2O

1.9K 155 28
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Ketika Changmin membuka matanya, dia mendapati Younghoon duduk di sisi ranjangnya. Menatapnya dalam senyum. Changmin langsung sadar bahwa karena kepanikannya tadi, dia melupakan keberadaan Younghoon.

Ya Tuhan! Apa yang dipikirkan Younghoon ketika menyaksikan semua tadi? Pikiran itu membuatnya panik dan hendak bangkit dari ranjangnya, tapi Younghoon menahannya dengan tangannya. "Tidak apa-apa, tetap berbaring." gumamnya lembut.

Changmin menurut membaringkan tubuhnya, tetapi menatap Younghoon dengan kepanikan mendalam.

"Younghoon aku.."

"Sudah kubilang tidak apa-apa, aku sudah tahu semuanya Changmin, dan aku mengerti."

Kata-kata itu membuat wajah Changmin pucat pasi.

"Tahu apa? Mereka mengatakan apa padamu?" bisiknya lemah.

"Semuanya, tentang dirimu dan Juyeon, dan perasaanmu kepadanya."

"Aku tidak punya perasaan apa-apa kepada.."

"Sttt," Younghoon menghentikan kata-kata Changmin, "Tidak perlu membohongi dirimu sendiri lagi Changmin, aku sudah tahu semuanya, kau begitu menyayangiku sehingga mau berkorban untukku, tubuhmu kau korbankan."

Younghoon menghela nafasnya pedih, "Dan sekarang, bahkan jiwa dan kebahagiaanmu mau kau korbankan juga untukku?"

Mata Changmin mulai berkaca-kaca.

"Aku tidak merasa mengorbankan apapun Younghoon, aku mencintaimu, aku ingin menjagamu, aku.."

Dengan lembut Younghoon meraih tangan Changmin dan menggenggamnya.

"Ya, aku yakin, kau sangat mencintaiku, aku percaya itu." Dengan lembut Younghoon menoleh kearah pintu, "Dia ada di luar, menunggu waktu untuk menemuimu, aku sudah berbicara dengannya dan yakin bahwa cintanya padamu begitu besar. Bahkan mungkin lebih besar dari cintaku padamu." desah Younghoon getir.

"Jangan berkata seperti itu." Air mata mulai menetes di pipi Changmin, dan Younghoon menghapusnya dengan lembut.

"Itu kenyataannya, dia begitu mencintaimu hingga mau mengambil resiko apapun agar kau bahagia, dan dia rela dibenci olehmu agar kau bahagia," Younghoon tersenyum lembut, "Terus terang aku mengaguminya dan aku merasa tenang kalau dia yang menjagamu."

"Jangan berkata seperti itu." Changmin mulai merasa dirinya seperti kaset yang rusak, mengulang-ulang kalimat yang sama.

"Aku harus mengatakannya." gumam Younghoon sedikit geli dengan kata-kata Changmin.

Yah, dia ternyata bisa bahagia juga menyadari bahwa pada akhirnya dia akan memberikan kebahagiaan pada Changmin, kebebasan yang akan di berikan pada Changmin akan membawa lelaki yang dicintainya itu kepada kebahagiaan, dan Younghoon merasakan kebahagiaan tersendiri ketika dia pada akhirnya merelakan Changmin.

Fault , Jukyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang