Mesin Carnot...
Alfian sesekali memikirkan kata itu dalam lamunannya. Entah apa yang dia pikirkan, hanya itulah satu kata yang terlintas di pikirannya. Wanita cantik, sholehah yang minim riasan di wajahnya, sanggup membuat Fisika "diduakan". Seperti khalayak umum yang sedang jatuh cinta, ia berusaha mencari tahu siapakah sang 'Mesin Carnot'.
Mata tajamnya sesekali memandangi wajah polos wanita tersebut, wanita yang sedang terlihat jarinya berdansa indah di atas kertas putih tanpa dosa. Bibirnya tersimpul kecil, sungguh kasmaran yang ia rasakan saat ini.
"Siapa sih namanya?", katanya dalam lamunan,
Rio yang baru membuka kembali matanya, melihat gelagat aneh Alfian. Diperhatikannya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya. Gelagatnya aneh, yang pertama adalah Alfian tidak mencatat, padahal dia cukup rajin dalam mencatat materi (Rio sering meminjam buku catatan Alfian). Kedua, Alfian tidak memerhatikan dosen sedikitpun, ia malah memalingkan wajahnya ke arah dan sudut yang lain. Ditelusuri lah vektor pandangan Alfian, Rio langsung mengeluarkan kertas untuk 'mencoret-coret' seakan menghitung besaran dan arah dari pandagan Alfian tersebut.
Tiba-tiba secarik kertas disodorkan ke Alfian.
Alfian yang sedikit tersentak, melihat Rio dengan wajah bingung. Rio hanya menaikkan alis dan mengarahkan matanya ke kertas yang ada di meja Alfian. Dahi Alfian berkerut, bingung apa maksud dari temannya. Dilihatnya kertas yang dibalik, sepertinya ada tulisan yang berusaha disembunyikan. Dibukanya kertas tersebut pelan-pelan...
"Assyifa?", gumamnya pelan,
Matanya langsung melihat Rio yang sedang asyik mencatat materi di papan tulis. Ia masih tak bergeming dalam kebingungannya, ingin menanyakan ke Rio tapi tak tega memecah keseriusan temannya yang sedang mencatat. Lagi, matanya memandang sendu kertas di tangannya. Kertas yang sangat terpampang sebuah kata, bukan hanya kata, melainkan sebuah nama. 'Assyifa?' jelas tertulis di tengah kertas yang sudah tak lagi rapih.
Pikirannya terpotong sejenak, kembali ia menoleh ke 'Mesin Carnot' nya. Sebuah pertanyaan muncul dalam pikiran buntunya.
"Apa namanya Assyifa?" gumamnya,
Kelas usai...
"Lo mau kemana, Al?", tanya Ferdi
"Hee, gatau"
"Lah, tumben amat, biasanya jawaban default lu. Ke perpus lah. Gitu"
"Lagi mager gue"
Bahu Ferdi ditepuk oleh Rio sembari menunjukkan arah seseorang menggunakan matanya. Ferdi nampak sedikit bingung maksud Rio.
"Apaan si, Yo?", kesal Ferdi
"Itu tuh", jawab Rio sembari jarinya menunjuk seorang wanita
"Maksudnya?", bingung Ferdi
"Elah, itu si Alfian mager ke perpus gara-gara dia"
Ferdi yang otaknya masih loading pun lalu bertanya polos ke Alfian
"Lu suka sama tu cewek?"
"Cewek siapa?", sahut Alfian pendek
"Itu tuh, kata Rio si"
"Iya, lu suka, Al sama dia?", timpal Rio
"Si Assyifa", tambah Rio menggoda
Alfian dengan cool dan datarnya hanya menjawab "Engga" dengan diiringi dirinya menggendong ransel dan keluar kelas begitu saja. Melihat temannya yang sedikit aneh, Rio dan Ferdi bergegas mengikuti sambil bergumam satu sama lain.
Semester pendek memang suatu kesempatan yang harus dimaanfaatkan apalagi tujuannya ingin mempercepat masa kelulusan, setiap mahasiswa yang mengikuti benar-benar tekun dan sungguh-sungguh. Kondisi yang tercermin hampir di setiap pertemuan dengan dosen karena penuh dengan konsentrasi penuh, bisa terekam dari kegiatan mereka hanya mencatat dan mendengarkan dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Fisika atau Ada Cinta di Fisika?
RomanceSebuah kisah tentang seorang mahasiswa yang sangat mencintai fisika dari dalam lubuk hatinya. Kecintaannya pada fisika membuatnya tak memerhatikan wanita sedikit pun. Perawakannya yang bisa dibilang keren dan wajah yang lumayan tampan tak sedikit wa...