Episode 1

129 2 0
                                    

Pagi hari
Pagi ini adalah hari senin dimana hari aku akan memulai sekolah dan kembali bertemu denga pelajaran dan guru setelah hari sabtu dan minggu libur dan sekolah gue itu pulangnya sore banget yaitu pukul 16:30 makanya terkadang gue mending pilih bolos dari pada sekolah sama si vian dan si pak vero selalu tau kalau gue bolos dan selalu marahin gue saat gue sudah sampai rumah dan terkadang gue juga di kurung di kamar tapi gpp lah kan kamar gue ada wifinya😂.

Oke come back to story

❤❤❤

Hari ini seperti biasanya gue dianter ke sekolah sama supir pribadi papa

Karna kami takut hubungan kami terbongkar di sekolahan atau terendus oleh murit atau kepala sekolah dan semuanya jadi aku mutusin buat berangkat di anterin sama supir pribadi papa dan kalau pulang aku selalu nebeng vian atau pun di jemput pak vano

Jadi agak ribet gitu
Masalahnya pak vano itu sensi banget kalau sama sih vian jadi kalau gue di anterin vian pak vano selalu menggila karna cemburu.

❤❤❤

Saat sampai sekolahan aku di sambut dengan teman teman terbaik ku ya itu Tiara dan Dhea di depan gerbang

Aku keluar dari pintu mobil yang sudah di buka kan oleh pak tanta yaitu supir pribadi papaku

Dan menghampiri 2 budakku itu

Eh ralat

Menghampiri 2 temanku itu

"Hai nana sayang" ucap tiara sambil merangkul pundakku

"Ih gay ya lo ti" ucap dhea sambil pindah ke sisiku

"Eh sih anjing,gini gini tuh gue masih doyan batang tau"ucap tiara sambil kedua tangannya di taruh di pingan

"Gausah ngegas monyet"sambil gendeng gue untuk menuju ke ruang kelas

"Eh si anjing,malah ningalin gue lo" menunjuk tinggi kearah dhea dan mulai menyusul aku dan dhea

"Buruan monyet" ucap dhea kepada tiara

"Udah njinng gue pusing dengarnya" ucapku sambil bergantian melihat mereka yang ada di kanan kiriku

Di kelas
Saat jam istirahat

"Eh na" ucap dhea perlahan

"Apa dhe" sahutku penasaran

"Lo tau gak sih quila" ucapan dhea yang semakin membuatku penasaran

"Apaan" sahutku dengan kesal dan penasaran

"Ini loh na sia quila deketin vian dan vian bilang kalau vian cumannya mau sama lo"
Sahut tiara yang jengkel karna dhea gak ngomong ngomong juga

"Iya bener na,sih quila juga mau ngajak lo berantem" ucap dhea dengan pandangan serius

"Hah maksudnya apaan dah,gue sama vian gak punya hubungan apa apa" sahut nana dengan nada jengkel

"Ya kan vian yang suka lo na😑" sahut tiara

"Ah bodo lah gue kagak peduli sama sih quila" ucap nana masa bodo gitu dan gak peduli

"Dari pada ngurusin wanita gak jelas itu mending kita ke kantin gue udah mulai lapar nih" ucap ku dengan nada mengajak dan ceria

"Kuy lah" ucap dhea dan tiara secara bersamaan

Saat di kantin

"Mau makan apa lo ya"
Sambil nengok ke dhea

Sekil rap dhea mulai muncul
"Mau makan bakso,mie ayam,soto,mie nya jangan pakek mie ya sotonya juga jangan pakek kuah langsung baksonya akumaunya yang bulat sempurna ok"
Ucap dhea dengan skil rapnya

"Mati aja lo ya" ucap tiara sensi

"Lo aja yang mati" ledek dhea sambil menjulurkan lidahnya

"Udah udah jangan ribut sebaiknya kalain berdua aja yang musnah dari duniaku" ucapku santai

Mereka berdua menatapku dengan penuh amarah

Dan ku tinggalbkan mereka untuk memesan kan 3 porsi bakso dan 3 esteh panas
Eh ralat maksudku es teh dingin ya kalik es teh kok panas.

Setelah beberapa menit
Akhirnya bakso dan esteh nya tersedia

Dan akupun membawa es teh dan baksoknya kemeja kami tadi

"Hey para budakku makanan kalian sudah datang" ucapku dengan nada seperti mengejek

Mereka hanya mendengus kesal dan mulai memakana baksonya karena mereka orang orang rakus yang selalu kelaparan setiap satu jam sekali.

Tapi aku binggun kenapa mereka gak gemuk atau cabi

Malah sebaliknya dengan aku

Pipiku kaya bakpao
Dan pipi mereka tirus seperti panci

Eh ralat kok panci sih
Udah lah gue binggung mau ngomong apa lagi.

"Huaaaa"......

.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung.....

Jangan lupa vote dan komen ya agar autornya makin semangat updatenya makin cepet dan autornya makin semangat bikin ceritanya dan cepet juga.

Suamiku Adalah Guru MTKkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang