O3

540 66 3
                                    





menangis. Lagi lagi tangisan menemani Jihoon. Semenjak kejadian hari itu, Jihoon benar benar hanya pulang ke dorm jika mau mengambil baju atau ada keperluan penting. Sekarang album terakhir yang akan dikerjakan Jihoon telah selesai. Dia akan menghadap agensi untuk membicarakannya bersama dua leader lain yang akan ikut. Soonyoung dan Seungcheol.

Sekarang dia sudah duduk bersama petinggi dan juga produser agensi membahas tentang album. Menyelesaikan album yang rumpang dengan kondisi yang buruk selama kurun waktu sebulan adalah sebuah pujian untuk seorang 'WOOZI'.

"kau selalu hebat. Kau luar biasa. Aku tak pernah tidak bangga terhadapmu" bumzu yang berkata, membuat Jihoon tersenyum manis. "Tak tega rasanya harus melepaskan dirimu dari sini. Kau adalah produser terbaik" Jihoon memeluk bumzu, menahan isak tangis yang keluar mengingat masih ramai orang disini. Termasuk dua leader yang melihat. "Bagaimana keadaanmu ? Sudah memasuki bulan ke 5 bukan ? Jika dihitung dari tanggal pengecekan lusa jadwal pengecekanmu di bulan ke 2" hanya dapat mengangguk dan melepas pelukan.

"Ayo pulang ke dorm Lee Jihoon, kita harus berbicara" menoleh mendapatkan seungcheol disana. "Aku ke ruang CEO dahulu. Ada keperluan, duluan saja. Aku akan menyusul kalian pulang" tanpa menunggu jawaban Jihoon pergi ke ruang CEO. Mengajukan surat pengunduran diri, sesuai janjinya.

























"kau... sudah sangat yakin woozi?" Anggukan mantap diberikan oleh Jihoon

"tentu, aku akan kembali ke busan setelah ini"  helaan pelan dari CEO membuat jihoon tersenyum

"terima kasih atas dedikasimu, karya karyamu, kerja keras mu selama di sini. Kami sangat menghargai semua hasil jerih payahmu. Terima kasih banyak Lee Jihoon" sembari berjabat tangan tanda akan berpisah melepas diri 

"tentu, terima kasih juga karna telah menerima ku. Aku pamit"  beranjak setelah menyelesaikan semuanya. Kembali kepada kenyataan bagaimana dia bisa menghadapi para member nantinya.



















"duduk lah jihoonie"   Jeonghan dengan lembut menyambut kepulangan Jihoon. Pergi keruangan yang sama seperti sebelumnya namun duduk di single sofa sendirian sekarang. "Apa yang ingin kalian bicarakan. Aku tak punya waktu banyak. Dua minggu lagi kita akan konser. Banyak aransemen yang harus dikerjakan"  banyak pasang mata yang tidak suka dengan perkataan Jihoon tadi.

"yak ji ! Bukan hanya kau yang sibuk, kami juga. Kita sama sama lelah. Jangan seolah kau hanya berjuang sendiri disini"  Jeon Wonwoo ini apa tidak bisa diam dan perhatikan saja dulu ? Menimbulkan tegang urat saja ini ceritanya. "Kau pikir mengaransemen cukup dalam kurun waktu 2 atau 3 hari ? Cih, apa apaan manusia ini"  tatapan tajam dan suara yang menusuk dari jihoon membuat banyak member marah.

"Kau itu kenapa ji ? Aku tau kau telah bekerja keras. Kami semua tau kau lelah. Tapi kami juga sama sepertimu ji. Kami juga lelah latihan"   memutar bola mata malas dan menatap tajam satu persatu member dihadapannya. "Lebih baik langsung katakan apa yang mau kalian bicarakan" lagi lagi Jihoon dan aura mendominasinya. "Sudah kita disini untuk menyelesaikan hal rumpang bukan menjadikannya makin tak terbentuk" Semua member mengangguk.

"tinggal lah di dorm dulu ji. Kami mengkhawatirkan mu. Sangat sangat mengkhawatirkan mu. Kau harus istirahat, bekerja terlalu keras menyelesaikan album kau butuh waktu rehat" Hong Jisoo dan segala pengertiannya. Seharusnya bisa meyakinkan Jihoon namun tidak untuk sekarang. "Maaf hyung, tapi tak bisa. Aku harus mengerjakan nya secepat mungkin" Lirih Jihoon, dia ingin berkeluh kesah namun dia juga tak ingin menambah beban semua orang. Diam diam di liriknya mantan kekasih di sebrang sana yang tengah mengelus punggung tangan Seokmin. Dia menghela nafas kasar membuat semua member menoleh kearahnya.

"Kau kenapa ji ?" Gelengan lemah diberikan Jihoon sembari berdiri memasang kembali topi nya. "Jeonghan hyung, ayo ikut aku. Ada yang ingin aku bicarakan. Kita ke studio ku saja. Dan kalian jika sedang ada pembicaraan serius berhentilah bermesraan dan coba lah untuk fokus. Tanpa kalian sadari orang orang akan muak dengan tingkah kekanakan kalian"  Berjalan santai seolah tak terjadi apa apa. Dengan langkah tegas meninggalkan perbincangan kali ini. Lagi

"Bukannya aku tak suka. Tapi yang dikatakan Jihoonie benar soonyoung ah. Setidaknya hargai hati nya." Setelah berkata demikian, Jeonghan menyusul langkah Jihoon.


























































"Jadi hyung, aku harap kau dapat merahasiakan semua yang kuceritakan. Tanpa ada satupun orang tau" jeonghan menatap sendu ke arah jihoon yang duduk sembari memijat pelipisnya. "kenapa tak kau beritau saja soonyoung ji ?" membuka mata dan menggenggam tangan jeonghan yang dilakukan Jihoon sekarang.

"biarkan hyung, biarkan dia bahagia. Dia harus selalu bahagia"  Jeonghan tak habis pikir dengan hati Jihoon yang terbuat dari apa sebenarnya. Entahlah banyak hal yang sangat memukul Jeonghan saat ini. "Kau... terlalu memikirkan orang lain hoon. Dia terlalu brengsek untuk mendapatkanmu. Dia berbahagia diatas penderitaan mu disini ? Astaga Lee Jihoon" geram, kesal rasanya.

"Ayolah hyung, aku tak apa" Lee Jihoon dengan semua perkataannya yang berbanding terbalik "apanya yang tak apa bodoh ! semua sakit yang kau alami, bagaimana kau bilang kau baik baik saja ! Kau menyakiti dirimu sendiri hoon. Aku ikut sakit melihatnya" tangisan jeonghan pecah saat itu juga, dipeluknya raga lemah Jihoon hingga mereka tenang dengan sendiri nya disana.







TBC

publish :  sat, 14 aug 2021

SOLITUDE ! soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang