Zarita dan Neka

10 4 15
                                    

"Selamat malam, Neka! mimpi indah!"
Ucap gadis itu pada Boneka kesayangannya.
Nama Boneka itu adalah Neka, dia adalah boneka cantik dengan rambut kuncir dua yang panjang, dengan mata yang besar, tersenyum lebar, dan bibir merah merona.

Saat gadis itu tertidur lelap, boneka itu menatap padanya, dan kemudian berkata
"Aku sudah bangun, Zarita." lalu boneka itu berjalan menuju jendela dan menatap bintang di langit, "Malam yang sunyi, namun indah".

Keesokan harinya, Zarita bangun dalam keadaan terkejut. "DIMANA NEKA?!" Teriaknya. Dia mencari ke seluruh kamarnya, namun tak kunjung menemukannya. Air matanya hampir menetes, tetapi dia segera melirik ke jendela dan menemukan Neka di sana.

"NEKA!!!" Ucapnya bahagia sambil memeluk boneka itu. "Oh Neka, aku pikir kau menghilang, tetapi syukurlah kau kutemukan."
Zarita kemudian keluar dari kamar, dan berlari menuju ruang makan. "Mama lagi masak apa?" ucapnya. "Mama lagi masak Sup Ayam" "Hore!!" Zarita senang.

Setelah selesai memasak, mereka makan dengan suka cita. selesai makan mereka berbicara "Zari, apa kau senang dengan boneka itu?" tanya Mama. "Tentu saja Ma! ini boneka terbaik!" Ucapnya. Mama tersenyum "Arvin, adikmu sangat menyukai boneka itu" ucapnya dalam hati sambil menahan kesedihan.

"Kalau begitu, Zarita mau keluar dulu ya Ma! mau jalan jalan bareng Neka!" "Hati hati ya Zari!" "Oke Ma!" Zarita segera pergi menuju ketempat kesukaannya.

Sesampainya, dia langsung melihat bunga di sana seraya berkata "Bunga, aku datang lagi! kau terlihat segar bugar ya!" Zarita duduk di rumput sambil memegang bonekanya. "Lihat awan itu, warnanya putih! aku kira, selama ini awan itu berwarna Biru".

"Yah, tidak ku sangka ternyata yang biru itu langit! Hahaha!!" dia tertawa. "Tapi langit itu juga bisa berubah warna, misalnya saat senja, langitnya jadi oren" dia melanjutkan ocehannya "Awan juga bisa, saat mendung". Tiba tiba ada yang berkata "Hey gadis kecil, siapa kau?"

"Aku ini sudah besar! aku sudah 10 tahun!"
"Pfft, itu masih kecil, aku saja sudah 14 tahun!" ucapnya menyombongkan diri.
"Heleh, cuman beda Empat tahun kok"
Ucap Zarita sambil memonyongkan mulutnya.

"Hmh, Ngomong ngomong siapa namamu?" tanyanya. "Namaku Zarita, kamu sendiri siapa?" "Namaku Clara, Aku kesini karena mendengar ada seseorang berbicara. Ternyata itu kau" "Ya, tentu itu adalah diriku" Ucap Zarita tersenyum nyengir.

Di rumah, Mama sedang membersihkan kamar Zarita, Lalu dia melihat ke arah samping tempat tidur dan ternyata...

Siang hari pun tiba, Zarita segera pulang.
"Mama! Zarita pulang!" Ucapnya. tidak ada jawaban. "Mama...?" Zarita mulai bingung.

Tiba tiba ada suara yang berasal dari kamarnya "Zarita! Kesini!" Ya, itu adalah suara Mama. Zarita buru buru ke kamar nya.

"Ada apa, Ma...?" Ucap Zarita pelan.
"Dimana kamu mendapat benda ini?"
Kata Mama sembari menunjuk benda itu
"Itu aku dapat dari... Kamar yang ada di atas..." Ucapnya ketakutan. Mama melihat benda itu dan berkata "Mungkin sudah saatnya kau tau"
"E...Eh?..." Zarita kebingungan.

"Kita makan siang dulu, setelah selesai baru Mama ceritakan" Katanya sambil menuju ke dapur dan membawa benda itu.
"Kisah apa yang tersembunyi dibalik Boneka ksatria itu...?" Zarita heran.

Ya, benda yang dimaksud adalah Boneka ksatria yang ditemukan Zarita di kamar atas.

Selesai makan siang, Mama menceritakan semuanya pada Zarita. "Sebenarnya, kamu mempunyai seorang kakak" "Haa?! Aku punya kakak?!" ucap Zarita kaget. "Ya, Enam tahun setelah kakakmu lahir, lahirlah kamu"

"Terus dimana Kakak sekarang?" Tanya Zarita
"Itu..." Mama berhenti sejenak. "Saat kakakmu berumur Empat tahun, dia bertemu dengan seorang penyihir dan..." lanjut Mama. "Dan...?" Zarita penasaran.

"Sekarang ini, kakakmu adalah 'Neka' " ujar Mama. "EEEEEEEEEHHHHHHH???!!!" Zarita menjadi sangat kaget.

"Jadi, selama ini kakak adalah Neka?!" Ucapnya sambil memandang Neka dengan wajah seakan tak percaya. "Ya Zari, kakakmu adalah Neka" Kata Mama menatap Neka sambil tersenyum lembut.

My brother is a Doll?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang