QUEUD

37 5 1
                                    

Hi, maaf baru up jangan lupa vote dan commentnya yaa. semoga kalian suka ^3^ ah iya, chapt kali ini aku belum sempet input photo2 kayak chapt sebelumnya. oh iya kalian ada ide gak buat soon chapt mau ada adegan apa? 

QUEUD

Ruangan Jin Young tampak begitu rapi. Sosok yang kemarin malam tiba-tiba menghilang setelah menjemput Na Yeon kini sudah berada di ruangan. Si Wan menjatuhkan tubuhnya bebass di sofa empuk milik Lelaki yang baru saja menyalakan layar monitornya. Tidak lama terrdengar suara ketikan dari luar. Dari siluet orang yang mengetuk tampak seseorang sekertaris sekaligus asisten pribadinya. Jin Young hanya merepon singkat mempersilahkan Ji Soo memasuki ruangannya.

Si Wan memandangi Ji Soo selama berjalan, tampak anggun dengan membawakan secangkir kopi ke arah meja Jin Young.

"Ji Soo-ssi, bisa kah kau juga membawakan secangkir kopi dan juga mungkin roti kering"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji Soo-ssi, bisa kah kau juga membawakan secangkir kopi dan juga mungkin roti kering"

Mendengar itu Ji Soo hanya mengangguk, dan menatap datar pada Si Wan "Americano?"

"Bukan, aku suka matcha latte haha"

"Hyeong itu bukan kopi, dan disini tidak ada. Kau beli saja minumanmu sendiri jangan menyuruh Ji Soo" Ujar Jin Young yang baru saja duduk memprotes ucapan Si Wan.

"Tidak apa, aku akan membelinya" respon Ji Soo dengan sedikit berbeda dari hari biasanya, terutama perilaku gadis itu memang sedidkit berbeda dari biasanya setelah kejadian malam itu. Melihat Jin Young mengecup, bukan tapi memberikan ciuman pada Na Yeon.

Siluet tubuh JI Soo sudah tidak ada di ruangan Jin Young. Si Wan berjalan ke arah Jin Young. Bukan karena ia berniat untuk berdiskusi mengenai perusahaan. Melainkan memperhatikan mimik wajah Jin Young secara dekat.

"Kau ingin apa?" ketus Jin Young yang tidak memanggil Si Wan dengan embel-embel Hyeong.

"Hmmm... baiklah, apakah kau serius?" tanya Si Wan dengan datar.

"Apa maksudmu?"

"Kemarilah. Lebih nyaman kita berbicara di sofa, dibandingkan kau di kursimu dan aku berdiri di hadapanmu"

Jin Young menurut sambil membawa secangkir kopinya. Keduanya duduk berhadapan. Lelaki itu masih belum mengerti dengan pertanyaan Si Wan.

"Kau tahu kan, keadaanmu dan Na Yeon bukanlah hal yang dilakukan atas kemauan satu sama lain. Maksudku skandal tunangan itu"

Jin Young hanya memberi respon dengan anggukan sambil menikmati kopi hangatnya.

"Lalu, mengapa kau melakukannya malam itu?"

Pertanyaan menohok itu membuat Jin Young sedikit tersedak. Ingatannya kembali memutar adegan dansa dan ciuman, serta dekapan tubuhnya bersama Na Yeon. Dengan susah payah Jin Young menelan kopinya.

"Ahh, aku hanya terbawa suasana saja. Berkat itu juga orang percaya kan kalau kita adalah sepasang calon tunangan atau yaa bisa dikatakan kini sedang menjalin asmara"

Heart RateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang