditarik secara paksa, ia merintih kesakitan karena orang yang menarik tangannya secara paksa itu. Indah tidak dapat mengelak karena cengkraman itu sangat kuat, bahkan lebih kuat dari besi. Sangat menyebalkan bukan ?
"LO ITU BISA PELAN DIKIT GA! LO PIKIR GA SAKIT APA NIH TANGAN GUE!" bentak Indah.
plak
Satu tamparan lolos di pipi gadis itu. Sakit, tapi ini belum seberapa, mungkin ada ribuan siksaan lagi yang akan di hadapi oleh gadis itu.
"Kurang ajar kamu!"
"Kamu tau! Hana dari pagi nangisin kamu Indah! tapi kamu malah pulang jam segini! gak mikir kamu hah!"
bunda nungguin gue? ga mungkin.
"BOHONG! AYAH BOHONG!" bentak Indah merasa tidak percaya dengan pernyataan ayahnya itu.
"Jangan sebut saya dengan sebutan itu," ucap Zachari.
"IYA KARENA ANAK YANG LO ANGGEP ITU CUMA NAZWA KAN!"
"NAZWA, NAZWA DAN NAZWA!"
"SELALU NAZWAA!
plak
Tamparan kedua lagi-lagi lolos mengenai pipi cantik milik gadis itu dan ia hanya bisa diam mendapat perlakuan seperti itu.
Ada sepasang mata yang melihat kejadian itu, bahkan ia melukis senyum kemenangan di wajahnya. Ia terlihat tampak sangat gembira.
"Rasain lu, lu berhak dapetin itu semua," ucap seseorang itu dengan senyum sinisnya. Setelah itu ia kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Papaaa!"
"Papa dimanaa?"
Zachari spontan melepas tangannya dari rambut Indah, karena Zachari sempat menjambak rambut gadis itu.
"Iyaa sayang papa kesana, sebentar!"
Zachari menatap Indah sinis dan setelahnya langsung pergi meninggalkan gadis itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Untung aja...
Indah langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan pipi nya yang memerah akibat ulah Zachari. Bagaimana bisa hilang, sedangkan itu tamparan real yang di beri gratis oleh ayahnya.
"Bodoh"
"Mana bisa hilang bodoh!"
"Bego banget lo Indah lo bego!" umpat Indah sambil merutuki dirinya sendiri.
Setelah bertengkar dengan dirinya sendiri di depan cermin, Indah mulai merapikan rambutnya yang berantakan.
"Oke udah rapi" ucap Indah melihat rambut yang tadi nya berantakan sekarang sudah kembali rapi.
Gadis itu menutupi memar di pipi nya dengan rambut yang tergerai lalu segera bergegas meninggalkan kamar mandi dan langsung pergi menuju sebuah ruangan. Indah berjalan sangat hati-hati dengan tempo yang cepat agar ia segera tiba di ruangan tersebut. Setelah sampai Indah membuka pintu itu dan masuk ke sebuah ruangan yang sangat gelap dan penuh dengan debu. Indah melihat sekeliling ruangan yang bisa dikatakan seperti gudang karena tempatnya sudah lama tidak di huni. Gadis itu melihat bingkai foto yang terpajang di dinding dan segera mengambil benda itu. Ia membersihkan debu-debu yang menempel, setelah lumayan bersih Indah memeluk erat benda itu. Setitik air mata mulai turun membasahi pipi gadis itu.
I miss you... batin Indah sambil memandangi gambar yang terpampang pada benda itu.
gimanaa ??
ribet bgt y hdp si Indah.