O4

556 63 5
                                    



Jadwal rehersal tour concert seventeen tiba. Dancer, kru, staff, member semua ada memperhatikan. Bedanya, kali ini bumzu ada menemani. Member bertanya tanya ada apa gerangan dia menunggu. Namun, mengesampingkan hal itu mereka sekarang sedang beristirahat di tempat duduk yang akan diisi oleh carat nantinya.

"Ji, kau.. benar benar tidak ada rasa denganku ?" Jihoon menoleh melihat soonyoung yang memandang lurus ke depan. "ada apa denganmu ? Tak biasanya bertanya ? bagaimana dengan seokmin, baik ?" Jihoon itu kalo ada lomba mengalihkan pembicaraan secara halus, dia dipastikan juara pertama nya. Terlalu sering menutupi, maka keterusan hingga sekarang pandainya.

"baik, seokmin treat me better" kekehan pelan dari Jihoon, membuat soonyoung menoleh "better than me soon ? i know that. Be happy with him, I always support you"  Beranjak dari sana dan menghampiri bumzu serta PD - nim yang memanggil mereka untuk berkumpul. Soonyoung mengikuti nya dibelakang.

"I miss you so bad. why you so happy with our relationshit now"  tidakkah kwon soonyoung ini ingat siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan ? Tidak kwon soonyoung ini ingat siapa yang memutuskan dan siapa yang menerima. Tidak kwon soonyoung ini ingat siapa yang  dikhianati dan mengkhianati ?





































"Woozi - ssi, kau tidak akan menampilkan lagu solo mu di rehersal ini ?"  Sontak Jihoon menjadi pusat perhatian. Tak ada yang tau mengenai hal ini. Member yang tidak tau, ah ada Jeonghan yang tau. "tidak, biar besok aku tampilkan untuk pertama dan terakhir kali nya. Sekaligus bersama kejutan yang akan aku berikan" Terlihat Bumzu menggenggam erat tangan Jihoon dan meminta izin untuk pergi membawa pemuda kecil bertubuh pucat itu.

"Sejak kapan dia punya lagu solo hyung ?"  Manager hanya mengidikkan bahu entah tanda tak tau atau tak mau memberi tau. "Ayolah hyung beri bocoran" hanya tersenyum dan meninggalkan para member. Tanda dia bungkam akan semua tentang Lee Jihoon.

"Akhir – akhir ini Jihoon berubah. Entah apa, semenjak tak berhubungan dengan soonyoung dia lebih sering mendekam di studio. Lalu, memberikan banyak kejutan. Mulai dari selesainya album, lalu tiba tiba lagu solo ? Kau tak mengetahui sesuatu han ?"  Jeonghan terdiam sejenak mendengar penuturan sang Leader "entahlah, dia terlalu tertutup" lalu pergi setelah mengatakan tiga kata singkat.
































"Ji, tidak bisa kau tinggal ? Aku bisa merawatmu ji, Agensi juga akan memperlakukan mu baik"   Bumzu berat melepas anak emasnya. Jihoon itu berlian, seorang yang sangat berharga dan tidak pernah egois demi grup nya. "tak bisa hyung. Maaf kan aku"  melihat ramainya kota dari jendela, dengan pikiran yang berkecamuk saat ini.

"Esok, aku akan menemanimu. Aku akan disana untuk menjaga mu selama konser" Jihoon mengangguk mengiyakan pernyataan Bumzu "ya hyung, aku membutuhkan mu" setelah itu Bumzu pergi meninggalkan Jihoon sendiri di apartemen pribadinya. Apartemen milik Jihoon. Lagi - lagi kekosongan menghampiri. Jihoon selalu merasa sendiri, semenjak soonyoung pergi Jihoon tak lagi merasakan hangat mentari. Hanya ketika bertemu Carat lah dia bisa merasa hangat kembali, walau hanya sebentar dihati.

Namun, setelah esok hari tak ada lagi hangat carat menemani. Setelah keputusan yang terlontar tak ada lagi jalan untuk melanjuti. Dia dan takdirnya sudah tak ada jalan untuk diselamati.






















Hoshi

Kau dimana ?
Di dorm tak ada
Studio pun terkunci

Ada
Tak usah menungguku
Aku bersama bumzu hyung

Cheol hyung mencarimu

Aku sudah bertemunya tadi.

Ah, baiklah
Kau sudah makan bukan ?
Atau ingin ku hantarkan makanan

Tak usah perdulikan aku
Cukup jaga hati seokmin
Berbicara seperlunya saja denganku

Tapi ji..
Ah baik lah maaf
Maaf jika aku mengganggu

Ralat.
Sangat mengganggu
Read

Sebuah kebohongan besar jika Jihoon mengatakan dia tidak rindu. Tapi apa boleh buat, sosok yang dikasihi nya sudah milik orang lain. Orang yang bahkan sudah sangat sangat ia sayangi. Bohong jika Jihoon tidak tau hubungan antara keduanya. Sakit jika dikenang, mengingat Jihoon memergoki mereka tengah bercumbu mesra di kamar Soonyoung. Banyak hal yang telah Jihoon lalui, banyak pula kala Jihoon menangkap mereka bersama sebagai seorang kekasih.

Tapi tetap saja Jihoon tak tega untuk menuding. Dia menganggap bukan Soonyoung yang kurang namun dirinya yang tak bisa menjaga. Dia merasa tak bisa menjadi seorang terkasih Soonyoung. Dia merasa tak pantas mendapatkan seorang seperti Soonyoung. Berfikir jika Adik nya itu memang sangat cocok dengan sang mantan, mengingat sifat nya yang sama dan jalan pikiran yang sefrekuensi.

Lagi lagi peluh mata Jihoon jatuh. Helaan nafasnya kembali menyatu dengan alunan merdu rapuh. Dia berusaha kuat diatas ranjau yang tak kunjung berlalu. Dia rapuh ditengah kesendirian yang selalu berlabuh.

Sehingga entah tuhan ingin menolong atau menambah kepahitan. Jihoon terkulai jatuh, dengan bau anyir darah dan aroma hujan yang menyatu. Kulit pucat yang menjadi semakin pucat bersentuhan dengan dinginnya lantai bercorak abu. Tak ada yang menemaninya disana, hanya dia sendiri bersama melodi air tuhan.

TBC 

publish ; sat, 14 aug 2021

Jangan berharap banyak dari karya aya. I'm glad you enjoyed my story. Maaf jika masih belum bagus ceritanya, dan terima kasih sudah mau baca dan memberikan timbal balik. Kalian menerka apa yang terjadi dengan Jihoon ya hahaha,, aya takut kalian kecewa karna nanti karya aya tak sesuai ekspetasi kalian.  So, thanks karna udah mau baca ya !

bdw, its not my first story. And work ini udah mendekam lama banget di draft haha. Masih ada beberapa cerita sih, dan aya pikir sayang jika tidak dipublish nanti hilangbdari draft.

SOLITUDE ! soonhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang