Jalur kiri dan sebuah Rumah

3 1 4
                                    

Suara bis berhenti*
Kini saatnya Zarita dan teman temannya turun.
"Eh? kok berhenti?" Tanya Zarita agak kaget.
"Itu artinya sudah saatnya kita turun" Kata Clara.

"Ayo turun, Zarita" Kata Widan
"Ah, Iya" Kata Zarita lalu turun dari tempat duduk.
"Baiklah, Kita sampai dikota!" Kata Clara bersemangat.

"Jangan terlalu semangat Kak, Kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya" Kata Widan.
"Ck, Kau merusak semangatku saja" Kata Clara cemberut.
"Tapi, Kak Widan ada benarnya lho! Haha" Kata Zarita sedikit tertawa.

"Dasar anak anak" Kata Clara bergumam.
...
"Kak Clara, kita selanjutnya kemana?" Tanya Zarita
"Menurut peta ini, Kita harus ambil-" Clara tiba tiba terhenti.

"Ambil jalan mana?" Kata Zarita heran.
"Kita harusnya ambil jalur kiri, Tapi kenapa hanya ada jalur lurus dan Kanan?!" Kata Clara kaget.
"Apa?!" Zarita juga ikut kaget.

"Aku rasa, Jalur kiri dikota ini hilang" Ujar Widan.
"Ho?! Misteri jalur kiri yang ilang-!" Kata Zarita.
"Jangan mengada-ngada" Kata Clara.
"Kalau tidak hilang, kemana perginya jalur kiri?" Ujar Zarita

"Ya... Mungkin jalur kirinya tersesat" Ujar Clara.
"Pffttt... Itu lebih tidak masuk! Hahaha!" Zarita tertawa.
"Huh... Ini aneh, Kakak yakin jalur kiri?" Tanya Widan.

"Aku yakin! ini petanya, coba kau lihat" Kata Clara.
Widan melihat peta.
"Ini... Jalur kiri didalam?" Kata Widan agak bingung.
"Ha? Jalur kiri didalam? Bagaimana bisa?" Kata Zarita heran.

"Ini... Ikuti aku!" Kata Widan kemudian berlari.
"Eh?! Widan tunggu-!" Ujar Clara kemudian mengejarnya.
"Wuhu-! Kita akan berlari" Kata Zarita semangat.

Widan berlari mengikuti jalur lurus, lalu kemudian sampai di jalur kiri diikuti oleh Clara dan Zarita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Widan berlari mengikuti jalur lurus, lalu kemudian sampai di jalur kiri diikuti oleh Clara dan Zarita.

"Anak ini...Pintar juga" ... Ujar Neka.

"Ini dia, Jalur kiri kita" Ujar Widan.
"Kerja bagus kak Wi!" Kata Zarita.
"Terima kasih, Zarita" Kata Widan.
"Hehe, Sama sama Kak!" Zarita malu.

"Lihat ada Lalat" Ujar Clara.
Zarita keheranan, Lalat? dimana? kenapa dengan Lalat?
"Lalatnya sudah pergi, kalian telat melihatnya" Ujar Clara.
"Kakak, Lalat itu terbang" Ujar Widan.

"Tentu saja Lalat itu terbang, Mana mungkin berenang" Ujar Clara lagi.
"Neka, Kau melihat Lalat?" Ucap Zarita bertanya pada Neka.
...
Tidak ada jawaban dari Neka.

"Eh iya, kenapa aku bicara pada Neka? dasar aku" Ujar Zarita.
"Yasudah, ayo kita Lanjutkan perjalanan" Ucap Clara.
"Ayooo-!" Ucap Zarita dan mereka melanjutkan perjalanan.

Mereka berjalan dikota besar itu, bertanya pada setiap orang, Mengejar mobil, Terjatuh di rumput, Berjalan di jalan tol, Melihat lampu lalu lintas, Merah kuning hijau, dan lainnya.

"Permisi, Apa Anda pernah melihat orang ini?" Ujar Clara kepada seorang Pria Menunjukkan sebuah poto.
"Ya, dia tinggal dirumah sebelah sana."
Ujar Pria itu.
"Benarkah? Terima kasih" Ucap Zarita.

Mereka pun pergi kerumah itu.

Mereka sampai.
Rumah itu tampak besar, namun terlihat sunyi. Seperti tidak ada Orang didalam.
Juga, rumah itu memiliki pohon besar dan halaman yang penuh rumput.

"Ini rumahnya..? Terlihat seperti tidak ada orang" Ujar Clara.
"Rumah ini mengerikan, walau bagus tapi mengerikan-!" Ucap Zarita.
"Ayo kita kerumah itu" Kata Widan.

"Kau yakin?" Ujar Clara terlihat tidak yakin.
"Ayo Kak, Kita mendekat kerumah itu" Ujar Widan.
"Eee-" Clara ragu.
"Ayuk Kak Clara, sini!" Ujar Zarita.
"Uhhh baiklah" Clara mendekat kerumah itu.

Mereka mendekat kerumah itu.
Di depan pintu rumah...
"Oke ayo ketuk pintunya" Ujar Zarita.
"Tok tok tok" Zarita mengetuk pintu.

"Permisi..."

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My brother is a Doll?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang