O2

2K 183 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Pagi itu hujan deras sekali. Changmin menunggu di halte bus dengan panik. Hujan deras akan menyebabkan macet parah dan sampai sekarang bus yang dia tunggu tak kunjung kelihatan.

Sementara itu hujan turun semakin deras, sehingga pemandangan di depannya makin kabur. Orang-orang mulai menyingkir karena halte itu tak dapat lagi melindungi mereka dari terpaan hujan, dan Changmin masih berdiri sambil mencengkram payungnya erat-erat. Menahan tiupan angin yang makin kencang.

Matanya bergantian melirik jam tangannya dan ujung jalan dengan harap-harap cemas. Ia pasti akan terlambat hari ini. Mr. Yoon, manager lapangannya yang galak itu pasti akan marah besar karena pagi ini dia dijadwalkan meeting pagi dengannya. Pria tua itu sangat tepat waktu dan dia tidak suka menunggu.

Tiba-tiba sebuah Mercedes hitam legam yang sangat mewah meluncur mulus dan berhenti tepat didepannya. Changmin mulanya tidak menyadari kalau mobil itu berhenti untuknya karena perhatiannya terlalu terfokus pada ujung jalan, tetapi ketika pintu itu mobil itu mendadak terbuka, Changmin hampir terlonjak kaget.

"Masuklah."

Mulanya Changmin ingin mendamprat siapapun pengemudi mobil itu, yang dengan seenaknya mengira Changmin adalah lelaki gampangan yang mudah dibawa.

Tetapi ketika Changmin merasa mengenali suara lelaki itu, dengan ragu ditundukkannya kepalanya untuk memastikan bahwa pengemudi itu sesuai dengan dugaannya.

Mata hitam yang tajam itu membalas tatapannya. Yah, kalau tidak bisa dibilang sedang sial, setidaknya dugaannya tidak salah.

"Ayo masuk! Kau akan basah kuyup jika berdiri terus disitu! Kita kan searah." Juyeon agak berteriak mengalahkan derasnya suara hujan dan petir yang bersahut-sahutan.

Changmin masih berdiri ragu-ragu. Perjalanan ke kantor kan jauh dan lama, Changmin merasa enggan dan tak tahu apa yang akan dibicarakan dengan Juyeon selama perjalanan.

Lagipula.. Changmin melirik dengan cemas kearah payungnya. Payungnya basah kuyup dan menetas-netes, dan interior mobil itu sepertinya sangat bagus. Jika kena air..

"Masuk Changmin! Aku tak peduli dengan payung basah itu! Kau akan membuat kita berdua terlambat, masuk atau aku sendiri yang akan menyeretmu!"

Suara geram Juyeon-lah yang menyadarkan Changmin dari keraguannya. Dengan cepat dia memasuki pintu yang terbuka dan duduk disebelah Juyeon.

Satu detik setelah pintu tertutup, Juyeon langsung menginjak gas menjalankan mobilnya seolah takut Changmin berubah pikiran.

Juyeon melirik sedikit pada Changmin yang memandang cemas pada payung yang meneteskan air di tangannya.

"Taruh saja di tempat dibelakang. Pengurus mobilku akan membersihkannya dan pasang sabuk pengamanmu."

Secara otomatis Changmin menoleh ke belakang, ia menemukan wadah plastik silinder di tengah jok belakang. Mungkin tempat koran atau semacamnya, tapi wadah itu kosong dan Changmin meletakkan payung itu di sana. Lebih baik daripada payungnya meneteskan air membasahi kursi kulit yang mewah atau karpet tebal mobil ini.

Fault , Jukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang