O4

1.9K 172 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Changmin merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Oh.. memang pegal sekali rasanya, pelan-pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan.

"Selamat pagi."

Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut hingga badan Changmin terlonjak duduk, lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah Changmin menyadari kalau dia telanjang.

Dengan gugup ditariknya selimut menutupi dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Juyeon yang duduk di sofa, tepat dihadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Changmin.

Sekali lagi Changmin benar-benar malu, Juyeon sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya. Penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Changmin.. Astaga, jam berapakah ini?

"Ini masih pagi sekali, masih gelap. Tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu."

Suara Juyeon sangat datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tidak dipedulikannya wajah Changmin yang memerah malu.

"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati kesucianmu yang baru hilang."

Tatapan Juyeon berubah tajam seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting, di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengkeret ketakutan.

"Kenapa kau yang masih suci itu bisa dengan mudahnya menjual diri padaku? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Juyeon tanpa ampun.

Changmin duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Juyeon melemparkan pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab. Apakah Juyeon sengaja? Tentu saja Juyeon sengaja! Seru Changmin dalam hati, laki-laki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? Changmin benar-benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Juyeon percaya?

Lagipula dia tidak ingin melibatkan Younghoon disini. Jangan sampai Juyeon tahu tentang Younghoon-nya, dia harus melindungi Younghoon dari laki-laki kejam seperti Juyeon. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan dengan kepada Younghoon untuk memerasnya nanti?

Dengan tegar Changmin menegakkan dagunya. "Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan anda, yang penting saya tidak akan merugikan anda."

Rahang Juyeon mengeras mendengar jawaban Changmin. Tadi dia merasa Changmin patut diberi kesempatan, mungkin saja Changmin melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa. Tetapi ternyata dia salah, bodohnya dia, semua orang dimanapun sama saja.

Fault , Jukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang