O1

1.2K 77 1
                                    


Setelah kepulangan nya dari pengecekan medis bulanan, Lee Jihoon produser sekaligus member dari SEVENTEEN itu langsung membawa diri mendekam di dalam studio. Seharusnya setiap member melakukan pengecekan bersama, namun Jihoon selalu mengambil hari berbeda dengan berbagai alasan. Sang manager yang meng – iya kan membuat bungkam seluruh member bahkan sang leader pun tak berani bertanya lebih.

Surat medis ditangannya ditatap sendu oleh sang empu, gigitan dibibir bawahnya yang kian mengeras memperlihatkan keputus asaan teramat mendalam.

"soonyoung.. harus tau" gumamnya pelan, bersamaan dengan terbukanya pintu 'universe factory' ditolehkan wajah, melihat pelaku utama. Soonyoung disana, berdiri tanpa senyuman yang biasa menghias.

"Ji.." panggil nya pelan dari ambang pintu. Tak ada sedikit pun niat mendekati tempat Jihoon duduk.

"kenapa tidak masuk ? Mendekatlah soonie, ada yang mau aku bicarakan" Soonyoung hanya menggeleng pelan, dan menatap manik Jihoon dalam.

"maafkan aku ji, kita harus mengakhirinya" terlihat mata Jihoon gelisah, banyak pemikiran negatif menerobos akalnya. "ya soon ? gimana maksudnya?"

"ayo akhiri semuanya, aku dan kau tidak bisa menjadi kita lagi" Helaan napas kasar terdengar dari Jihoon. Dianggukkan pelan kepalanya, diberikannya senyuman termanis yang dia punya.

"Aigo, tentu soon. Ayo akhiri, lagi pula aku rasa kita sudah tidak lagi sejalan. Ah, maksudku.. kau dan aku memang seharusnya tidak bersama dari awal" diputarkan kursi kembali menghadap komputernya. Memainkan kursor seakan sibuk dengan sesuatu. "Terima kasih soon atas 4 tahunnya. Itu bukan waktu yang sebentar alright ? Aku mau kembali bekerja.. jika kau tak keberatan.."  perkataan nya langsung dipotong oleh Soonyoung dengan intonasi yang ceria.

"Terima kasih juga jihoonie. Aku akan pergi dan menemui Seokmin. Sampai jumpaa"

'Blam !'

Suara pintu tertutup menandakan Soonyoung yang sudah tak lagi di tempat itu. Raganya maupun hatinya sudah tidak ada lagi disana. Meninggalkan Jihoon dengan Isak tangis tak tertahan sembari meremas kuat kertas medis ditangannya.

"tak apa. Tak akan ku beritahu siapapun" dia mengambil handphone dan langsung mendial nomor manager.

"anyeong hyung"

"....."

"bisa bertemu sekarang ?"

"....."

"Ani, aku tak akan pulang ke dorm dahulu. Kau bisa ke studio ku hyung ?"

"....."

"Gwenchana hyung. Nan gwenchana. Bisa sekarang juga ? Ini perihal surat medis ku"

"....."

"Terima kasih hyung"

Panggilan terputus, menyisakan Jihoon yang tengah menenangkan diri. Semesta sedang bercanda. Jihoon sekarang sendiri dan akan selalu sendiri. Semua fana yang berlalu dahulu hanyalah fatamorgana belaka, karna sebenarnya Jihoon tidak pernah keluar dari ambang kesendirian.


























"hey, kenapa matamu sembab jihoon - ah ! Ada apa denganmu." Jihoon hanya memberikan senyum sembari berkata 'nan gwenchana' tanpa suara.

"Manager-nim, aku mohon... jangan beritau siapapun tentang hasil medisku. Cukup agensi, manager hyung dan orang tuaku saja" manager mengernyit tak suka akan keputusan jihoon. "Kenapa jihoon ? Setidaknya member harus tau agar bisa menjagamu" Helaan nafas panjang dikeluarkan Jihoon dari bibir mungilnya. Entahlah sudah berapa banyak dia menghela hari ini.

"Aku mohon hyung. Tujuh bulan bukan waktu yang lama, biarkan mereka tak mengetahuinya. Aku sudah membuat banyak perhitungan tentang ini. Dan ya aku akan segera mengajukan pengunduran diri ke agensi saat bulan ke 3 nanti" jihoon dengan lirih memberikan 'pernyataan'  "demi diriku dan agensi hyung. Juga seventeen" lanjutnya

Tangisan sang manager tak terbendung, akhir nya keluar setelah ditahannya dari selesai menghantar Jihoon periksa medis. "Akan kupastikan agensi mengurus keperluanmu hingga akhir. Jangan pernah menyesali yang terjadi Jihoonie, Kami mendukung semua keputusanmu. Jangan pernah berfikir untuk bersedih. Kami, member, carat, dan para Idol mengagumi dan mencintai mu" anggukan mantap diberikan Jihoon.

"Sudah hyung menangisnya. Aku tak apa, terima kasih banyak. Aku akan menyelesaikan album seventeen untuk dalam kurun waktu sebulan agar mempercepat proses pengunduran diriku. Aku mudah lelah sekarang hyung" manager menepuk pelan pundak jihoon dan berdiri menuju ambang pintu. "Aku pergi jihoonie, jangan terlalu diforsir" manager pulang meninggalkan Jihoon kembali dengan kekosongan diri.

"Selesaikan dengan cepat, lalu pergi dengan tenang" lirih jihoon sendu.













TBC

Pub ; fri, 13 aug 2021

SOLITUDE ! soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang